Dipertemukan Untuk Dipisahkan

70 1 0
                                    


POV Arda

Sekarang sudah mulai maghrib, setelah menunaikan kewajibanku sebagi seorang yang taat pada agamnya. Dalam perjalanan pulang aku kembali terngat dengan Bella. Gadisku itu pernah menuliskan 2 surat untukku. Mungkin ini saatnya aku membaca surat keduanya. Dengan lincah jari jari ku ini membuka drive di ponsel canggih keluaran terbaruku.

Surat Bella

Aku yang sekarang banyak ingin aku sampaikan, kamu tega, kamu ninggalin aku sendiriaan, dulu kamu yang bilang don't leave me, tapi nyatanya sekarang you leave me. Aku bingung sebetulnya apa yang aku rasain ke kamu. Aku cuma merasa takut, membayangkan kamu meninggalkan aku. Berbahagia dengannya. Sementara aku disini masih sendiri dan belum bisa beranajak dari semua ini. Aku takut dengan semua kenangan kita.

Sayang, aku tau aku salah bila berpikir seperti ini, Aku hanya akan semakin menyakiti hatiku sendiri. Terkadang diriku merasa baik - baik saja namun dalam beberapa waktu kedepan bayangan tentang kamu datang dan menggangguku. Dissat ini jujur terkadang aku menjadi stalker di berbagai media sosialmu. Dan terakhir aku akan melihat instagram kamu. Kamu dengan bangga mengupload fotomu dengannya. Sementara dulu, saat kita masih bersama - sama banyak kenangan yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kamu untuk diabadikan disana. Dulu aku berpikir mungkin itulah cara kamu menikmati moment kita tanpa membaginya ke halayak banyak.

Tapi kini aku sadar mungkin kamu malu mengakui aku sebagai kekasihmu., heehhee, Aku yang berbeda dari kamu. Apa yang telah aku yakini dari aku lahir memang tidaklah sesuai dengan yang kamu harapkan. Taukah kamu? Aku pun merasa demikian. Aku kecewa dengan hati dan otak ini. Sudah jelas kamu pun tidak sesuai dengan mimpi - mimpiku. Dulu aku ingin memiliki seorang pangeran tampan yang akan menjadikan aku ratu. Membawaku ke altar yang berisi ratusan mawar untuk mengikat janji sehidup semati. Untuk setia satu sama lain sampai maut memisahkan. Seperti kisah dongeng yang menjadi pengantar tidurku. Tapi mengapa dengan bodoh & naifnya aku malah dengan yakin menjadikan kamu sebagai poros dari mimpi & anganku? Padahal jelas - jelas ada jurang yang memisahkan kita

Kini setelah 9 bulan kita bersama. Akhirnya kamu memutuskan untuk meninggalkan aku. Memilih mengarang kisah baru dengan dia yang lain. Hei sayang kamu tau? Rasanya itu sakit sayang. Bukankah lebih baik kamu pergi saja selamanya dari dunia ini daripada aku harus melihat kamu dengan yang lain. Tubuh yang dulu memelukku disaat gundah dan sedih menghampiri, tangan yang dulu menggandeng tanganku dissat aku takut menghadapi kerasnya dunia, sekarang semua itu milik wanita lain. Rasanya sedih. Sedih sampai sulit aku ungkapkan dengan kata.

Sayang, bagaimana bila kita bertukar tempat. Aku menjadi kamu. Kamu menjadi aku. Aku memutuskan untuk meninggalkan kamu. Aku memutuskan semua janji yang aku ikrarkan kepada kamu. Aku memilih Kak Bertus atau Kak Alfa. Bukankah mereka lebih layak dari kamu. Mereka dapat menemaniku mengunjungi Tuhanku tiap minggu. Mereka akan lebih mudah diterima oleh semua keluargaku. Mereka jauh lebih tampan & selalu berada di sekitarku, coba bayangkan sebentar. Apa yang akan kamu rasakan. Merasa terhianati kah? Bila iya, itulah yang kini aku rasakan.

Semua sudah berlalu, kamu telah bahagia. Sekarang aku harus fokus untuk masa depanku & jelas itu tanpa kamu. Karna Tuhanku hanya mempertemukan kita, bukan mempersatukan kita. Dan satu lagi kamu adalah kaktusku. Indah tapi berduri. Namun aku tetap bersyukur pernah merawat kaktusku itu sampai sekarang. Bila memang ini saatnya aku harus melepaskan kaktusku itu, mungkin ini saat yang tepat.


Cintaku Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang