thanks to that shitty game

7.2K 450 42
                                    

"Boohoo jimin, truth or dare?" Hoseok menunjuk jimin dengan ujung botol alat permainan tersebut. "Truth hyung"

"Aw, loser. Sejak kapan namja memilih truth" sekarang giliran taehyung yang berbicara.

"Baiklah, baiklah , dare. Puas?" Jimin memutar bola matanya jengah kepada kedua teman hyper aktifnya itu. Untuk apa diciptakan truth or dare jika dia tak boleh memilih truth?

"Baiklah, kau tau Min yoonGi? Sunbae kita yang galak itu?" Jimin mengangguk mendengar nama min yoongi yang keluar dari mulut hoseok, siapa yang tidak tau pada senior paling galak yang sudah terlibat masalah perkelahian berkali-kali dan membuat puluhan yeoja&uke menangis karna ditolaknya pernyataan cinta mereka dengan mentah-mentah!

Tetapi meskipun begitu masih banyak sekali yang menyukai sosok angkuh tersebut membuat jimin tak habis pikir dibuatnya. "Down to earth, please, jim?"

"A-ah, iya?" Jimin yang dari tadi memikirkan seniornya itu akhirnya kembali fokus pada ucapa hoseok, setelah taehyung beberapa kali menggoyangkan badannya.

"Baiklah..... aku ingin kau...... mengajaknya untuk keluar menonton denganmu" hoseok akhirnya mengeluarkan tantangan jimin, dan jimin hanya bisa membelalakkan matanya.

"Whut the duck, hoe?!!!" Jimin berteriak hingga suaranya menggema keseluruh ruangan kelas kosong yang digunakan olehnya dan dua orang didepannya sebagai markas mereka. "Tidak... tidak... aku tak mau mengambil resiko "

"Kau tau kan jim, jika senior kita tak pernah menerima pernyataan cinta? Kau tak perlu takut, kemungkinan kau diterima kecil sekali!" Taehyung berkata dengan semangat sembari memegang pundak jimin. "Lagian jika kau diterima, aku akan membayar semua keperluan untuk menonton dan~ aku akan membayarkan SPPmu hingga akhir tahun pelajaran jika kau berani mengatakannya pada min yoongi. Bagaimana, hm hm hm?"

Jimin berpikir kembali, tawaran yang taehyung berikan lumayan, mengingat dia tak memiliki keluarga di seoul atau pun di busan yang dapat membantunya, setelah kedua orang tuanya meninggal, sehingga dia harus bekerja di 2 tempat sepulang sekolah.

"Hahhh, arraseo arraseo~ ini semua karna biaya sekolah mahal sekali" jimin hanya bisa pasrah menganggukan kepalanya lalu menyandarkan punggungnya ke tembok dibelakangnya.

"Okay.... deal!!!" Kata hoseok dan taehyung bersama.

--------------------------

'Tuhanku, tuhanku, aku sudah gila karna menyetujui ide gila mereka' jimin menggosokkan telapak tangannya yang berkeringat  dingin ke celana seragamnya. Alasannya? Min Fucking YoonGi berada didepannya, dengan menatapnya dingin serta tangan yang dimasukkan kedalam kantong celananya, membuatnya terlihat garang.

Akhirnya jiminpun berinisiatif untuk membuka suara "S-sunbae" 'aih kenapa aku tergagap?' Jimin memukul pipinya secara mental, dia berharap dia bisa lari dari sini, tetepai kakinya terlalu kaku untuk melakukannya. Dia melihat kedua temannya yang bersembunyi dan mengacungkan jempol mereka ke arah jimin.

"Aissh,"

"Hey, apa kau baru saja mengajakku bertengkar?" Seniornya itu mulai mengerutkan dahinya tidak suka melihat kearah jimin.

"A-ani sunbaenim, itu, engg a-anu" jimin menhirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan cepat "aku mau mengajak sunbae menonton denganku nanti malam" 'ah, mati aku!' Batin jimin.

"Kid, seriously? Kau lebih buruk dari yeoja&uke yang pernah mengajakku berkencan."

"Ma-ksudnya? Sunbae?" Kini giliran jimin yang mengerutkan dahinya bingung.

"Biasanya ajakan kencan mereka extreem, seperti 'oppa, fuck me!' 'Malam ini kakiku terbuka' atau bahkan ada yang langsung ditempat membuka bajunya dihadapanku. Hanya kau yang mau mengajakku menonton" jimin mengerjapkan matanya melihat sunbaenya terkekeh membuatnya tak mempercayai pandangannya 'apa dia baru saja curhat denganku?' Pikir jimin.

"Hah?" Hanya kata itu yang bisa keluar dari bibir jimin. " youre cute, kid. Aku akan menerima ajakan kencanmu," yoongi mengambil bolpoin yang berada disaku seragam jimin membuat jimin dengan reflek memegang dadanya, dan itu kembali membuat yoongi terkekeh.

Yoongi mengambil tangan kanan jimin yang masih memegang dadanya lalu menuliskan sesuatu disana. Lalu mengembalikan bolpoinnya ketempat semula.

"Hubungi aku," yoongi berjalan menjauhi jimin, tak lupa memberikannya kedipan membuat pipi jimin memerah.

'My feelsssssssss'

Jimin melihat kearah telapak tangannya dan melihat deretan nomer yang tertulis disana.

010-xxxx-xxxx
Min Yoongi ;)

-------------------------

Sudah 1 bulan dari permainan bodoh itu, SPPnya sudah lunas, tetapi jimin dan yoongi masih saja berhubungan. Melihat bagaimana gentlenya yoongi kepada jimin, membuatnya diam-diam menumbuhkan rasa pada seniornya itu hingga suatu hariii dia berencana untuk menyatakan perasaannya pada seniornya itu .

Hyung

8:34 pagi
          Read

Ada apa jim?

8:35 pagi
Read

Aku mau mengatakan sesuatu, aku tunggu di atap sekolah. :)

8:35 pagi
           Read

Baiklah.

8:36 pagi
Read

Jiminpun berlari ke arah atap sekolah dengan tak sabar, setelahnya sampai dia menunggu hingga yoongi datang setelah 5 menit menunggu.

"Yoongi... hyung"

"Jimin? Ada apa memanggilku?" Yoongi berjalan mendekat kearah jimin. Sebenarnya dia sudah tau apa yang ingin dikatakan oleh jiminnya itu. Oops! Jiminnya?

"Hyung, ee.. aku... a-aku"

"Ya? Ya?" Yoongi sudah tidak sabar lagi sedangkan jimin masih saja tergagap hanya untuk mengatakan se baris kalimat yang sudah ditunggu yoongi.

"Hyung, itu... anu"

"Aish, jiminie kau terlalu lama, kaumaujadipacarku?" Akhirnya yoongi mengatakan itu dengan cepat, tak tertata.

"A-apa hyung?"

Karna saking nervousnya akhirnya yoongi pun mencium jimin tepat dibibir, dan jimin tak tau harus bagaimana.

"Jadilah jiminku,"

"N-ne"

Dan mereka pun bahagia selama author gak bikin sequel one-shoot yang ini #ketawasetan

One-shootie || Yoonmin ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang