Lily melempar tasnya begitu saja ke atas kasur sementara saudara kembarnya Lala menatapnya dengan gemas, walaupun mereka kembar, sifat mereka bertolak belakang sama sekali, Lala merupakan murid teladan kesayangan guru, sangat teratur dan sangat benci dengan suasana ramai sementara adiknya yang lahir cuma selisih 15 menit itu tidak teratur dan senang main keluar. tas yang diletakkan sembarangan bikin Lala sebal.
"apa susahnya siih itu ada gantungan." Lala menunjuk gantungan yang berada di belakang pintu kamar kostnya.
"ntar deeh masih basah nih." Lily menunjuk kaosnya yang basah terkena hujan, dia membuka lemari baju Lala dan mulai mengacak-acak isinya.
Lala melotot, Lily seperti tak ambil pusing dengan perilaku kakaknya itu, menarik sebuah t-shirt dari tengah tumpukan baju dan bergerak ke kamar mandi sambil bersiul. Lala sekarang hanya bisa menghela nafas melihat kekacauan yang dibuat adiknya.
dengan kesal, Lala menarik kasar tas adiknya itu dan menggantungnya di gantungan, tak lama lily keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk Lala, "gue nginep ya, males banget nih pulang ke rumah ujan gini, mana jauh lagi." ujar Lily, separo wajahnya tertutup rambut.
sejak mereka lulus 2 Tahun lalu, Lily dan Lala memang berpisah tinggal, Lala melanjutkan berkuliah di jurusan Tehnik Sipil di salah satu Universitas di Depok, sementara Lily pergi ke kuliah perhotelan di jakarta.
"terserah." balas Lala singkat.
"aku pake komputernya ya." kata Lily sementara tangannya sudah menekan tombol power komputer Lala tanpa menunggu persetujuan dari Lala.
rasanya Lala mau getok kepala Lily hingga Lily tak sadarkan diri, mungkin ninggalin badan Lily di kali di sekitar kota Depok. tapi tidak, yang Lala lakukan akhirnya cuma menghela nafas, mencari buku bacaanya di rak buku kecil di dekat kasurnya dan membacanya sambil berbaring di kasur.
"La, kok ngga ada games sih di komputermu, bete banget." Lily tampak mengklik folder di komputer Lala satu per satu.
Lala memutar mata, "di web game aja carinya, aku males instal-instal games."
sambil mendenguskan suara yang terdengar seperti "ga asik." Lily mengetik alamat web game, dan suasana kembali tenang setelah Lily asyik dengan gamenya. sampai malam tiba. Lala pergi ke kamar mandinya dan menemukan kalau dudukan toiletnya telah menjadi tempat penyimpanan sementara pakaian basah Lily.
"LILY! BAJU KAMU DONG ADUH! JEMUR INI!" Lala meledak marah.
tak sampai 2 menit Lily mengambil bajunya, "santai dong kak ya ampun cepet keriput ntar, lagian matahari juga ga ada."
Lala menjawab dengan kata-kata yang terputus, hal yang biasa dilakukannya jika sedang sangat marah, "Jemur...dibelakang...ga peduli...deket pohon."
Lily membawa pakaian basahnya ke belakang tempat kost Lala, sebuah pohon beringin besar memang ada di kebun belakang kostan tersebut, disebelahnya tampak tergantung jemuran dari para penghuni kost, bau tanah yang basah terkena hujan menyegarkan udara malam itu, Lily mencari tempat kosong diantara jejeran jemuran penghuni kost. sebuah baju tampak terlihat tak wajar di deretan itu, yang Lily maksud tak wajar adalah sebuah daster panjang berwarna putih yang tergantung di barisan paling belakang jemuran, diantara celana jeans dan T-shirt, daster tersebut terlihat mencolok.
namun toh, Lily tak ambil pusing, dia melangkah mendekati jemuran dan mulai menggantung bajunya, tanpa disadari dirinya mulai memperhatikan lagi daster aneh tersebut. Lily berhenti sepenuhnya, matanya terbelalak ketika menyadari satu hal. Sebuah kaki menyembul keluar dari daster yang digantung seakan ada orang yang sedang memakai daster itu ikut tergantung di tiang jemuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Midnight Ghost Stories Vol.4
HorrorAnthologi dari 7 Cerita Horror berdasarkan cerita nyata, baik yang gue denger sendiri maupun yang berasal dari riset tentang hantu.