20 May 2016
Hai Wonwoo,
Baru saja kemarin, aku membencimu.
Dengan segala kekesalanku, aku mencoba menghapus namamu dari otak dan hatiku.
Namun tidak, mereka enggan melakukannya. Tidak ada kata lain selain sayang yang bisa menggambarkan perasaanku selama ini. Rasa sayang itu, membuatku bertahan sampai detik ini untuk berada di sampingmu.
Dengan ego ku yang tinggi, aku tahu kadang akulah yang membuatmu marah sehingga kita harus bertengakar panjang lebar.
Untuk itu, Maaf.
Rasa gegabah itu muncul karena aku tidak mau kehilangan Wonwoo-ku. Dan mungkin sampai sekarang, engkau tidak pernah menyadarinya.
Aku tahu, tindakanku salah. Tapi aku tidak bisa mengontrol semua itu. Aku mencintaimu, Wonwoo. Sangat mencintaimu sampai-sampai aku rela berkelana ke 7 dimensi hanya untuk menemukan waktu dimana kita bisa menemukan kata bahagia.
Sekali lagi, aku salah.
Selama ini bahagia yang ku cari, ada tepat di depan mataku. Seorang Jeon Wonwoo. Entah mengapa, rasa itu tidak pernah hilang.
Namun Wonwoo, aku kewalahan jika memikul beban ini sendirian.Aku menyayangimu. Seorang Wonwoo yang hari-harinya tidak terlepas dari tidur siang di kelas ketika pelajaran Biologi, dan bermain musik untuk melepas penatnya. Wonwooku yang dulu.
Setelah dua kali kita bertemu dengan kata selesai, aku takut yang ke tiga adalah strikes. Aku tahu, aku tidak punya hak untuk mengatur kata hatimu, aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengekangmu di pelukanku.
Terhitung hari ini, aku mencintaimu kembali. Tanpa berharap dicintai kembali.
Aku sangat mencintaimu, Wonwoo.
Dan terima kasih apabila engkau memiliki perasaan yang sama.
xxduyoxx