Sebuah Pengakuan: Kenyataannya Aku Mungkin Benar-Benar Menyukainya

31 4 1
                                    

Namanya Key.

Nama yang cukup aneh, bahkan untuk ukuran nama orang Jepang.

Key. Kunci?

Walau begitu dia adalah orang pertama yang menerimaku di keluarga ini dan membuatku berpikir, jadi... seperti ini ya rasanya memiliki sebuah keluarga?

Ah, perkenalkan. Namaku Kein. Aku berasal dari sebuah panti asuhan kumuh di pinggiran Oklahoma sebelum orang yang mengaku-aku sebagai ayahku itu tiba-tiba muncul dan memindahkanku ke sebuah panti asuhan kecil di Kyoto. Ia berjanji suatu saat nanti akan datang dan menjemputku. Membawaku pulang ke sebuah tempat yang bernama rumah.

Saat itu usiaku tiga tahun.

Tampat baruku memang kecil, tapi tidak sekumuh tempat lamaku.

Itu adalah sebuah rumah tradisional Jepang yang terletak di pedesaan dan memiliki onsen yang nyaman. Pintunya adalah pintu geser dari kayu dan kain tipis, sedangkan lantainya terbuat dari kayu yang akan berdecit apabila kau menginjak bagian yang salah.

Tahun pertamaku ku habiskan untuk menghafal setiap sudut ruangan tempat ini dan membuat basecamp di gudang yang tak akan dikunjungi oleh siapapun.

Fakta bahwa aku tak diterima di sini bukan sesuatu yang mengherankan bagiku.

Berbeda...

Siapa orang yang mengatakan perbedaan itu indah?

Berbeda itu artinya kau harus dijauhi. Walau menjadi berbeda bukanlah sesuatu yang kuinginkan.

Setidaknya mereka tidak menindasku.

Tahun-tahun dipanti kulalui dengan harapan seeorang yang mengaku-aku dirinya "ayah" itu segera datang dan menjemputku.

Satu tahun...

Dua tahun...

Apakah dia berbohong?

Apakah dia hanya orang asing yang memindahkanku dari tempat asing ke tempat asing lainnya?

Untuk membuktikan aku tak diterima di manapun?

Pada tahun ketiga, aku sudah berhenti berharap.

Saat itulah Mayumi-san memanggilku.

"Kein..." panggilnya.

Nama aneh itu adalah pemberian dari "ayah"ku. Entah kenapa saat Mayumi-san mengatakannya aku teringat kepada orang itu. Kepada janjinya, yang akan membawaku.

Mayumi-san adalah kepala panti ini. Ia masih muda. Umurnya mungkin kisaran tiga puluh tahun. Mengenai alasan kenapa ia memilih mengurus panti ini, aku tidak tahu. Tidak ingin mencari tahu.

Mayumi-san tersenyum. Tatapannya seolah mengatakan ia mengerti kegelisahanku. Dengan lembut ia menyentuh kepalaku dan mulai mengelus-elusnya dengan perlahan.

"Kein, apa kau mau bersekolah?"

Sekolah? Apa aku tidak salah dengar?

"Sekolah, Mayumi-san?" tanyaku memastikan.

"Iya."

Walau tak mempunyai teman di panti, aku sering mendengar mereka yang lebih besar dariku menginginkan apa yang dikatakan Mayumi-san sebagai bersekolah. Kata mereka, bersekolah merupakan sesuatu yang menyenangkan di mana kau bisa bertemu banyak orang, mendapatkan pensil dan buku, dan juga bertemu dengan ibu guru yang cantik.

'Bertemu banyak orang'. Apakah aku menginginkankannya?

"Bagaimana, Kein-kun?"

Tapi bukankah ini sesuatu yang langka? Mereka ingin bersekolah, tapi hanya aku yang diberi kesempatan seperti ini. Jika aku mengatakan 'iya', mereka akan semakin menjauhiku. Apakah aku menginginkannya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pronounce: Onii-chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang