MISSION 4

368 27 7
                                    

VERANDA POV

Aku menatap dengan sedikit kegugupan pada seseorang yang sekarang melangkah menuju ke arah tempat aku dan Kinal. Tatapan orang itu sangat tajam membuat aku semakin gugup. Detak jantungku pun memacu dengan amat cepat. Pikiran ku kacau membayangkan orang itu melihat aku dan Kinal yang saling menatap satu sama lain.

"Bagaimana ini" batin ku membayangkan orang itu akan salah sangka dan penyamaranku terbuka untuk kedua kalinya. Sekarang aku hanya bisa pasrah pada keadaan yang akan terjadi.

"Kinal, Ve" lagi orang itu memanggil kami berdua

"Iii...ii..ya buk Natalia" ucap Kinal dengan suara gugup yang sangat terlihat jelas. Sedangkan aku memilih untuk diam mengatasi kegugupan serta kegelisahan ku.

"Kalian...." aku menahan nafas saat buk Natalia menatap kami bergantian.

"Sepertinya..." lagi aku merasa semakin gugup mendengar ucapan buk Natalia yang sepenggal sepenggal. Rasanya waktu seperti berjalan lambat seiring dengan kegilasahanku menunggu sambungan dari perkataan buk Natalia.

"Memang cocok" ucapan buk Natalia membuat aku dan Kinal kaget. Jangan-jangan nih ibu curiga sama aku dan Kinal yang tadi saling tatap menatap. Pikiran ku makin kacau apa lagi jantungku makin berpacu semakin kencang.

"Maksud ibu" tanya ku di tengah rasa keterkejutan ku.

"Iya kalian cocok untuk drama romeo dan juliet yang akan dipentaskan pada saat perayaan ulang tahun sekolah minggu depan" ucap buk Natalia sambil melihat kami berdua.

"APA!!!!!" Kinal dengan suara toanya terkaget mendengar ucapan buk Natalia. Sedang ku antara lega dan kaget sama dengan Kinal. Namun aku lebih memilih diam dari pada kicauanku membuat keadaan  semakin kacau dan ujung ujungnya membahayakan penyamaran ku.

"Buk kenapa bukan Faris yang jadi Romeo seperti biasa" kali ini bukan keterkejutan yang ku dengar namun lebih kepada penolakan, entahlah aku tidak terlalu menanggapi yang penting saat ini buk Natalia tidak curiga melihat kami saling tatap tadi.

"Kamu lupa Kinal Faris lusa mesti ke Jepang ikut pertukaran pelajar, udah ini keputusan saya dan saya tidak mau dibantah" ucap buk Natalia membuat ku dan Kinal hanya dapat mengangguk pasrah.

"Oh ya besok Sabtu dan Minggu Kita mulai persiapan ibu tunggu jam 11 di sini dan satu lagi sebelum kesini kalian berdua ambil pesanan di toko pernak pernik langganan kita" ucap buk Natalia sambil menyerahkan naskah drama untuk aku dan Kinal pelajari.

"Ya udah ibu pergi dulu kalian jangan lama lama ya saling tatap nanti malah kebablasan" ucap buk Natalia dengan santainya.

Aku dan Kinal sama sama terdiam gugup mendengar penuturan buk Natalia.

"Berarti Buk Natalia liat dong, gawat jangan sampai dia mikir yang ngak ngak antara aku dan Kinal" ucap ku dalam hati.

"Hey mau sampai kapan di situ" lamunan ku buyar saat mendengar suara Kinal yang rupanya sudah ada di depan pintu keluar.

Segera ku bereskan barang bawaanku dan berjalan menghampiri Kinal.

Selama perjalanan aku yang memang pendiam semakin menjadi pediam tak tau harus berbicara apa dengan sosok yang berjalan di samping ku ini. Kejadian di rumah Kinal dan ruang drama masih memenuhi pikiran ku. Kulirik Kinal yang melangkah di sampingku. Kinal yang biasanya bawel sepertinya juga enggan memulai percakapan sama seperti ku. Entah mengapa suasana menjadi canggung tidak seperti kemarin kemarin.

"Hmmm Ve loe pulang naik apa, mau gw antar?" Ku toleh kan muka ku arah samping menatap Kinal. Dengan suasana cagung seperti ini apa mungkin aku pulang dengan dia. Sedikit rasa ragu menerima ajakannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 LOVE IN MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang