2. The Beginning Of All (2)

5 1 1
                                    

    Setelah mengetahui hal tersebut, sang raja pun langsung meminta pasukan untuk mengikuti arahan pemuda tersebut, akhirnya pasukan sekutu benua utara mampu melawan balik pasukan sekutu benua selatan.

    Namun, setelah mengetahui keadaan yang membuat pasukan sekutu benua selatan terdesak, Raja Hascrevienx memutuskan menggunakan senjata utama pemusnah masalnya yang telah dikembangkan sebelumnya yaitu Hiper Ultra Wave , yaitu sejenis senjata yang menggunakan gelombang khusus yang dapat membuat terganggunya peralatan elektronik dan dapat membuat gangguan bahkan kerusakan otak pada target biologis.

    Akan tetapi, senjata yang mereka ciptakan belum pernah di uji coba dalam skala besar sebelumnya, sehingga senjata tersebut belum diketahui batasannya, dan ketika senjata tersebut digunakan dalam perang tersebut, terjadilah bencana yang sangat besar dimana gelombang tersebut gagal bekerja ketika diarahkan ke arah musuh dan gelombang tersebut tersebar ke seluruh dunia yang akhirnya menyebabkan bencana dimana-mana seperti gempa bumi, gunung meletus dan lain-lain, akibat terganggunya kondisi magnetis di planet tersebut, dan peristiwa tersebut dikenal dengan nama "Axantaluxa" atau "Dunia Gelap" . Banyak orang yang mati akibat bencana tersebut dan banyak kerajaan serta negara yang runtuh.

    Sementara keadaan di tengah medan perang, semua pasukan dari kedua benua telah mati kecuali sang pemuda itu, ia berhasil selamat karena sebelum gelombang itu menyebar, ia memasuki sebuah jurang menggunakan robot Aragchecatron sehingga gelombang tidak langsung mengenainya, walaupun ia terluka ia masih dapat berjalan dan ia pun berjalan menuju Kerajaan Brecglia.

    Kerajaan Brecglia dan Metrckaxi telah hancur akibat efek dari gelombang tersebut. Putra dari Raja Gracabaxana II dari Kerajaan Brecglia bernama Cixea berhasil selamat, walau dia masih muda, ia diangkat menjadi raja oleh rakyat dari bekas kerajaan tersebut yang berhasil selamat dari bencana tersebut dan nama kerajaan itu bernama Cixedraira.

    Saat itu pula sang pemuda itu datang ke hadapan Cixea dan menanyakan soal syarat yang ia berikan pada ayahnya, Cixea pun bingung dan menanyakan kembali soal syarat-syarat itu. Setelah mendengar rincian jelas dari kejadian tersebut Cixea pun menyetujuinya dan sang pemuda itu pun berterima kasih kepada Cixea dan berjanji tak akan merusak kedamaian dunia, sang pemuda itu pun pergi dari hadapan Cixea, namun sang pemuda berbalik dan memberitahukan namanya yaitu Gadkrura.

    Setelah perang tersebut seluruh teknologi di zaman itu banyak yang menghilang dan setelah perang tersebut, para Da Hyma harus membangun peradaban mereka dari nol lagi. Percuma saja mencoba memperbaiki peralatan elektronik yang ada, akibat yang ditimbulkan dari gelombang itu telah merusak seluruh peralatan elektronik di seluruh dunia, kalaupun . Banyak para ilmuwan di planet tersebut yang sudah trauma akan teknologi yang mereka kembangkan, mereka menganggap bahwa teknologi yang akhirnya memusnahkan sebuah peradaban. Hal tersebut menyebabkan kelambatan dalam perkembangan teknologi.

    Sementara si pemuda bernama Gadkrura itu telah mendirikan sebuah kerajaan di bekas Kerajaan Metrckaxi dan menata ulang kembali kawasan benua selatan, dan nama kerajaan itu adalah Gadranakaira dan ia bergelar Raja Practazean I. Setelah kerajaan itu berdiri, keadaan benua selatan mulai berkembang, begitu juga kawasan utara, namun di benua barat dan timur tidak begitu berkembang. Sehingga benua utara dan selatan bekerja sama membangun benua timur dan barat.

    Bertahun-tahun kemudian saat memasuki tahun 5402 X.C.D , dibuat sebuah perjanjian bernama perjanjian Dapordea, yang isinya "kedamaian harus selalu dijaga" , kemudian perjanjian itu juga berisi pembentukan negara baru dunia yang hanya berjumlah 5 negara, 1 negara di benua timur, barat dan utara, sementara di benua selatan terdapat 2 negara dan dalam perjanjian tersebut juga dibentuk pasukan keamanan rakyat negara yang dimana tiap negara memiliki satu perwakilan, yang dimana pasukan tersebut merupakan pasukan internasional yang tidak boleh dimanfaatkan oleh kerajaan atau negara manapun demi menghindari adanya kekuatan militer baru dan untuk menjaga perdamaian.

    Pada saat itu Raja Practazean I atau Gadkrura telah memiliki seorang putri bernama Xetria dari istrinya yang bernama Veciçian yang merupakan putri keturunan bangsawan yang berhasil selamat dari peristiwa Axantaluxa. Kemudian disaat itu juga Cixea telah memiliki seorang putera bernama Grexea, istri daripada Cixea bernama Dreina yang berasal dari benua barat.

    Xetria merupakan seorang putri yang cerdas dan selalu dibanggakan oleh rakyatnya karena kepedulian dan sifat ramahnya terhadap rakyatnya. Ia bahkan sudah bisa lulus dari pendidikannya yang seharusnya 20 tahun, hanya dengan 5 tahun. Sementara Grexea merupakan pria yang selalu sopan dan ramah namun tegas, ia telah diangkat sebagai ketua pasukan keamanan rakyat negara untuk Kerajaan Cixedraira.

    Perlu diketahui juga bahwa tugas daripada pasukan keamanan rakyat kerajaan tidak seperti pasukan kerajaan yang dulu, yang dimana pasukan keamanan rakyat negara merupakan bentuk organisasi pasukan internasional 5 negara, seperti yang ada pada perjanjian Dapordea. Tugas Pasukan Keamanan Rakyat Negara hanya melindungi keamanan negara di tempat perwakilan tersebut berada serta keamanan internasional.

    Xetria dengan kecerdasannya dapat membuat negara menjadi tertata dengan baik, dan Grexea dengan sifatnya yang bijak, sopan dan ramah namun tegas dapat memimpin suatu negara menjadi suatu negara yang besar. Kedua kerajaan yaitu Gadranakaira dan Cixedraira sepakat untuk menikahkan kedua anak mereka sebagai suatu perlambang kedamaian dunia karena kedua sifat mereka yang saling melengkapi, namun kebingungan pun melanda kedua kerajaan karena nantinya ada satu kerajaan yang kekosongan kekuasaan karena tiadanya penerus, namun akhirnya hal tersebut dapat terselesaikan setelah Raja Gadkrura membuat sebuah keputusan yaitu ketika ia turun tahta maka wilayah kerajaan akan bergabung dengan Kerajaan Cixedraira, hal ini tentu akan melanggar perjanjian Dapordea, karena kerajaan atau negara di dunia dibagi menjadi 5 agar tiada kawasan yang terlalu luas sehingga semuanya menjadi adil dan makmur

    Namun kemudian Xetria pun memikirkan sebuah pemikiran dimana ia akan memerintah Kerajaan Gadranakaira sebagai ratu kerajaan hingga suatu hari putra sulungnya yang akan menggantikannya, sementara Grexea tetap akan memerintah Kerajaan Cixedraira sebagai raja namun mereka tetaplah pasangan suami istri. Walaupun terpisah cukup jauh, tetapi sesekali mereka saling mengunjungi dan setelah 10 tahun mereka memiliki 2 orang putra bernama Taverxia dan Aragnochia.

    Taverxia merupakan seorang anak sulung sementara Aragnochia merupakan anak bungsu. Taverxia merupakan anak yang sedikit kurang cerdas, terlalu gegabah dan kurang mengetahui keadaan rakyatnya. Walaupun begitu ia adalah orang yang baik dan sopan. Sementara Aragnochia merupakan anak yang cerdas, bijak dan peduli kepada orang di sekitarnya, ia juga selalu membantu kakaknya Taverxia untuk mengerjakan tugas pendidikannya.

    Setelah beberapa tahun yaitu tahun 5448 X.C.D Taverxia pun naik tahta menjadi raja di Kerajaan Gadranakaira menggantikan ibunya yang telah cukup lama menjadi ratu kerajaan. Sementara Aragnochia hanya menjadi seorang pangeran kerajaan karena ayahnya masih menduduki tahta di Kerajaan Cixedraira. Aragnochia pun selalu membantu Taverxia dalam memimpin negara karena ia kurang cakap dalam memimpin, bisa dikatakan bahwa Aragnochia seperti penasihatnya.

    Dimulailah kemudian perjalanan Aragnochia di Planet Bracakdaxiuxa ini.

¤¤¤

To Be Continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Tale Of AragnochiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang