Bab Tiga

5.5K 524 96
                                    

Rinaudo melangkah menuju perpustakaan Everon. Perpustakaan selalu saja sepi. Namun, ia sama sekali tidak keberatan oleh sepinya perpustakaan, karena ia bisa menguasai seluruh buku yang ada tanpa ada yang mengganggu.

Kakinya berhenti tepat di sebuah rak buku yang lebih tinggi dari yang ia lihat sebelumnya. Ia naik ke lantai atas dan menemukan rak yang sangat tinggi itu. Tujuannya ke perpustakaan adalah mencari sebuah buku pelajaran Sosial untuk membantunya mengerjakan tugas.

Kepalanya menengadah ke atas. Tampak buku yang sedang ia cari kini terletak di rak buku paling atas. Segera ia mengambil buku bersampul krim itu, tapi ia tidak bisa meraihnya. Ia tidak menyerah. Kakinya berjingkat dan tangannya mencoba meraih buku itu lagi.

"Sedikit lagi!" kata Rinaudo berusaha keras menyentuh buku itu.

Rinaudo kelelahan. Ia berhenti melakukan aksinya itu sambil memandang buku itu dengan tajam.

"Kenapa tidak sampai? Sial!"

Seseorang mengambil buku bersampul krim itu. Rinaudo membalikkan badan melihat seorang laki-laki berambut biru muda membaca sinopsis buku itu sebentar.

"Oh, buku pelajaran, ya? Nih," katanya seraya memberikan buku itu.

Rinaudo mengambil buku itu dari tangannya. Perlahan, rasa penasaran pada orang itu membuatnya bicara.

"Kau lagi mencari buku juga?"

Ia melihat Rinaudo dengan lesu seperti baru saja bangun dari tidur. Kakinya berjalan menyentuh buku-buku di rak.

"Aku penjaga perpustakaan."

"Apa?"

***

"Mungkin Rinaudo ada di perpustakaan."

Lulu melangkahkan kakinya menuju perpustakaan Everon. Sambil bersenandung kecil, tangannya membuka pintu perpustakaan dan segera masuk.

Matanya mencari sosok Rinaudo dengan serius. Perpustakaan Everon sangat luas. Rak-rak buku yang tersusun di dalam membuatnya menjadi seperti dinding dan membentuk layaknya koridor. Lulu sedikit kesulitan. Ia ingin saja menggunakan sihirnya, tapi ia lupa mantra apa yang akan membuat matanya tajam seperti burung Elang.

"Ukh, Rinaudo. Apa ia tidak di sini? Tidak mungkin. Aku sudah mencarinya ke mana-mana dan hanya tersisa tempat ini yang belum aku kunjungi."

Lulu tidak menyerah mencari. Ia terus berjalan melalui rak-rak buku.

"Teleporta!"

Lulu terkejut mendengar seseorang menyebutkan sebuah mantra di dekatnya. Rasanya tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Mantra tadi itu ... tunggu. Mantra teleportasi? Untuk apa? Jangan-jangan ..."

***

"Putra dari kerajaan Glevion, aku menantangmu! Bertarunglah denganku! Aku ingin melihat sihirmu!"

Matanya mendadak melebar. Kakinya tidak sengaja melangkah mundur karena terkejut. Ditambah lagi, penjaga perpustakaan itu tahu kalau dia dari keluarga kerajaan Glevion yang hampir punah. Rasanya ia belum memberitahukan namanya dan baru saja bertemu dengan penjaga perpustakaan itu.

"Siapa kau? Kenapa kau tahu tentangku?"

"Aku bisa membaca biodata seseorang."

"Hah? Bagaimana caranya?"

"Aku dapat mantranya di buku mantra ini. Di dalam buku ini, berisikan ribuan mantra yang tidak penting dihafal. Tapi, aku suka membaca buku ini, jika aku sedang bosan."

LuluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang