Tidak ada jawaban dari kedua orang itu. Michelle memanggil mereka berkali-kali dan mulai mengingat-ingat jalan yang dilaluinya sebelumnya. Tapi, nampaknya semua sudut hutan itu terlihat sama baginya.
Ia tidak tahu dari mana arahnya datang lagi.Michelle mulai panik dan merongoh saku jaketnya. Ia mengambil ponsel untuk menghubungi mereka. Sialnya, tidak ada sinyal di hutan itu.
Saat sedang sibuk-sibuknya mencari sinyal, Michelle kembali mendengar suara lain.
"Kemari ! Ayo kemari ! Kau tidak salah jalan !" suara gadis kecil memanggilnya.
Michelle tersentak dan mengira ada orang yang melihatnya dari hutan itu lalu memanggilnya.
Tanpa berpikir panjang, Michelle mengikuti arah suara itu yang terus memanggilnya. Ia mulai terengah dan tidak tahu sudah berapa lama ia berlari mengejar suara yang tidak kelihatan pemiliknya. Napasnya mulai berembun di udara dan barulah ia sadari bahwa ia telah sampai pada sebuah kolam kecil dengan air yang berwarna hitam pekat.
Suara itu telah menghilang kembali dan Michelle memandang sekeliling kolam itu. Pohon-pohon melingkar mengitari tempat itu. Sebuah batang pohon yang berbeda dari pohon-pohon lainnya mencolok perhatiannya.
Ia mendekati pohon itu dan meraba batangnya yang kokoh.
"Apa ini pohon Giant Sequoia ?" gumamnya mengernyit.Ia mulai mengingat buku Treasure of the Earth. Ada sebuah gambar pada lembaran terakhir yang dibacanya.
Dengan cepat, Michelle membuka ranselnya dan mengeluarkan buku besar itu dan membalik halamannya dengan cepat hingga ke halaman dimana ia tidak bisa membuka kelanjutannya.
Ada gambar kecil pada bagian bawah paragraf itu dengan gambar pohon yang mirip dengan pohon yang ada di depannya. Michelle menyadari bahwa ia telah berada di tempat yang tepat setelah memandang sekelilingnya sekali lagi untuk memastikan bahwa itu adalah pohon Giant Sequoia satu-satunya di tempat itu.
Ia tersenyum puas dan mulai mengamati kembali pohon Giant Sequoia itu. Michelle mulai berpikir bagaimana mencari apa yang dimaksud oleh buku itu. Ia melirik kolam hitam di dekatnya dan hampir berniat untuk masuk ke dalamnya. Siapa tahu ada yang tersimpan di dasarnya, pikir Michelle.
Tangannya masih meraba-raba pohon itu sementara matanya tidak lepas dari kolam. Tiba-tiba, Michelle merasakan ada getaran aneh menjalari tangannya yang masih meraba pohon.
Senyumnya mulai memudar dan perlahan ia menoleh ke arah pohon Giant Sequoia itu. Michelle melotot memandang pemandangan aneh di depannya. Ia sampai melepaskan tangannya dari pohon itu dan tidak mempercayai pandangannya. Pohon itu menggeliat !
Michelle benar-benar yakin bahwa pohon itu bergerak. Pelan-pelan, terdengar suara cekikikan dari pohon itu. Michelle semakin kaget dan ketakutan melihat hal itu.
"Hahahaha...geli sekali jika kau merabaku begitu." sebuah suara berasal dari pohon Giant Sequoia yang sedang dipandanginya.
Michelle menjulurkan kepalanya untuk melihat lebih jelas dan menyadari bahwa ada dua buah kelopak mata berwarna senada dengan batangnya. Kedua bola mata berwarna hitam itu memandanginya dengan ramah. Sebuah lubang besar menganga di bawahnya sebagai mulut dan Michelle yakin sekali bahwa ia tadi melihat lubang itu bergerak.
"Kau kaget, nak ?" pohon itu berkata kembali. Michelle hanya mengangguk gugup.
"Tidak masalah. Semua orang pasti kaget karena melihat sebuah pohon berbicara." celoteh pohon itu.
"Um, ma...maaf...siapa anda ?" Michelle memberanikan dirinya untuk bertanya setelah memperhatikan bahwa pohon itu tidak akan menyerangnya.
"Ohh, maafkan aku. Aku lupa memperkenalkan diri. Panggil saja aku Birk si Pohon Penjaga. Dan siapa namamu, gadis kecil ?" Birk tersenyum padanya. Kerutan di pohon itu semakin bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure Of The 7 Teens
FantasyJika kau memiliki keinginan yang menurutmu mustahil untuk dikabulkan, apakah kau akan bersedia untuk mengorbankan semuanya termasuk hidupmu untuk masuk ke dalam Pusat Bumi yang dikenal dengan nama Avexus ? Hanya 7 orang yang berkesempatan untuk masu...