Chapter 2 : Mitos Laboratorium

678 26 7
                                    


Di pagi hari yang cerah, seperti biasa gue pergi ke kampus dengan riangnya. Dengan membawa tas ransel berisikan cangkul alias laptop sebagai alat perang (media belajar) gue di kampus. Gue juga bawa baju nih gaes, soalnya hari ini ada acara 'perang bantal' di lab. 'Perang bantal' disini bukan saling lempar-lempar bantal sambil teriak 'kyaa kyaa kyaa' ya gaes. Itu cuma istilah buat bermalam bersama temen rame-rame .

Gue ingetin lo nih sebelum pergi ke kampus, ada beberapa hal yang WAJIB lo lakuin. Apa saja diantaranya, yaitu :

Pertama, pastikan lo cium tangan emak sebelum pergi

Kedua, pastikan keran air lo mati

Ketiga, pastikan lo udah boker

Kalo ketiga hal itu belum lo lakuin, lo belum afdol pergi ke kampus gaes.

Setiba di kampus, gue memasuki laboratorium yang biasa di singkat anak gha0L zaman sekarang itu 'Lab'. Di dalam lab, terihatlah sosok-sosok makhluk manusia yang berjenis kelamin laki-laki dan diketahui PASTI JOMBLO. PASTI. Gue capslock biar lebih greget. Ketika lo memasuki ruangan lab di pagi hari itu ibaratkan, lo jadi model yang berjalan di atas catwalk dengan penonton yang melihat pakaian yang lo pakai paling rapih dan bersih. Gue ngerasa ganteng banget sob ketika memasuki lab di pagi hari. Gue saranin kalo lo mau ngerasain jadi model kelas internasional datang aja ke lab di pagi hari. Feelnya itu loh dapet banget. Trust me, It works! Sekarang gue ngerasa jadi model iklan susu kayak di TV, dengan badan gue yang sixpack. Haha. Jangan buat gue berimajinasi terlalu dalam ya gaes.

Lalu, keadaan lab di kampus gue itu pasti gak beda jauh sama keadaan lab di kampus lo. Lab yang kalo diibaratkan bagai markas besar saat lo sedang berperang. Tempat dimana lo menyusun strategi perang bersama. Tempat dimana lo merasakan asem manisnya perkuliahan. Tempat dimana lo berbagi video Miyavi (?). Tempat dimana lo teriak-teriak kalo menang war game. Tempat dimana lo jemur baju kalo gak pulang-pulang. Tempat dimana lo bisa menemukan makhluk-makhluk maho. Tempat dimana lo melihat arti sesungguhnya dari JONES. Tempat dimana lo susah bedain yang mana tempat sampah dan ruangan. Tempat dimana lo mencium bau yang bercampur menjadi satu. Udah, kira-kira seperti itu. Lo pasti tau rasanya, apalagi kalo lo sering nginep di lab.

Selangkah gue memasuki lab, mata gue langsung tertuju ke pojokoan melihat Robi sama Vino yang dengan khusyuknya mengerjakan sesuatu di laptop mereka. Ini pemandangan yang sangat langka sob, melihat sobat gue dengan tekunnya belajar, mengingat masa kuliah kami yang tinggal sebentar lagi. Gue yakin mereka lagi mengerjakan Tugas Akhir mereka. Gue ngerasa bangga banget nih punya sohib karib kayak mereka. Adrenalin gue terpacu sob. Gue jadi bersemangat buat nyelesaiin Tugas Akhir gue juga. Ini yang dinamakan persahabatan. Gak ada macem-macemnya. Lurus. Pasti. Berani. Dan Ganteng.

Tanpa pikir panjang, gue langsung mendekati mereka. Dengan menyiapkan pertanyaan basa-basi di pagi hari dalam otak gue : "Eh, lagi ngapain broh?". Gak sabar gue mau ngomong gitu.

Tapi, belum sempat gue mengucapkan kata-kata itu. Senyum bahagia gue langsung pupus melihat keadaan mereka yang setelah didekati. Ternyata mereka lagi sibuk nulis komentar dan ngebaca urban legend yang ditulis oleh salah satu kakak tingkat kami. Lo tau kan pasti urban legend itu cerita apaan. Buat kalian yang belum tau cerita urban legend tolong imajinasinya jangan dibawa kemana-mana dulu ya gaes. Soalnya ini menyangkut martabat dan nama baik kalian sendiri. Bukan. Bukan martabat yang ada rasa kacang, keju, coklat, dan komplit itu. Bukan ya gaes.

Berhubung gue nulis chapter ini di Hari Rabu, jadi gue kasih tau ke lo tentang urban legend. Menurut pemahaman gue ya gaes urban legend itu cerita yang menceritakan tentang kejadian aneh dan keabsahannya dipertimbangkan ada atau tidak sesuai yang mempercayai.

Dunia ProgrammerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang