Leon memandang Sierra yang cantik, dan memang selalu cantik dimatanya. Sierra terlihat manis mengenakan dress berwarna biru muda selutut dengan bintang laut kecil bewarna senada di rambut panjangnya yang coklat. Namun kemudian ia mengernyitkan dahi setelah menyadari raut wajah kekasihnya itu seperti menyembunyikan sesuatu yang tidak mengenakkan.
"Sierra, kau baik- baik saja? " tanya Leon dengan nada khawatir.
"Aku baik-baik saja kak." jawab Sierra tersenyum lirih.
Leon terdiam sejenak, dia akan meminta Sierra menceritakannya tapi mungkin tidak sekarang. Kemudian ia menghela nafas lalu mencoba tersenyum,
"Baiklah, ayo kita pergi."
Sierra mengambil ancang-ancang mau merubah sepasang kakinya menjadi ekor.
"Tidak Sierra! "
"Tidak? " tanya Sierra tidak mengerti.
"Kita pergi menaiki Bejisha." ujar Leon sambil menunjuk bejisha yang terparkir di luar pintu gerbang rumah Sierra.
Menaiki bejisha hanya berdua seharusnya bisa menjadi moment romantis bagi sepasang kekasih, tapi entah mengapa yang dirasakan sebaliknya, malah suasana yang hening dan sepi. Baik Leon maupun Sierra tak ada yang memulai membuka suara.
Keheningan itu berakhir hingga mereka sampai pada restaurant yang dituju.
"Kita sudah sampai." Leon segera turun dari kereta kemudian mengulurkan tangannya kepada Sierra untuk keluar.
"Kau sudah pernah makan disini? " tanya Leon.
"Pernah kak. Restaurant ini bukannya tempat makan paling mahal di Airlaria? " Sierra memperhatikan restoran yang berbentuk kubah yang terbuat dari kaca tersebut.
Leon menanggapinya dengan tersenyum lalu menggenggam tangan Sierra untuk masuk ke dalam restaurant paling mahal dan mewah, yang biasanya menjadi tempat makan bagi kaum bangsawan maupun orang-orang kaya. Penduduk diluar Airlaria bahkan sering datang hanya untuk menikmati makan di restaurant tersebut.
Ketika masuk mereka langsung disambut oleh pemandangan interior restaurant yang penuh dengan pernak-pernik mewah nan berkelas. Terlihat juga para pelayan yang standby dengan rapi menyambut Sierra dan Leon sebagai pelanggannya, kemudian mengarahkan mereka ke meja yang kosong.
Setelah Sierra dan Leon duduk, dengan sopan pelayan itu menyodorkan daftar menu yang tersedia. Setelah itu tangannya mencatat pesanan yang disampaikan oleh Leon.
"Kau pesan apa Sierra? "
"Hm, aku sama dengan kakak saja."
Setelah urusan pesanan selesai dengan sopan pelayan tersebut pun mengundurkan diri.
"Kau kenapa Sierra? " tanya Leon memandang wajah Sierra Lekat-lekat."
"Aku? Sudah kubilang aku baik-baik saja kok kak." jawab Sierra dengan tenang.
"Kau berbohong."
"Aku tidak bohong." sahut Sierra cepat.
"Kau tak percaya denganku? Aku tahu ada yang kau sembunyikan Sierra." ujar Leon yang membuat Sierra kontan saja terdiam. "Kalau itu bisa meringankanmu, kau bisa menceritakannya padaku." lanjut Leon dengan lembut.
Sierra memandang wajah Leon yang sedang menatapnya lekat-lekat. Kini tenggorokannya bagaikan tercekat, ia tidak tahu mau berbicara apa karena dirinya tiba-tiba dilema antara menceritakannya atau tidak.
Karena tujuan awalnya berjumpa dengan Leon bukanlah untuk menceritakan semuanya, tetapi ia berharap Leon bisa membuat perasaannya sedikit membaik dan meringankan rasa sakit yang tertancap di hatinya. Ya, dia memerlukan sesuatu yang menghibur hatinya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mermaid
FantasyTragedi kapal tenggelam membuat sesosok bayi terbawa ombak di tengah lautan. Tak disangka ternyata ada sepasang suami-istri menemukan dan mencoba menyelamatkan bayi yang tidak mereka ketahui bagaimana nasib orangtuanya itu. Sepasang suami-istri itu...