Chickenpox (Seokjin)

25.8K 745 11
                                    

NC

Drrtt

Drrttt

Drrtttt

Aish menyebalkan sekali! Lebih dari selusin panggilan masuk, dan sekarang handphone itu masih berdering. Kulihat layar datar menyilaukan itu, tertera nama "beloved seokjin" disana. Jempolku dengan kasar menekan layar tak bersalah itu.

"Please jin, don't disturb me with your calling! I just want to take my rest now"

Kata itu terlontar saat benda kotak itu menempel ditelingaku.

"Open the door before I broke it"

"Apa?"

BRAAKK

"Kya seokjin!"

"Cacar air ternyata"

Aku merubah posisiku dari tidur ke duduk. Menatap seokjin yang mulai berjalan mendekat. Sejak 3 hari yang lalu, kami tidak bertemu. Aku tak ingin menemuinya ya karena cacar air ini.

Memalukan memang, karena aku terkena cacar air saat SMA. Seokjin duduk dipinggiran ranjangku, tangannya terulur membelai pipiku yang terdapat bintik merah.

"Jangan mendekat, nanti kau tertular"

Seokjin tersenyum dan meraih tubuhku kepelukannya. Aku merasa sangat nyaman diantara rasa gatal yang melanda sekujur tubuhku.

"Tak apa, aku sudah pernah terkana cacar air jadi jangan khawatir"

Lega mendengar jika seokjin tak akan tertular walaupun bersentuhan denganku. Tapi pelukan seokjin tak bertahan lama menahan rasa gatal di tubuhku. Punggungku mulai terasa gatal lagi, dan menjalar ke pinggang, kaki dan tangan.

Please, ini sangat mengganggu. Seokjin melepas pelukannya dan menatapku. Ia menahan tawa saat melihatku menggaruk punggungku, walau tak mencapai tempat yang terasa gatal.

"Lepas bajumu-

-semuanya"

"Apa?"

Seokjin berdiri dan mengambil bedak penghilang gatal dari nakas kamarku. Aku mulai melepas kaos yang kukenakan beserta branya tentu. Seokjin mulai mengoleskan bedak tabur itu ke punggungku, rasanya sedikit perih namun melegakan.

"Banyak sekali, kkk-"

Reflek kusikut perutnya, dan ia sedikit merintih.

"Jangan menghinaku jin"

"Bagian lain sayang"

Aku tak mengerti. Dan aku hanya diam. Jin membalikan tubuhku dan menghadap kini aku sejajar dengan dadanya. Ia mengangkat daguku, membuatku menatap manik matanya.

"Aku menyuruhmu melepas semua baju, jadi sekarang lakukan. Sebelum aku yang melepasnya"

Dasar byuntae. Tapi aku tetap melepas bajuku dan sekarang polos.

"Bintik ini akan cepat hilang, percayalah"

"Pasti lama, dan sekarang rasanya benar benar menyiksa"

Jin tersenyum. Ah bukan senyum, tepatnya menyeringai.

"Mau tau cara ampuh agar rasa gatalmu itu hilang?"

"Apa itu?"

Seokjin mendekat, dan berhenti tepat disamping telingaku. Ia berbisik, "sex with me?" . Ahh sudah kuduga, si byuntae ini akan seperti itu.

"No jin, aku tak mau"

"Baiklah, tapi cepat lepas sisa sisa kain ditubuhmu ini"

Dengan bodoh aku mengikuti perkataannya. Dan mata jin membelalak disertai tawa dari mulutnya.

"Woah, lihat pantatmu sayang. Banyak sekali bintik disana kkk~"

"Jinn!! Please jangan menghinaku oke?"

Tangan jin mulai bergerak lagi. Memoles bagian bawah tubuhku yang juga dipenuhi bintik bintik merah. Hampir seluruh tubuhku berwarna putih sekarang karena bedak.

"Kau tetap cantik sayang"

"Oh ya?"

"Ya, dan kau tak perlu khawatir tentang bekas bekas chickenpox itu-


-aku bisa menerimanya hahaha"

"Jin itu tidak lucu kau tahu?"

Seokjin mendekat dan meraih tubuhku. Tangannya meraih tengkukku dan mendorong wajahku mendekat ke wajahnya. Bibirku basah, disertai sapuan lembut bibir tebal jin. Oh god disaat aku seperti ini, disaat keadaan disikku seperti ini, seokjin tetap bisa menerimaku.

Thanks for your gift god.



Huaaa, gua nulis apaan ini !!!
Kok gak jelas banget ya, aduhhh. Ga apa dah, ini janji saya ya readers setelah UKK yang cukup menyiksa batin dan pikiran saya.

Thanks buat readers yang mau nungguin cerita abal abal saya ini.
Muakaseh

FANGIRL's IMAGINE BTS [NC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang