Chapter 3

17 3 2
                                    

Sore itu Clara sedang membaca novel yang baru ia beli secara diam-diam beberapa hari lalu.Iya,diam-diam.Jika ayahnya mengetahuinya,mungkin Clara harus bersiap-siap mendengarkan ceramahan panjang.Lalu suara ketukan pintu terdengar.

"Nona"

Clara menghentikan kegiatannya lalu mengalihkan pandangannya menuju pintu kamarnya.

"Ada apa?"

"Tuan berada diruang belajar menunggu nona."Ucap pelayan yang berada diluar kamar Clara.

Clara menghela nafas"Aku akan segera kesana."

Setelah ia menyimpan novel itu ke rak buku yang berdiri disudut kamarnya,Clara langsung bergegas menuju ruang belajar.

Ruangan belajar itu cukup luas,dindingnya didominasi warna putih,dan terdapat beberapa rak buku yang menjulang tinggi menuju langit-langit ruangan.Seorang laki-laki yang umurnya kira-kira tiga puluh tahunan duduk di salah satu kursi yang ada diruangan itu.Dengan bantuan kacamatanya,ia sibuk membaca lembaran-lembaran kertas yang ada ditangannya.Ia kemudian mengalihkan pandangannya ketika menyadari suara langkah kaki yang tidak lain adalah milik Clara,anak satu-satunya.

"Bagaimana nilai ulangan biologimu?Apakah sempurna?"Tanya laki-laki bernama Daniel itu langsung,tanpa basa basi atau sapaan sedikitpun.

"Tidak.2 jawaban Clara salah."

Daniel menghela nafas lalu kembali membaca lembaran-lembaran kertas yang ia pegang tadi."Ayah akan mendatangkan guru les baru untukmu besok."

"Tapi,ayah baru saja mengganti guru les biologiku tiga minggu yang lalu."Ucap Clara tidak terima.

"Kalau begitu,di ulangan selanjutnya kamu harus mendapatkan nilai sempurna ok?"

Clara mengangguk.

"Dengar Clara,ayah melakukan ini semua demi kebaikanmu.Ayah hanya ingin masa depanmu cerah seperti mamamu."

Clara tersenyum kecil"Clara tahu.Selanjutnya Clara tidak akan mengecewakan ayah."

------------------

Walau jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi,Clara sudah berada duduk dikelasnya.Hanya ada 3 siswa disana,dan salah satunya adalah Clara sendiri.Sudah menjadi salah satu kebiasaanya datang lebih awal.Matanya terfokus pada deretan tulisan-tulisan yang menjelaskan tentang topik pelajaran pertama hari ini.

"Ternyata kau rajin juga."Ucap seseorang membuat Clara mendongak.Setelah mengetahui pemilik suara yang tak lain adalah Felix,Clara kembali melanjutkan kegiatannya.

"Kau baru tau huh?"Clara membalikkan halaman bukunya.

Felix kemudian duduk disebelah Clara"Memang aku baru tahu.Aku kan murid baru disini bodoh."

Clara menoleh lalu menatapnya Felix yang duduk disebelahnya dengan tatapan tajamnya.Setelah itu ia menghela nafas dan kembali membaca buku pelajarannya.

"Berhentilah menatapku seperti itu."Ucap Clara tanpa mengalihkan pandangannya ketika ia menyadari Felix sedang menatapnya.

"Aku tidak menatapmu kok.Kau saja yang kepedean."Bantah Felix seraya mengalihkan pandangannya.Clara tak menjawab,ia tetap melanjutkan kegiatannya.

"Hei,aku mau bertanya.Kenapa disekolah ini setiap ruangan kelasnya memiliki warna dinding yang berbeda?"tanya Felix.

"Karena memang begitu."Ucap Clara asal sembari membalikkan halaman bukunya.

"Dasar nerd."Ejek Felix kesal setelah ia mendapatkan jawaban yang tidak diinginkan.Clara yang tersinggung sontak menoleh lalu menatap Felix tajam"Kau bilang aku apa?"

Our StoryWhere stories live. Discover now