ngintip sama nguping bentar ah...

5.6K 432 88
                                    

Warning: 18++
Banyak kata-kata juga adegan menjurus vulgar

Selamat membaca....

Priiitttt...

Suara Pluit tanda pertandingan usai, hampir pemain berkaos merah yang berada dilapangan basket indoor sontak membubarkan diri, sebagian kecil dari mereka menyalami para pemain berkaos putih, menerima kekalahan dengan lapang dada. Para pemain berkaos putih terlihat bersuka cita, bersorak gembira kearah pendukung ditribun barat.

Sontak saja para pendukung yang sebagian kaum hawa bersorak heboh, meneriakkan yel-yel, membentangkan spanduk besar bertulisan: 'Tim sekolah Suna yang terbaik', itu baru yang ditengah, belum lagi ada dayang-dayang dikanan-kiri spanduk yang bertuliskan: 'Sasuke-sama berjuanglah' atau 'ketua OSIS, aku mau jadi istrimu' atau 'Uchiha-kun, I Love you' atau lagi 'Sasuke-kun, aku mau di masukin juga dong'.

Oke, kalimat yang terakhir sedikit ambigu, namun para pemilik otak-otak mesum kronis pasti tahu makna dibalik kalimat aneh itu, kalimat yang membuat para pemain juga penonton pria sedikit sakit mata, tepatnya sedikit iri. Oke, iri banget, double banget. Dan para pengawas juga para guru tidak bisa berbuat apa-apa, tidak menegur sang murid, bisa jadikan sang gadis memang benar mau saja dijadiin bola, terus dimasukin kedalam ring?, siapa tahukan, lagipula hanya gadis itu dan Tuhan yang tahu.

Tepat diatas langit-langit, layar raksasa terpasang, tampak jumlah skor pertandingan tadi terpampang 83 Vs 81, beda-beda tipis namun tetap saja tim yang berselisih 2 poin dinyatakan kalah. Membuat anggota tim yang gagal tertunduk lesu.

Termaksud juga murid berambut jabrik pirang, bersandar dipinggir lapangan, ke-dua kaki diselonjorkan, sesekali mengoyang-goyangkan kedua lutut, memberikan sedikit rileksasi. Menatap papan skor kesal.

Ia sedang asik mengerutu. Jika saja tadi ia memasukkan bola basket dari jarak jauh di detik-detik terakhir, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Mungkin tim dia yang kini sedang bersorak gembira ditengah-tengah lapangan. Melihat para pemain berkaos putih seketika membuat pemilik mata shappire itu kesal.

Terutama untuk pemain nomor punggung 9, Sasuke Uchiha, yang kini sedang dielu-elukan para pemain juga penonton yang ikut tumpah kelapangan. Seorang Ace kebanggaan sekolah suna, pemain yang selalu saja menghadang dirinya sejak Pluit tanda permainan dimulai, mengikuti setiap pergerakannya, membuat sang jabrik kesal. Namun apadaya, ia akui kekuatan teknik mereka sedikit jauh, terlihat bagaimana sulitnya pemilik kumis kucing dikedua pipi menghindar. Sehingga dengan mudahnya pemilik rambut raven serta bermata onyx, Uchiha Sasuke bisa mengikuti setiap gerakannya.

"Sudahlah, terima saja kekalahan kita Naruto". Sebuah tangan merangkul bahu sang blonde. Tangan sebelahnya memberikan sebotol air ketangan sang blonde yang langsung diteguknya rakus hingga tandas.

"Thanks". Melempar botol kosong kesembarang kearah, menyalurkan kekesalannya. "Tapi tetap saja menyebalkan". Lanjutnya merajuk.

Shikamaru Nara, sang pemilik tangan sebenarnya paling malas jika harus bujuk membujuk, paling enak cari pojokan, ambil posisi, kedua tangan diatas kepala, pejamkan mata dan selamat bobo cantik. Tapi sekarang ini tidak ia lakukan, sebagai ketua tim ia harus membesarkan hati setiap masing-masing anggotanya, merepotkan memang, tapi apa mau dikata? Ia kan seorang kapten.

"Sudahlah, sekarang angkat pantat semokmu". Menepuk kencang belahan pantat naruto, Shikamaru sendiri sudah berdiri.

"Aduh, dasar kau rambut nanas". Naruto mengusap-usap pantat yang sedikit nyeri, cara berdirinya sedikit kesulitan.

"kita harus segera pulang ke habitat asal, Aku akan mentraktirmu besok". Kembali merangkul Naruto.

"Benar?". Mata sang blonde berbinar cerah.

Ngintip Sama Nguping Bentar Ah..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang