MISSION 2

496 42 8
                                    

"Hahahaha" terdengar suara tertawa yang begitu nyaring dari mulut seorang wanita bekulit amat putih bagaikan ubin mesjid dan bertubuh mungil. Kedua tangan sedari tadi memegang perut menahan tawa akibat cerita perempuan di depannya.

"aduh dek perut gw sakit denger cerita loe. Ngak kebayang tuh muka merahnya gimana" ucapnya lagi sambil menatap wajah adiknya yang sedari tadi cemberut melihat kakaknya menertawakan dirinya.

"Terus aja ketawanya kak sampai pagi" ucap perempuan yang menjadi objek tertawa sang kakak. Mendengar ucapan itu sang kakak makin tertawa sejadi jadinya.

"udah deh kak loe mau ngapain ke sini" tanya sang adik berusaha mengalihkan tawa yang sedari tadi keluar dari mulut kakaknya itu.

"ini gw mau nganter keperluan loe buat besok" jawab sang kakak sambil menyerahkan paper bag yang cukup besar. Sang adik menerima dan melihat isi paper bag tersebut. Seulas senyum tercipta di mulut sang adik.

"Makasih kak Imel" ucap sang adik pada kakak yang bernama melody namun lebih sering dipanggil Imel itu. Senyum terkembang mengukir bibirnya melihat sang kakak mau repot repot membantu semua keperluan sekolahnya yang bisa di bilang sulit dan agak mahal.

"apa sih yang ngak sih buat loe nan.."
"Ve kak Ve"
Sang adik yang ternyata Ve memotong kata-kata Melody yang akan memanggil nama panggilan Ve selama ini. Melody yang mendengarnya hanya mampu tersenyum maklum.

"ya udah kakak pulang dulu ya udah malam nih" ucap Melody sambil berdiri hendak berjalan ke luar. Namun belum sempat kakinya melangkah sepasang tangan memeluknya dari belakang.

"terimakasih kak" ucap Ve sambil memeluk tubuh mungil kakaknya. Sedangkan Melody hanya mampu tersenyum sambil mengelus tangan sang adik yang memeluknya.

"kakak mau pulang nih masak di peluk terus" ucap Melody sambil berusaha melepaskan pelukan Ve di tubuhnya.

"Kamu hati-hati ya. Kalo ada apa apa jangan lupa kasih tau kakak" ucap Imel sebelum pergi dari apartemen Ve. Ve hanya mengangguk mendengarkan ucapan kakaknya dan masuk kembali ke dalam apartemennya.

VE POV
Suasana masih sepi saat aku sampai di gerbang pintu sekolahnya. Pagi ku terasa hancur saat sebuah pesan masuk ke handphone ku pagi ini. Pesan yang menyebabkan aku sepagi ini harus ada di sekolah.

Dengan tergesa gesa aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju ruang musik yang menjadi tempat pertemuan ku dengan si pengiriman pesan. Sambil berjalan ku perhatikan sekeliling koridor yang kulewati berharap tidak ada murid atau guru yang datang sepagi ini. Tinggal satu belokan lagi aku akan sampai di depan ruang musik. Ku putar gagang pintu yang ada di depan ku. Dengan perlahan ku buka dan ku langkahkan kaki ku ke dalam ruangan itu.

"Hai Jessica Veranda" sapa seseorang yang duduk di sofa tepat di depan ku. Matanya menatap ku sangat intens. Tak lupa senyuman mengoda dia sematkan di bibirnya.

"Ada apa" tanya ku dengan acuhnya. Dia hanya tersenyum mendengar ucapan ku yang mengisyaratkan ketidak tertarikan ku pada pertemuan pagi ini. Dengan perlahan dia beranjak dari sofa dan berjalan menghampiri ku yang masih berdiri tepat di depannya.

"Beginikah sikap mu pada ku Jessica Veranda" ucapnya sambil tersenyum remeh. Jemari lentiknya menelusuri pipiku dan sedikit mengusapnya. Aku mencoba mengelak namun tangannya terus menelusuri wajah ku tanpa henti.

"Hentikan Naomi. Kalo tidak ada yang penting lebih baik aku keluar" ku tepis tangannya yang ada di wajah ku. Dengan segera ku balikan badan hendak melangkah keluar. Belum sempat kaki ku melangkah tangan Naomi menahan lenganku.

"Kamu pergi maka semuanya selesai" Ancam naomi sukses menghentikan langkahku. Segera di balikannya badan ku hingga aku kembali menatapnya.

"Good ikuti aku maka semua nya aman" ucap Naomi sambil tersenyum dan menatap ku remeh. Dengan perlahan Naomi menarik tangan ku berjalan menuju sofa yang tadi sempat diduduki Naomi. Aku hanya diam saat dengan sengaja Naomi duduk di pangkuan ku dan memeluk leher ku erat.

 LOVE IN MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang