0.1

1K 67 3
                                    

☕☕☕




AUTHOR POV


"Aku americano saja." Ucap Hyeji dengan malasnya pada Ahra dan Sojin sahabatnya saat mereka sedang mampir ke cafe.

"Yak kau ini malas sekali sih. Lihat disana ada namja-namja tampan." Ledek Sojin sambil menunjuk beberapa segerombolan namja(laki-laki) yang berbaju seragam sekolah lain.

"Aku bosan dengan hal seperti itu. aku benci namja."

"Pabo-yaa(bodoh) bagaimana kau bisa bicara seperti itu ditempat seperti ini." sahut Ahra yang baru datang sambil membawa pesanan Hyeji dan Sojin.

"Ige mwoya? Setidaknya setelah kau diputusi oleh namja brengsek itu kau harus mempercantik dirimu." Ahra mengacak-acak gulungan rambut Hyeji yang sengaja di ikat dengan asal.

"Aissh Ahra-sshi aku bisa memperbaiki diriku sendiri." Celetus Hyeji sambil memeletkan lidahnya.

"Oh ya ini dari Yoongi oppa." Ahra memberikan secarik kertas pada Hyeji. Yoongi adalah barista yang Hyeji, Sojin, dan Ahra kenal. Bukan hanya Yoongi, Namjoon, dan Seokjin juga barista tampan yang sudah menjadi teman dekat Hyeji secara tidak langsung. Secara tidak langsung?. Kenapa? Karena Hyeji adalah anak dari pemilik cafe itu. Dengan setengah rasa penasarannya Hyeji membuka secarik kertas itu.







'Ada yang ingin berkenalan denganmu.'








Hyeji bangkit dengan malasnya dari tempat duduknya yang nyaman menuju dimana Yoongi sedang berdiri sambil mengisi gelas dengan coffee.

"Oppa, siapa yang kau maksud?. Aku sedang tidak ingin berkenalan dengan siapa-siapa." Ucap Hyeji sambil mengembalikan secarik kertas pada Hyeji dan melangkah malas kembali ketempat duduknya.











☕☕☕












Disisi lain..


"Sepertinya kau ditolak." Taehyung mencoba mengambil kesimpulan saat melihat apa yang terjadi.

"Lupakan, kajja kita pergi saja dari sini." Jimin mulai mengambil tasnya sambil meminum ice black coffee sebelum pergi.

"Ani. Aku masih mau melihatnya dari sini. Sebentar saja, tolong temani aku." Kata-kata itu membuat Jimin dan Taehyung menggelengkan kepalanya dan berdecak.





HYEJI POV



Sudah 2 hari aku hampir gila karenanya. Putus tanpa sebab setelah berkencan selama hampir setahun. Bodohnya, aku masih menginginkan dapat kembali bersamanya. Bahkan karena itu aku dan teman-temanku menjadi lebih sering mampir ke cafe ayahku untuk melepas rasa kesal.

"Kita tidak pesan ini." ucap Sojin yang menyadarkanku dari lamunan bodohku.

"Bukan untukmu. Ini untuk Hyeji." Sahut Seokjin oppa sambil meletakkan sepiring kecil dengan choco cake smooth di atasnya.

"Aku kan juga tidak pesan ini. Apa oppa ingin dipecat karena salah memberikan makanan ke pelanggan." Dengan manisnya Seokjin oppa malah tersenyum sambil mulai mendekat padaku dan berbisik.

"Ini dipesan khusus untukmu oleh namja yang ada disana." Setelah berbisik Seokjin oppa menunjuk meja yang tidak jauh dari meja biasa tempat aku, Sojin, dan Ahra minum dan makan di cafe-ku.

"Yang mana?." Tanya Sojin antusias saat menguping pembicaraan Seokjin oppa. Ada tiga namja disana. Dengan seragam sekolah yang berbeda denganku. Kelihatannya sekolah elite di daerah gangnam.

Namja pertama agak tampan hanya saja dia pendek. Tidak, maksudku agak kurang tinggi. Namja yang kedua rambutnya terlihat diwarnai dengan warna coklat mencolok, dia terlihat banyak omong sekali sampai-sampai tidak tahu malu meminum minumannya sampai sedotannya berbunyi. Dan yang ketiga, aku tidak bisa melihatnya. Karena tempat dia duduk membelakangiku.

