Aku merasa, aku merasa kau seperti ini
Aku mencoba mengenang caramu berbicara, juga senyummu
Aku mencoba memegangmu
Di tempat kita bersama-sama
Saat itu, aku mulai mengerti dirimu
Waktu terus bergulir, menandakan urutan takdir yang terus terhubung. Beberapa hari ini, Seijuuro semakin menaruh perhatian pada gadis itu. Gadis yang selalu sendirian. Setiap latihan, ia menyempatkan matanya melirik ke arah gadis cantik itu.
"Tempomu di bagian ini sedikit lambat Seijuuro-kun. Jangan ragu-ragu di bagian itu. Cobalah percepat temponya. Mi Fa Do Do Mi. Kurang lebih seperti itu. Dan-"
"Kringgg~"
"...eum, maaf Seijuuro-kun, kau lanjutkan latihan sebentar."
"Ha'i, Sensei."
Akhir-akhir ini pula, Takagi sering mendapat panggilan. Raut pria itu sedikit berubah ketika mendapat panggilan. Dari situ saja, Seijuuro sudah tahu kalau itu adalah panggilan darurat. Takagi keluar dan mengangkat panggilan itu. Sedangkan Seijuuro berlatih sendirian. Ia mencoba memperbaiki kesalahannya di bagian tertentu.
"Ting.."
"Gieogi meomuldagan geu jarie.. Son kkeuthe namainneun ongiedo.. Niga itda, itda.. Neoui hyanggi.. Neoui eolgul ..."
Suara nyanyian anak pelatih itu kembali terdengar. Seijuuro kembali terhipnotis. Yah, setidaknya lelaki itu menghentikan gerakan jarinya dan menengok ke arah ruangan itu. Di mana gadis itu duduk menghadap piano, tanpa memainkannya. Ia hanya menyanyi. Saking merdunya, sampai Seijuuro tidak bisa mengabaikannya. Bahkan meskipun lelaki berkulit susu itu tidak mengerti apa yang dinyanyikan gadis itu. Bahasanya Korea, kan?
"... Jebal nal bwa, nal bwa bwa, nal bwa bwa.. Na ireohke neol neukkyeo, neol neukkyeo, neol neukkyeo.. Aesseo jabeun malthu.. Aesseo jabeun miso.. Aesseo jabeun neonde ..."
Seijuuro terus menikmati lagu itu. Menyimak gadis itu seperti sebuah keharusan baginya. Sebenarnya beberapa hari ini dia mendengarkan gadis itu terus. Lagu yang gadis itu nyanyikan tak berganti. Namun Seijuuro menyukainya. Ia cukup hapal nada-nada dalam lagu itu. Setidaknya gadis itu menyanyi dengan sangat baik dan tidak fals, sehingga ia bisa menghapal nadanya. Lagipula, suara gadis itu terngiang di kepalanya tiap waktu.
"... uri hamkke itdeon geu gonggane.. Naega neol dalmagadeon geu sungane.. Bitsogeul geunyang georeodo neomu johatdeon.. Niga eobda, niga eobda..Eoteohke na honjaseo neol jiugo sara?.."
Seijuuro tersenyum. "Suara gadis itu memang indah. Kenapa kau tidak menjadi penyanyi saja, Hanara-san?" gumam Seijuuro pada dirinya sendiri. Bukankah secara tak langsung, pria itu sudah menjadi fans dari Kurobane Hanara? Kkk~
Saat jam latihan usai, Takagi segera meninggalkan ruangan itu tanpa mengantar Seijuuro. Katanya ada urusan penting. Seijuuro sendiri meninggalkan ruangan itu bersama Mibuchi Reo, butlernya, setelah mengemas tasnya. Saat keluar, ia melewati ruangan itu lagi. Ruangan gadis itu. Ia melihat si gadis terjatuh dan menjatuhkan sebuah toples permen. Gadis itu merangkak, meraba lantai, mencoba meraih toples kaca itu. Seijuuro mengangkat sebelah alisnya. Padahal dengan jelas, toples itu ada di sebelah tangan kiri si gadis. Apa ia tak melihatnya? Itu.. mustahil, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE [Akashi Seijuuro x Blind!OC || Bahasa Indonesia]
Fanfiction"Aku merasa begitu senang hanya dengan bicara bersamamu. Tapi kau tak di sini. Bagaimana aku bisa hidup seperti menghapusmu?" Pada akhirnya, aku memang buta. -oOo- Disclaimer : Anime, manga, tokoh, dan plot cerita KnB semua milik pencipta dan penerb...