"Adikku terkadang berkunjung untuk membersihkan kamarku, tapi akhir-akhir ini ia tidak datang. Mungkin dia telah menjadi sibuk. Ah betapa aku merindukannya, dia pasti sangat cantik sekarang."
"Ya, tidak jauh, kau lebih cantik"
Perasaan itu terasa jelas, Jessica dapat merasakan sedikit getaran. Di lain sisi, lelaki itu tersenyum, mengamati wajah gadis yang polos. Tanpa sentuhan riasan apapun dan terlihat sangat menggemaskan.
"Aku merasakan kau tersenyum."
Kris tersenyum lebar.
"Memang. Aku tersenyun lima jari, sambil memandangimu dengan aroma kopi dari uapnya, juga musik klasik yang mengalun dari panggung kecil itu ikut menemani, aku rasa aku mendapatkan sore yang indah."
Ia menggombal tanpa henti. Membuat wajah gadis di depannya bersemu merah, ini musim semi dan wajahnya tak luput dari senyuman.
Senyuman pertama setelah kejadian terburuknya. Lalu Jessica kembali murung.
"Tapi aku tak dapat melihatmu."
Sempat terdiam, Kris larut dalam tatapan matanya pada retina Jessica.
"Tak apa. Kau bisa membayangkannya; aku dengan ciri wajah khas Tiongkok, mataku tidak begitu kecil, aku memiliki hidung yang bagus, kau bisa menyentuhnya. Kau juga bisa merasakan bibir ku yang penuh. Aku tidak memiliki banyak rambut, dan tinggiku hampir 190cm, kau berada di bahuku. Sepertinya aku cukup tampan untukmu."
Pikirannya mulai membayangkan sosok itu, dengan tinggi yang disebutkan, suaranya yang khas, juga beberapa ciri wajahnya yang lain. Tak lama Jessica tersenyum kecil. "Aku senang bertemu denganmu."
"Aku juga. Aku sangat senang."
Dengan obrolan manis yang ditemani dengan dua cangkir kopi hitam, keduanya larut dalam suasana.
.
"Ini kamarmu."
Pandangannya tak dapat beralih, satu tingkat dari kata "berantakan", dan pikirannya kembali pada alam sadarnya setelah Jessica menggumam.
"Maaf, aku berusaha sebisaku untuk merapihkannya. Tapi sepertinya masih saja ada yang terlewat."
"Tidak. Tidak apa. Mari kita bereskan bersama." Jelasnya pelan. Mengambil pakaian-pakaian yang berserakan di lantai, merapikan sepatu dan sandal gadis itu, juga ikut merapihkan ranjangnya.
.
Belum lama Kris pamit untuk segera pulang karena sudah hampir larut malam. Jessica kembali terhanyut dalam pikirannya, ini terjadi setiap malam, atau bahkan setiap hari. Terduduk di pinggiran ranjangnya sambil memeluk boneka beruang dengan bulu yang lembut, Kris memberikannya sebagai hadiah. Pikirannya terlalu jauh sekarang; apa adiknya baik-baik aja atau ia sudah menikah sekarang, apa Kris benar-benar orang yang baik, dan apa ia memiliki perasaan khusus pada lelaki itu? Juga, mata ini... Apa ia benar-benar akan menjalani hidup seperti ini selamanya? Mungkin Kris bisa menerimanya, tapi orang di sekitarnya? Ia bahkan takut untuk sekedar berteman.
"Ah, dunia ini... Tidak terlihat mana yang baik dan mana yang buruk. Keburukan dengan topeng kebaikan, dan sebaliknya..." Jessica menghembuskan nafas rendah. "Apakah begitu?" Tanya nya pada diri sendiri.
Menurutnya, dunia ini masih tidak indah dan tidak adil. Dunia yang luas ini— ia bahkan tak tau persentase perjalanan nya selama di bumi ini, 0.01% kah?
Kerut bibirnya membentuk senyum kecil, saat merasakan lembutnya boneka di dalam dekapannya. Boneka pemberian Kris. Dengan wangi khas Kris... Mungkinkah ia sengaja menyemprotkan parfumnya?
Mana mungkin.
Pikirannya larut dengan hembusan angin malam yang menerobos masuk melewati celah jendela apartement kecilnya. Membawa Jessica semakin larut akan banyak hal. Keluarga, dirinya, dan dunia. Masih memikirkan apakah dunia tetap menerimanya dengan kondisinya yang seperti ini? Tidak memiliki penglihatan, hidup sendiri, tidak memiliki pekerjaan, dan tidak memiliki satupun teman selain Kris.
Semakin larut malam, semakin terdengar suara lirih jarum jam yang bergerak tiap detiknya, dan diikuti helaan nafas perempuan berambut hitam gelap yang tertidur pulas di ranjangnya. Menghilangkan penat duniawi nya dengan tidur, bermimpi indah yang akan membuatnya tersenyum secara tidak nyata.
Dan Kris, tetap memikirkan sosok perempuan itu. Sosok berambut hitam gelap panjang, berkulit seputih susu, memiliki wajah kecil dengan bulu mata lentik yang menghiasi kelopak mata nya yang indah, juga bibir kecilnya yang berwarna merah muda.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Happy Ending
FanfictionKetika tatapan sendu penuh cinta beradu, dan ketika cinta merubahnya menjadi saling menyakiti. Semuanya hanya perlu untuk diperbaiki, tidak dengan saling meninggalkan. "Jessica, dengar sayang, aku mungkin terlihat brengsek. Tapi untukmu aku berani...