Chapter 4 - She

44.8K 1.1K 20
                                    

Ghea keluar dari bilik toilet, ia mendesah lega.

"Hah untung saja aku cepat kemari jika tidak, ugh.." Ghea mulai memegang perutnya dan menggembungkan mulutnya, detik berikutnya ia terkekeh dan berjalan menuju wastafel, menatap dirinya dicermin. Ia mengusap bibirnya.

"Ckck, bibirku sangat pucat " ujarnya, ia membuka tasnya dan meraih sebuah lipstik dari dalam. Ghea mengoleskan bibirnya dengan lipstik berwarna merah pekat, namun ia mencoba memakainya setipis mungkin agar tidak terlalu mencolok, setelah siap ia keluar dari toilet.

***

Ghea berjalan menuju sofa kosong disisi ujung lantai dansa, ia memanggil pelayan yang sedang melayani orang lain disisi lain, pelayan itu menghampiri tempat Ghea duduk.

"Bawakan aku segelas tequila non-alkohol" ucap Ghea, pelayan itu mengangguk kemudian pergi menjauh.

Ghea menatap kerumunan orang yang tengah menari di lantai dansa, sejenak ia merasa ingin berada ditengah mereka dan ikut menari disana. Tidak lama kemudian pelayan tadi kembali menghampiri Ghea dengan segelas minuman yang tadi dipesannya. Pelayan itu menaruh minuman itu dimeja bundar dihadapan Ghea, Ghea meraih tasnya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian berterima kasih dan memberikannya kepada pelayan itu.

Ghea menggenggam gelas tequilanya lalu meminumnya. Detik berikutnya ia merasakan sofa yang ia duduki sedikit berguncang, ia menoleh kesamping dan mendapati seorang pria yang duduk disebelahnya sekarang. Ghea terkejut dan sontak berdiri, pria itu menatapnya.

"Wow..wow tenang nona aku tidak akan menyakitimu" ucap pria itu meraih tangan Ghea, menariknya pelan. Ghea kembali menempatkan bokongnya kembali tepat disebelah pria itu.

"Aku tadi sedang duduk disana.." pria itu menunjuk kearah sofa diseberang sofa Ghea. "dan melihatmu sendirian disini, jadi aku menghampirimu" lanjut pria itu

"Kupikir kau butuh teman nona" pria itu tersenyum menatap Ghea. Ghea membalas senyuman itu, miris.

"Terima kasih atas perhatianmu tuan, tapi aku lebih suka sendiri" jelas Ghea

"Perkenalkan namaku David" ia mengulurkan tangannya pada Ghea yang menatapnya ragu. "dan namamu nona?" lanjutnya. Ghea membalas uluran tangannya dengan perlahan.

"Ghea" sahutnya lalu menarik tangannya kembali.

Ghea meraih gelas tadi lalu meminumnya seteguk dan menaruhnya kembali, David masih memperhatikan gerak-geriknya.

"Yang benar saja, tequila? kurasa minuman itu kurang cocok denganmu manis" ungkap David, Ghea menoleh dan mengerutkan dahinya.

David merogoh saku celananya dan mengeluarkan botol kecil berisikan cairan bening, Ghea menatapnya intens.

"Cairan apa itu? jangan bilang kalau itu rac.." belum selesai Ghea melanjutkan kata-katanya sudah dipotong oleh David.

"Tentu saja bukan, jika ini racun mungkin sekarang aku sudah mati"

Ghea mengernyitkan alisnya

"Kau meminumnya?"

"Tentu saja, ini adalah alkohol tambahan jika winenya terasa kurang" David membuka tutup botol kecil itu lalu menuangkan ke minuman yang ia bawa saat menuju sofa Ghea.

"Kau mau?" tanya David

Ghea menggeleng pelan

"Tidak, sudah cukup malam ini dengan alkohol "

Ghea menyandarkan punggungnya pada punggung sofa, menatap kearah kerumunan yang sedang asik berdansa. David melirik kearah Ghea lalu dengan hati-hati ia menuangkan cairan botol kecil itu kedalam gelas minuman Ghea.

Pregnant Before MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang