Author POV
"Nay lo gapapa?" Tanya seorang gadis berambut lurus panjang dengan raut wajah cemas.
Gadis yang sedang terbaring dengan wajah pucat itu menjawab dengan anggukan lemah.
"Nay... Nay... Nayaa... ya ampun gue khawatir banget sama lo.. lo gapapa kan? Gaada yang cedera kan? Gaada yang sakit kan? Lo kok bisa sampe kaya gini sih?" Ucap seorang gadis berkacamata dengan satu tarikan nafas.
Fya Ananta. Gadis yang suka bikin heboh tapi gasuka sama keonaran orang lain. Aneh? Tapi itulah dia, gadis berkacamata yang manis tapi berisik.
"Lo berisik banget si pendek! Kasian kan Nayanya jadi tambah pusing gara gara lo!" Seorang lelaki dengan bulu mata lentik berkata dengan sebal karena cerocosan nyaring Fya.
Deon Equart Vrans. Lelaki dengan perwakan tinggi jangkung, berkulit putih bersih dan badan tegap, sangat pas dengan tinggi badannya. Dilihat sekilas dia terlihat kalem, tapi jika sudah marah dia jadi serem.
"Hehe maaf ya Nay" ucap gadis itu sambil nyengir lebar " tapi lo gapapa kan Nay? Gaada yang luka kan?"
Yang ditanya hanya tersenyum. Senyuman yang sulit diartikan dan terlihat lemah. Naya bangkit dari posisinya dan duduk ditepi ranjang biru itu.
"Kalian tau dari mana gue disini?"
"Emm.. Abisnya lo ga ditemuin dimana mana, sementara tas lo masih ada dikelas dan lo ga mungkin udah balik. Jadinya kita kesini deh. Dan ternyata bener kan lo disini" ucap Neilla menyela yang lain.
"Oh.." Naya hanya ber-oh-ria menanggapi pernjelasan panjang Neilla.
"Nay lo masih lemah buat pulang sendiri, biar lo bareng gue aja" Neilla menawarkan diri untuk mengantar Naya pulang, namun Naya menolak dengan halus.
"Gausah Nei, gue gamau ngerepotin lo sama Rafa"
"Ga ko Nay, gue gabakal ngerasa direpotin, itung itung gue bales budi ke lo" kata Rafa keceplosan. Ups.
Semua langsung natap ke arah Rafa dan Naya bergantian dengan ekspresi bertanya dan minta penjelasan 'ada-apa-diantara-kalian-berdua?'
'Kenapa sia harus bahas ini sekarang si?' Batin Naya.
"Engga Raf, gue ga ngarepin apapun dari lo. Gue ngelakuin itu tulus kok"
"Biar Naya bareng gue aja, kebetulan gue bawa mobil hari ini" kata Deon mengambil keputusan yang bisa dibilang membantu Naya untuk menghindari Neilla saat ini.
Bukan karena Naya ingin jauh jauh dari Neilla, jujur dia sangat merindukan adik kembarnya ini. Dia ingin memeluknya. Dia ingin menghabiskan waktu bersamanya. Dia ingin dan sangat ingin berada didekat Neilla, adik kembarnya yang sangat ia sayangi. Namun dia tau kalau keinginannya itu untuk saat ini bukanlah waktu yang tepat. Apalagi dengan keadaan Neilla yang tidak ingat dengannya saat ini.
Naya akan menunggu. Menunggu waktu yang tepat untuk melakukan semua keinginannya itu.
"Hmm.. gitu ya? Yaudah deh. Gue sama Rafa duluan ya?" ucap Neilla.
"Iya, hati hati ya Nei, Raf"
"Bye"
"Bye"
"Kita juga pulang yuk"
"Yuk"
"Gue ga ngajak lo. Gue ngajak Naya"
"Biarin sih, gue juga kan mau balik"
"Yaudah sana balik"
"Ih kok lo tai banget si Tall!"
"Udah udah. Kalian tuh ribut mulu ya. Ayo pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love (Who Are You?)
Teen FictionCinta itu tidak harus memiliki kan? Ya. Aku lebih merelakan 'dia' untuk adikku sekaligus kembaranku Neilla El Virgo. - Naya Putri Jayco - Lebih baik melepas untuk tetap mempertahankan daripada mendapatkan tetapi menghancurkan semua. - Neilla El Virg...