Cahaya matahari yang menembus hingga ke alam aquaria mulai menyusup di sela-sela jendela pertanda memasuki pagi hari. Lampu yang terbuat dari plankton-plankton pun jadi ikut meredup sembari cahaya disekitar mulai menunjukkan terang.
Sierra perlahan-lahan bangun kemudian merenggangkan otot-ototnya di atas ranjangnya. Saat ini masih dalam jangka waktu libur panjang bagi sekolahnya, jadi dia bisa puas dan bebas menghabiskan waktunya sebelum waktu libur itu berakhir.
"Mimpi itu...ya aku bisa mencari tahu tentang mimpi itu mulai sekarang." gumamnya dengan semangat. Menguak suatu teka-teki bisa dijadikan alternatif pemecah suntuk di kala liburan, selain bisa menghabiskan waktu dengan pangeran Leon tentunya.
Sambil keluar dari kamarnya Sierra mencoba berpikir mengenai teka-teki yang ingin dia cari tahu itu. Entah mengapa tiba-tiba ia teringat perkataan pangeran Leon yang mengatakan tragedi kapal tenggelam itu terjadi pada 17 tahun yang lalu. Seketika ia mengehentikan langkahnya,
"Itu kan sama dengan tahun kelahiranku? " gumamnya dalam hati penuh tanda tanya.
Sierra melanjutkan perjalanannya menuju ruang makan. Sesampainya disana ia mengerutkan kening, tak seperti biasanya ibunya tidak terlihat menyiapkan makanan atau menunggunya sarapan bersama. Kalau ayahnya tidak ada Sierra masih mengerti, kadang ayahnya harus cepat-cepat bergegas ke istana ataupun sebelumnya memang menginap di istana. Tapi, dimana ibunya?
Yang terlihat hanya ada pelayannya yang sibuk menyiapkan sarapan.
"Pagi nona." sapa salah satu pelayan.
"Pagi bibi, dimana ibu? " Sierra meluncurkan pertanyaan pada pelayan itu sambil duduk dikursinya.
"Nyonya pergi sama tuan pagi-pagi sekali, sepertinya ada urusan penting." jawab pelayan itu.
"Ooh." Jawab Sierra sembari menganggukan kepala tanda mengerti. Dia baru ingat, ibunya sudah memberitahukan kemarin bahwa beliau akan keluar kota bersama ayahnya menuju kerajaan tetangga, jadi harus pergi pagi-pagi sekali agar bisa pulang tanpa harus menginap.
Sierra pun melangsungkan sarapannya sendirian dalam hening, akibatnya pikirannya mulai terbang menjelajahi teka-teki mimpi itu lagi. Sebenarnya ketika menuju ruang makan tadi dia memutuskan tak mau memikirkan mimpi itu lagi, karena dia pikir memecahkan mimpi itu sepertinya cukup rumit.
Ya, dia mencoba melupakannya. Tetapi semakin dilupakan semakin kepikiran. Hatinya masih sangat penasaran dengan mimpi itu, sementara pikirannya membantah tak mau memikirkan itu lagi. Tapi hati dengan pikiran, kali ini mana yang menang?
"Kalau seandainya ternyata memang sebuah fakta orangtuaku menemukan bayi manusia, lalu apa hubungannya denganku? mengapa aku harus mendapat mimpi itu." gerutu Sierra sangat pelan.
Ya, mimpi terkadang bisa jadi sebuah petunjuk , entah mengapa tiba-tiba batinnya sendiri bersuara.
Sierra memutuskan untuk mencari tahu kembali mengenai mimpi itu lagi. Dia mengolah petunjuk pertama yang ia dapatkan, yaitu kejadian kapal tenggelam tersebut sama dengan tahun kelahirannya. Bulan kelahirannya adalah bulan Juli, sekarang yang bisa dilakukannya adalah mengetahui pasti bulan berapa tepatnya kejadian kapal itu tenggelam.
Indikasinya mudah, kalau ternyata bulan kelahirannya di sekitar bulan kapal tenggelam itu yang jelas tak mungkin orangtuanya naik kepermukaan. Ibunya pasti sibuk mengurusi kandungannya atau mengurusi bayinya yang baru saja lahir. Itu artinya mimpi itu hanyalah ilusi, bukan petunjuk apa-apa.
"Bibi..." panggil Sierra pada seorang pelayan yang sibuk berlalu-lalang.
"Iya nona? " sahut pelayan itu kemudian mendekat pada majikan yang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mermaid
FantasyTragedi kapal tenggelam membuat sesosok bayi terbawa ombak di tengah lautan. Tak disangka ternyata ada sepasang suami-istri menemukan dan mencoba menyelamatkan bayi yang tidak mereka ketahui bagaimana nasib orangtuanya itu. Sepasang suami-istri itu...