"Katanya kantor gua dulunya banyak orang mati pas kerusuhan mei." ujar Aldo, menyeruput mie ayamnya sebentar sebelum melanjutkan berkata pada si pewawancara, " gue punya lah, satu atau dua pengalaman yang, bisa lu bilang mistis itu."
Aldo adalah karyawan di PT NW, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor pakan ternak, kantor yang dimaksud Aldo adalah bangunan 3 lantai yang terletak di kawasan pergudangan di kota T.
"cerita pertama." lanjut Aldo, "gue itu jagonya lembur, pokoknya kalo bisa gue lakukan hari ini ya gue lakukan hari ini, paham kan, ga buang-buang waktu, karyawan teladan ceritanya." Aldo menyombong.
"pas gue lembur itu sekitar jam 6 gue agak kebelet, jadi gue jalan sebentar ke toilet, pas gue lewat di depan kantor bos gue, gue denger ada suara cewek. bukan cuma suara cewek malah, cewek nyanyi, gokil kan? itu cewek nyenandungin semacam lagu yang gue ga kenal. Gue coba buka itu pintu, tepi ternyata udah dikunci sama OB, akhirnya gue ke bawah nyariin Marno, OB kantor gue saat itu." Aldo terdiam sesaat, "pas gue minta bukain kantor ruang bos, si marno malah nanya balik ke gue." Aldo tertawa, kemudian menjelaskan, "si Marno nanya aneh, dia nanya gini, Suara laki apa suara cewek pak?"
bunyi denting gelas dan mangkuk yang kencang membuat Aldo berhenti berbicara dan memandang sebal ke arah si pembuat bunyi, "ya gue heran dong." kata Aldo, "gue belom juga jelasin kalo gue denger suara di kantor bos gue dan si Marno bisa nanya suara laki apa cewek."
Aldo mendekatkan dirinya, ke si pewawancara, "jadi rupanya udah jadi rahasia para OB, kalau denger suara laki di kantor bos yang itu, berarti si bos belum pulang, tapi kalau yang kedengeran suara cewek mendingan jangan dibuka." wajah Aldo terlihat bergairah, "soalnya kalau dibuka ga akan ada apa-apa, ruangan bos gue cuma bakalan kosong, satu barang bakalan jatoh ke lantai, dan cuma barang itu doang, jadi bos gue selalu minta ada bunga gladiola di vas keramik punya dia, Vas nya masih ada di meja, tapi bunganya ada di lantai."
"ah lu aja yang ga punya empati, serem lah itu." kata Aldo lagi, "yang kedua sih beneran pengalaman gue, jadi pas gue masih karyawan baru, gue sering ngeliat ini bapak kalo gue pulang, biasanya berdiri di pojokan situ tuh." Aldo menunjuk sebuah bagian bangunan yang tampak menjorok ke dalam, terlindungi bayangan gedung tinggi di sekitarnya, "kata temen-temen kantor sih itu bapak ga punya kerjaan, dia digaji sama karyawan sekitar sini buat bersih-bersih, katanya udah ngga punya siapa-siapa, tinggal sendiri pula, jadi pada kasihan terus patungan ngegaji ini bapak per bulan." Aldo mengangkat jarinya ke si penjual mi ayam berusaha mendapatkan perhatian si penjual mi ayam, kemudian menunjuk gelasnya dan berkata, "satu lagi pak."
"jadi kan kantor gue disitu tuh." Aldo menunjuk sebuah jendela, "kalo pulang emang gue biasanya pake Lift, tapi entah kenapa hari itu gue pengen pake tangga, emang enak sih tangga darurat di kantor, keluarnya disitu deket parkiran." Sebuah pintu kecil memang tampak berada persis di sebelah tempat parkir, "pas gue turun, dari atas gue udah liat ada orang duduk ngebungkuk di ujung tangga di lantai satu. Gue belum sadar itu siapa sampe gue udah nyampe di tangga lantai dua." Aldo terdiam, "ya lu udah nebak lah ya, iya, si bapak itu, aneh banget, nafasnya kayak tersengal-sengal gitu sampe bunyi, kayak kena asma. Gue khawatir lah, tapi pas gue deketin si bapak malah buka pintu keluar yang itu terus pergi."
Beberapa orang bangkit dari kursi, Aldo memandang jam. "anehnya pas gue keluar si bapak udah ga ada." jari telunjuk Aldo naik ke udara mengisyaratkan, sebentar, ada lagi. "besoknya, gue denger dari temen kantor gue yang lain, pas jam segitu si bapak itu sekarat di RS, komplikasi apa lah. jelas ngga mungkin lah ya yang gue liat itu orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Midnight Ghost Stories Vol.4
TerrorAnthologi dari 7 Cerita Horror berdasarkan cerita nyata, baik yang gue denger sendiri maupun yang berasal dari riset tentang hantu.