"Bukankah itu blazer Cheondamdong Art School?. Wahaha pasti mereka sangat kaya raya." Ucap Sojin sambil menarik-narik lengan blazer sekolahku, lebih tepatnya menggodaku.

"Aku pulang dulu." kalimatku mengagetkan Sojin, Ahra juga Seokjin oppa yang masih berdiri di depanku.

"Wae?. Kita belum selesai minum." Tanya Ahra kaget sambil menahan lenganku. Sebenarnya, aku baru ingat. Kalau sore ini 'dia' akan ada pertandingan basket disekolah. Aku harus datang melihatnya. Tidak boleh terlambat.

"Ish pasti dia mau menonton si Hoseok main basket lagi." Aku mendengar ucapan Sojin yang nyaring sambil menyindirku saat aku berjalan menjauh menuju pintu keluar cafe.










☕☕☕













Melihatnya berlari kesana kesini untuk memasukkan bola kedalam ring basket sudah menjadi kebiasaanku sejak setahun belakangan ini. Tapi mungkin ini menjadi yang terakhir kalinya sejak dia memutuskanku 2 hari yang lalu. Melihatnya sampai pertandingan berakhir membuatku ingin menangis sekeras-kerasnya. Berteriak sekencang-kencangnya bahwa aku masih menginginkannya kembali.

Tapi pada akhirnya aku sadar itu tidak mungkin, lamunanku berakhir tepat saat semua orang bertepuk tangan. Tepuk tangan berasal dari penonton yang bersorak senang karena pertandingan telah usai.

"Kau disini?." Suara tak asing terdengar mendekat saat aku mulai berjalan menuju pintu keluar lapangan indoor sekolah. Dia, Jung Hoseok.

"Kenalkan ini Krystal." Belum sempat aku mengatakan sesuatu dia terlebih dahulu memperkenalkan yeoja asing yang berdiri di sebelahnya. Yeoja cantik itu tersenyum ramah padaku.

"Annyeong." Sapa yeoja itu padaku. Aku hanya menatap Hoseok dengan bingung dan berharap dia tidak mengatakan 'Ini yeojachingu-ku.'

"Ini yeojachingu(pacar)ku." Hoseok tersenyum sedikit memaksa padaku yang terlihat mematung di depannya. Yap. Keinginanku baru saja tidak terkabulkan.

"Kenapa kau disini? Aku sudah menunggumu sedari tadi." ucap seorang namja yang suaranya tidak kukenal datang dari belakangku.

Siapa? Siapa dia? Namja asing yang tidak kukenal datang bahkan mengacak rambutku yang kugulung keatas asal, dia mengacak rambutku dengan lembut. Apa? Tapi, siapa namja ini?.

"Maaf aku sudah ada janji dengannya." Sekali lagi dengan lancangnya dia menyelak pembicaraanku. Namja dengan blazer serta logo sekolah yang benar-benar bukan logo sekolahku ini menarik lenganku sampai ke parkiran luar sekolah.

Aku masih diam terpaku melihat namja asing yang tidak tahu diri, sok kenal, bahkan beraninya dia menyeretku sampai ke parkiran sekolah. Tapi tidak menyeretku juga sih, hanya saja dia memaksaku berjalan.

"Woahaha maaf, tapi siapa kau?. Ah tidak, dari mana kau berasal?. Dan kenapa bisa kau mengenalku?." Banyak sekali pertanyaan rupanya yang ingin ku tanyakan pada namja aneh ini.

"Jeon Jungkook imnida. Aku sekolah di Cheondamdong Art School. Aku mengenalmu karena aku sering minum ice coffee di cafe-mu. Ada pertanyaan lagi?." Tanyanya sambil tersenyum sangat manis. Senyumnya membuatku sedikit tertegun dan merinding melihat wajahnya, cukup tampan.

"La-lalu apa urusanmu kesini, Jeon Jungkook-sshi."

"Karena aku menyukaimu."

"MWO?!."




☕☕☕

⭕Cafe - Jungkook BTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang