Play [Repost]

129K 4.9K 225
                                    

Zamora duduk manis diatas sofa sambil menonton drama serial yang sebenarnya tak ia tonton karna pandangannya hanya tertuju pada ponselnya, menanti balasan pesan dari seorang Dhirga.

Line!!

Dhirga.ba
Hai juga ntik xx
I miss you too

Pupil Zamora melebar membaca pesan yang ia terima dari Dhirga. Tak menyangka bahwa Dhirga akan merespon dengan baik. Zamora bingkas berdiri dan jingkrak-jingkrak kegirangan. "Oh my godness!!!!" Jerit Zamora sambil mendekap ponselnya erat.

"Calm down, Zamora." Zamora kemudian mengambil inisiatif untuk menarik nafasnya dalam- dalam, lalu ia hembuskan sekuat mungkin sebanyak tiga kali.

Setelah merasa tenang, Zamora pun kembali duduk, kemudian mengetikkan balasan untuk Dhirga.

Zamora.amor
Lgi free ngga?

Sent.

"Bibik!!!" Panggil Zamora lantang.

"Bibiiikkk!!!!!" Nada suara Zamora meninggi ketika yang dipanggil tak kunjung datang.

Selang beberapa menit, perempuan separuh baya yang Zamora panggil 'Bibik' itu datang dengan kepala yang menunduk takut menghadapi Zamora.
"Lama amat! Lain kali, kalo dipanggi tuh nyaut! Jangan diem aja!" Bentak Zamora kasar.

"Zamora! Lo tau ngga lo lagi ngomong sama siapa?" Bentak suara bariton dibelakangnya.

Sontak Zamora menoleh kearah sumber suara. Mata Zamora menangkap pemandangan seorang pemuda dengan kemeja Hitam yang di gulung sebatas siku.

"Dia bibik disini! Cuma bibik!!" Seru Zamora tak mau kalah.

"Walaupun dia cuma Bibik disini, dia tetap orang tua yang harus kita hormati!" Sentak pemuda berkemeja hitam itu.
"Lo lupa gimana manjanya lo sama Bibik Dina dulu? Lo lupa sama ja....."

"Cukup, den Arka. Non Amor ngga salah. Bibik yang salah, bibik yang lama. Jangan marahin Non Amor." Pinta Bibik Dina dengan tatapan sendunya.
Arka atau Aleef Zarka Damanik langsung memalingkan wajah sambil mendengus.

"Tuh, lo denger sendiri kan?" Cibir Zamora dengan senyum kemenangan yang tercetak dibibir merahnya. "Gue ngga salah. Bibik yang salah. Makanya kalo ngga tau apa-apa, mending diem aja." Tambah Zamora sambil berjalan menuju ke kamarnya. Namun, saat akan melewati Arka, Zamora langsung menubruk bahu Arka, membuat pemuda itu langsung menarik tangan Zamora sehingga pergerakan Zamora tertahan oleh tangan kokoh Arka.

"Apa lagi sih?" Tanya Zamora sengit.

Mata Arka beralih pada Bibik Dina yang sedang menatapnya sendu. "Bibik boleh balik ke dapur." Titah Arka tegas, membuat Bibik Dina tak sanggup melayangkan kalimat protesnya dan langsung kembali pada kerjaannya didapur yang sempat tertunda.

"Sopan santun lo kemana?" Arka balik bertanya dengan nada datar khasnya ketika berbicara dengan adik perempuannya.

"Sopan santun? Udah gue buang ke laut lepas." Jawab Zamora sambil berusaha merentap kembali tangannya.

"Apa perlu gue minta Papa buat ajarin lo sopan santun lagi?"

"Ngga usah bawa-bawa papa deh! Gue muak! Yang ada di otak papa itu cuma lo, bang! Semua yang keluar dari mulut papa itu cuma nama lo! Arka juara satu, Arka menang olimpiade ini itu, Arka yang akan gantiin posisi papa nanti di perusahaan, Arka anak baik, Arka penurut, Arka....."

Plaak!!!

Satu tamparan pedas hinggap di pipi Zamora, membuat gadis itu hampir saja tersungkur jika kakinya tak kuat menyangga tubuhnya yang sempoyongan.
Tangan kanan Zamora terangkat, mengusap pipi kanannya yang pijar akibat tamparan Arka.

Badboy For Little Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang