Part 3 (Eotthokae?)

8 1 0
                                    

'Dapatkah kita bertemu lagi?'

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sinar mentari kembali menyadarkanku bahwa malam telah tergantikan dengan sang surya. Aku menggeliat lemas berusaha untuk mengumpulkan seluruh roh dalam tubuhku.

Belum sampai 5 menit, handphoneku mengeluarkan nada dering BTS - Dead Leaves Yang berarti seseorang telah berusah memanggilku. Dengan malas ku tatap layar handphoneku dan segera mengangkatnya setelah tau siapa yang memanggilku pagi ini.

"Ya! Agie-ah, apakah kau lupa kalo hari ini kau ada kelas?"teriak Min Young dari seberang sana, sesaat setelah aku mengangkat telponnya-untung saja aku tidak melempar hpku dan hanya menjauhkan sedikit hp dari telingaku.

"Mianhae Min Young-ah, aku sedang tidak enak badan hari ini. Jadi, tolong sampaikan salamku pada Song Seongsaenim kalau aku tidak masuk pelajarannya hari ini."jawabku malas.

"Eoh, jinjja? Gwenchana Agie-ah?"katanya dengan nada suara yang terdengar panik.

"Ne, gwenchana. Sudah kau lanjutkan saja pelajarannya, aku akan beristirahat kembali."balasku masih dengan malas dan segera setelah mengucapkan kata perpisahan akupun menutup sambungan telponnya.

Dengan malas aku berusaha bangun dari tempat tidurku dan berjalan lunglai untuk membersihkan tubuhku. Maklum karena sudah terlalu lelah kemarin akupun tak sempat mengganti bajuki yang terkena noda ice cream.

30 menit kemudian....

"Wahhhh.... segarnya!!!" Teriakku sesaat setelah keluar dari kamar mandi. Aku hanya menggunakan kaos putih polos dengan high waist hitamku, segera menuju dapur untuk membuat masakan. Maklum karena tinggal sendiri dan kebetulan tempat kost yang ku sewa cukup besar, jadi dalam rangka menghemat akupun berusaha untuk memasak makananku sendiri.

Skipp.....

Selesai makan, akupun segera menggunakan kemeja jeans yang longgar untuk menutupi kaos putihku agar tidak terlihat mencolok. Dan setelahnya, aku segera menggunakan converse hitamku agar terlihat casual, sesuai dengan style favoriteku.

Aku berjalan menyusuri keramaian kota Seoul di siang hari dengan headshet yang terpasang di telinga dan mini backpack yang ku gunakan. Mendengar lagu membuat moodku menjadi lebih baik apalagi ditambah dengan hembusan angin yang terasa sangat menyejukkan. Tak ayal akupun segera menjatuhkan pilihanku pada taman kota yang terletak di tengah kota Seoul.

Sesampainya di sana, mataku menyusuri setiap sudut taman mencari tempat yang sepi dan penuh dengan pepohonan. Dan, ya pilihanku jatu di sudut kanan taman ini, dimana terdapat beberapa pohon bunga sakura-yang belum mekar karena belum datang musimnya-ditambah dengan suasan yang menurutku tenang. Akupin segera berjalan kesana dan setibanya segera menjatuhkan diriku untuk duduk dan bersender pada salah satu pohon.

🎧 Sky that pours light
(I) stand under it
Fly as if I'm dreaming
My life is a beauty 🎧

Itulah lagu yang mengalun melalui headshetku, sambil sesekali aku berusaha menghirup udara segara yang ada di taman ini.

10 menit berlalu, dan aku masih tetap dengan posisiku saat ini. Menutup mata, dengan headshet terpasang, dan badan yang bersandar pada satu pohon.

"Ya, sampai kapan kau akan terus seperti itu?"tanya seorang namja, sembari melepas salah satu headshet yang terpasang pada telingaku. Akupun sontak membuka mataku dan beralih memandangnya.

Dream Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang