"Sini kak! Masuk!"
Blam. Cekrek.
Pintu ditutup lalu dikunci oleh Theo."Tunggu ya, hadiah untukmu ada di saku kakak"
"Cepatlah! Cepat kak!"
"Ini hadiah karena kau telah me..."
"Iya, iyaa! Karena aku menang? Atau karena aku cantik? Sudahlah! Semua orang tahu aku anak sempurna! Cepat berikan! Aku sudah tak sabar."'Ck, anak sempurna?' Pikir Theo. Amarahnya mulai memuncak. Tapi dengan cepat dia menarik nafas. Mencoba bersabar.
"Tunggu, ini hadiahnya." Ucap Theo sambil merogoh sakunya.
"Yeay! Terima kasih kak!"
"Selamat! Selamat Amy..."
"Iya kak!"
"Selamat... Selamat..."Sret. Hadiah itu kini sudah berada di tangan Theo.
"Selamat ting...."
Crashhh!!
"AAGGGHHHH!"
Tunggu, itu suara teriakan.... Theo?
"Apa kak? Selamat tinggal?"
Theo sekarang terduduk di depan pintu kamar Amy. Dia lemas. Amy sekarang di depannya dengan ekspresi yang benar-benar berbeda. Tatapannya dingin, dan di tangannya memegang... pisau daging.
Dihadapan Theo sekarang juga ada sebuah tangan yang tergeletak bersimbah darah. Tangan itu sedang menggenggam sebuah pisau.
Tidak lain, itulah tangan dia sendiri.
"Membunuhku, dengan pisau dapur? JANGAN BERCANDA!"
"Hiii... Am, Amy..."
"Aku juga punya hadiah untuk kakak."
Amy lalu mencopot jarum pentul di dress yang sekarang ia kenakan. "Ini untuk kakak."Wajah Theo langsung berubah pucat.
"Apa yang akan kau lakukan?!""Kakak tidak akan merasa sakit. Aku berani bersumpah." Ucapnya lalu mendekat ke arah kakaknya.
"AGH! JANGAN KAU BERANI MENDEKAT!"
"Kakak tidak akan merasa sakit. Hihihi."
"AMY!!!"CLAK.
"KYAAAA!"
Itu teriakan... Amy?
Theo tercengang. Dihadapannya ada Amy yang mengerang kesakitan.
Ya, Amy menusukkan pentul ke matanya sendiri.
Namun, erangan sakit itu mulai berhenti. Dan berubah menjadi senyuman menyeringai. "Kuadukan... kuadukan kepada mama... Hihihihi..."
Brakk
Dengan cepat, Amy mendorong Theo yang terduduk di depan pintu.
"MINGGIR BODOH!"
Drap drap
"MAMA! KAK THEO BUKAN ANAK BAIK!"
Theo terdiam. Tubuhnya kaku. Dia gemetar. Sangat gemetar.
Tap tap
"Theo,?"
Theo menoleh. Ibunya sedang melotot ke arahnya. Ibunya masih mengenakan celemek. Di tangan kanannya ada ayam yang masih mentah.
Oh tidak. Ibunya sedang memasak.
Ibu tidak suka diganggu saat memasak.
"Kenapa kau tidak menjadi anak baik, Theo?"
...

KAMU SEDANG MEMBACA
SELAMAT...?
RandomAku tidak melakukan hal yang buruk, mama. Aku hanya ingin mengucapkan selamat pada adikku tersayang. Apakah itu buruk,?