☕☕☕
AUTHOR POV
"Yak katanya kau pacaran dengan anak dibawah umur itu." celetus Sojin saat Hyeji seperti biasa hanya bermalas-malasan di cafe sesudah pulang sekolah.
"Hem, sejak kemarin."
"Pabo-ya lalu untuk apa kalian duduk berjauhan seperti ini?. Kau disini dengan kami, lalu namja itu duduk dengan teman-temannya, astaga jika aku jadi dirinya akan memutuskanmu sekarang juga." Ahra mulai tidak mengerti dengan jalan pikiran Hyeji, sahabatnya.
"Hyeji-aah." Panggilan tak asing untuk Hyeji maupun Sojin dan Ahra. Hyeji mulai tersontak kaget melihat siapa yang memanggilnya.
"Ho-hoseok?."
"Aku mampir kesini dengan Krystal, senang sekali bisa melihatmu disini. Beberapa hari ini aku tidak melihatmu di sekolah, mungkin karena kelas kita yang cukup jauh." Ucap Hoseok sambil tersenyum memaksa pada Hyeji. Hyeji hanya diam sambil memandangi pemandangan Hoseok yang sedang erat menggenggam tangan yeojachingu barunya itu.
"Tentu saja jauh, kelasmu di kelas F sedangkan Hyeji dikelas A yang merupakan kelas untuk murid cerdas berkumpul." Sahut Sojin menyindir kata-kata Hoseok.
"Hyeji-yaa mian aku telat. Harusnya aku tidak telat diwaktu kencan kita kan ahahaha." Jungkook datang setelah Taehyung dan Jimin mendorongnya agar mencegah percakapan Hyeji dengan Hoseok. Dengan sigap Jungkook yang melihat suasana tidak menyenangkan itu bertindak cepat menuju meja Hyeji. Jungkook mengambil tas Hyeji dan mulai menggandeng tangan Hyeji dengan lembut untuk yang pertama kalinya. Entah apa yang dipikirkan Hyeji saat itu, ia malah justru meneruti gerakan Jungkook dan menggenggam erat jari jemari Jungkook sampai mereka berdua masuk kedalam mobil super mewah Jungkook.
"Semoga kencan kalian menyenangkan." Ahra melambaikan tangannya pada Jungkook dan Hyeji yang mulai menjauh untuk menyempurnakan akting dadakan mereka berdua.
"Astaga kapan aku bisa naik mobil mewah seperti mobilnya Jungkookie ya." Ucap Sojin sambil menyindir Hoseok yang sedari tadi diam mematung. Kekanakan, namun mengena sekali di hati.
☕☕☕
At Cheondamdong Art School~~
"Yak kenapa kau meninggalkan kita sih." Celetus Jimin sesaat mereka semua turun dari mobil masing-masing di suatu tempat yang membuat Hyeji bingung.
"Kau membawaku kemana?. Apa ini sekolahmu?." Tanya Hyeji kaget saat melihat tulisan besar nama sekolah Jungkook dan teman-temannya.
"Aku bingung harus membawa nunna kemana tadi." jawab Jungkook pelan dan merasa bersalah.
"Ah tidak, ini bukan kesalahanmu. Gomawo kau sudah menolongku dari situasi tidak menyenangkan tadi." hyeji tersenyum sangat manis yang membuat Jungkook hampir mati karena senang.
"Aku rasa kau banyak tahu tentangku." Lanjut Hyeji.
"Tentu saja. Temanku ini sangat menyukaimu, nunna." Sahut Taehyung dari belakang yang sejak tadi mengikuti mobil Jungkook.
"Bagaimana kalau kita masuk kesekolah. Aku mau ke kantin sekolah, aku lapar tadi kita hanya minum coffee saja kan. Sekalian mengenalkan Hyeji nunna yang cantik ini pada teman-teman kita yang masih ada disekolah." Jimin mengajak Hyeji dengan senyuman evilnya.
"Yak hati-hati kau dengan tatapanmu. Hyeji nunna milikku." Ucap Jungkook dengan kata-katanya yang membuat Hyeji tersenyum sangat senang berada didekatnya.
HYEJI POV
Aku masuk kedalam aula sekolah Jungkook dan teman-temannya ini. Luas dan benar-benar berkelas. Beda sekali dengan sekolahku.
"Duduklah. Ini untukmu." Ucap Jungkook sambil memberikan minuman kaleng saat dia duduk di bangku kantin. Aku melihat beberapa temannya sudah memperhatikan kami yang duduk secara berhadapan, sedangkan kedua teman Jungkook duduk di meja lain. Apalagi saat bocah ini menatapku terus menerus, sekumpulan yeoja berpakaian ala cheerleaders menatap arogan padaku. Aish bodoh apa yang kulakukan. Walau hanya beberapa anak yang sedang melakukan kegiatan club di sekolah ini, setidaknya mereka semua terlihat banyak. Apalagi saat ini aku sedang memakai seragam yang berbeda dengan sekolah mereka.
"Jadi ini pacar barumu." Celetus seorang namja asing yang sama sekali tidak kukenal. Yaiyalah tidak kukenal, dia anak sekolah lain.
"Apa dia seumuran dengan kita?." Sahut namja lain yang berpakaian baseball club sama seperti yang tadi.
"Ne ini pacarku. Umurnya 17 tahun. Apa dia cantik?." Yak ada apa dengan bocah ini. Jungkook malah seperti berbangga hati karena aku jadi pacarnya dan dengan senangnya memperkenalkanku pada temannya.
"Wah hebat sekali kau dapat nunna cantik ini hahaha. Nunna kau sekolah dimana?." Sepertinya namja-namja berbaju baseball ini semakin menggodaku. Astaga kenapa aku digoda oleh anak dibawah umur. Apa berpacaran dengan yang lebih tua sekarang sedang trend di sekolah ini?.
"Aku sekolah di Sunhwa High School." Ucapku dengan pelan, lebih tepatnya dengan malas.
"Nunna, kau masuk dikelas apa?."
"Dia sangat pintar, dia masuk di kelas A dan selalu mendapat peringkat pertama. Dia pernah ikut olimpiade matematika minggu lalu yang sponsornya dari sekolah kita di departemen pendidikan, apa kalian ingat?." Aku mendengarkan Jungkook mulai menjelaskan tentang profilku secara antusias pada teman-temannya. Tapi, bagaimana dia tahu kalau aku masuk di kelas A?. Dia kan tidak sekolah di sekolah yang sama denganku. Bahkan dia tahu aku selalu dapat peringkat pertama. Jangan-jangan dia benar-benar penguntit?
Astaga eomma tolong aku.
"Jungkook-aah aku lupa hari ini aku ada tugas dari guruku jadi aku harus pulang cepat." Aku sengaja mencari alasan agar aku cepat pergi dari sini.
"Ah kalau gitu aku antar ya."
"Tidak usah aku bisa naik taksi." Ucapku sambil tersenyum memaksa di depannya. Aku segera mengambil tasku dan bangkit dari tempat duduk kantin. Saat aku sudah hampir menuju pintu gerbang luar sekolahnya aku mulai merasa dia mengikutiku dari belakang.
"Kenapa kau mengikuti?." Tanyaku cepat yang membuat dia merubah ekspresi wajahnya.
"Apa teman-teman sekelasku tadi mengganggumu? " Wajah Jungkook yang benar-benar polos membuatku tidak tega untuk memarahinya karena aku hampir mati bosan di kerubungi teman-temannya yang dibawah umur itu.
"A-aniyo Jungkookie. Hanya saja..."
"Mian. Apa aku membosankan untukmu?. Mungkin karena aku anak 16 tahun ya?." Sekarang apalagi ini. Dia mengeluarkan kalimat tanya yang membuatku diam tidak bisa menjawabnya. Dia benar-benar sangat polos.
"Aku akan mencobanya lagi, nunna. Aku tidak akan berbuat sesuatu yang membosankan untukmu. Aku akan belajar dewasa." Jungkook tersenyum sambil mulai mendekat dan memelukku secara lembut. Tanganku tak bisa berpura-pura untuk ikut memeluknya, tapi aku merasa nyaman ada di dekatnya. Bahkan sangat nyaman.
☕☕☕
KAMU SEDANG MEMBACA
⭕Cafe - Jungkook BTS ✔
Short Story[Ini short story, pendek banget kayak Jimin] . . . Menurut Hyeji berpacaran dengan namja yang umurnya dibawahnya bukan sama sekali gayanya. Tapi bagaimana ceritanya jika seorang namja yang sempurna namun lebih muda dari Hyeji datang dan menyatakan c...