delapanㅡbelas

5.7K 484 9
                                        

Nayeon tengah merapihkan baju seragam milik Dahyun, kemarin bajunya terkena darah milih Chaeyoung. Jujur saja Nayeon tidak ingin pergi kesekolah, pasti dirinya akan dipanggil ke ruang guru lalu discors seperti biasanya.

Berita tentang dirinya dan Juga Chaeyoung pasti juga sudah tersebar satu sekolah. Buktinya saja pagi hari ini ketika ia mengecek website sekolah ia sudah mendapati banyak siswa membicarakannya.

Masa bodo ucapnya.

Nayeon berjalan di koridor kelasnya di temani dengan Dahyun.

"Lo paling di scors aja kan ya Yeon? Enak dong. Gue pengen banget!" seru Dahyun membayangkan.

"Woiyadong! Yaudah sana cari masalah." seru Nayeon juga.

Dahyun tersenyum cerah kali ini, kenapa? Tadi malam ia dan juga Nayeon menonton salah satu kdrama kesukaan Dahyun. Baru kali ini ia menonton bersama teman biasanya sendiri saja. Jadi terasa tidak ngenes lagi kan ya?

"Yeon gue ke kelas duluan ye! Byee! " Dahyun melambaikan tangannya lalu hilang ditelan dengan pintu kelas 2-2.

"Shhh." terdengar deru nafas seseorang di telinga Nayeon.

" Perasaan gue aja kali "

Nayeon terus berjalan menuju kelasnya. Hingga akhirnya suara deru nafas itu terdengar lagi.

" Sapa si? " Nayeon mengarah kebelakang, tapi kosong. Tidak ada satupun orang, hanys ada beberapa siswa yang memandangnya bingung.

Nayeon langsung mengarah kedepan lagi, begitu terkejutnya ketika dirinya mendapati ....

"HAHAHAH! LO TAKUT? HAHAHA!" Tawa Jimin terdengar hingga membuat satu kelas keluar, mereka mengira suara tawa itu suara setan terkikik. Tapi ternyata itu suara Park Jimin. Nayeon hanya memutar bola matanya kesal.

Tanpa menghiraukan tawa Jimin, Nayeon langsung memasuki kelasnya. Hening. Tak ada yang berbicara. Mereka semua terlihat mengetik ponselnya. Menuliskan kata demi kata dengan cepat.

Mereka lupa jika Nayeon masih berada di grup line kelas mereka. Bodoh sekali. Mereka semua membicarakan berita Chaeyoung beserta kritikan pedas untuk Nayeon.

Dengan diam Nayeon membaca semuanya.

' aku yakin ia akan dikeluarkan. '

' bukankah tindakan bullying nya kini sudah keterlaluan? '

' untung saja nyawa Chaeyoung anak kelas 1 itu masih ada. Haha. Jika tidak? Ia akan mati membusuk di sel. '

Nayeon geram membacannya, dengan emosi tentu saja ia mengetik dengan tergesa-gesa disana.

' Bodoh sekali, aku masih ada di grup ini wahai murid bodoh.'

' kenapa kalian tidak berkata seperti itu di depanku? Wah daebak! '

Read 23

Glep

Seluruh siswa di ruangan kelas itu tak bisa berkutik lagi dengan ponselnya, tangan mereka kaku sekarang. Mereka tidak ingin memandang wajah Nayeon di bangku paling belakang.

"yah! Kenapa diam saja, my lovely chingu! " sindir Nayeon.

Brak

Kursi dan meja yang kosong didepannya itu di hampas kasar dengan Nayeon, membuat teman satu kelasnya terkejut tak karuan.

Mereka masih diam.

"KALIAN BODOH YA?"

"KAU! YA! Wendy Son! Kesini!" Nayeon memanggil salah satu dari mereka. Wendy lah orang yang memulai percakapan itu.

"Kenapa lo masih disitu?! Wendy! Gue bilang lo kesini! Lo punya telinga?" lagi-lagi suara bentakan Nayeon makin menerkam suasans di kelas itu. Orang yang di panggil pun dengan takut menghampiri Nayeon.

"Ah, pintar! Sini lo duduk samping gue sinih!" Nayeon mengepukan kursi kosong disampingnyaㅡyang biasa sering diduduki oleh Jungyeon.

"Nah!"

"Wah rambut lo bagus banget deh. Warna merah lagi? Mau gak gue bagusin lagii? " Nayeon tersenyum jahat. Seketika ia ambil rambut Wendy ia bagi menjadi dua bagian.

Entah apa yang akan dilakukan Nayeon, ia ambil sebuah permen karet yang baru ia beli.

"Kenapa Mingyu-ssi?" Mingyu yang penasaran dengan apa yang Nayeon lakukan menengok ke belakang. Padahal semua murid tidak ada yang berani memandang kebelakang.

"Kemarilah! Aku butuh bantuanmu" Dengan lekas Mingyu menghampiri Nayeon, lekas namun lemah.

"Makan ini!" Nayeon menjejelkan dua permen karet ke mulut Mingyu. Tentu saja Mingyu tak tahu apa-apa ia langsung saja mengunyah permen itu tanpa berpikir lagi. Dengan perasaan resah Wendy terus menahan tangis.

"Keluarkan permen itu, lalu ikatkan ke rambut merah gadis ini. Mengerti? Lakukan!"

Wendy dan Mingyu terkejut atas perilaku Nayeon yang sangat kejam itu.

"Nayeon! Maafin gue! Gue abis bleaching! Please jangan!" Gadis itu memegang tangan Nayeon, tangisannya pecah.

"Lo kenapa diem sih? Buru!" Nayeon melepaskan genggaman Wendy kasar, membuat gadis itu menangis sejadi-jadinya.

Dengan perasaan tak enak Mingyu menempelkan dan mengikatkan permen karet yang baru saja ia kunyah di rambut merah terang milik Wendy. Tentu Wendy menangis bahkan memukul Mingyu pelan.

" Tidak! Rambut gue! " Teriak Wendy.

Mingyu kembali menuju kursinya dengan perasaan bersalah. Wendy terus melepaskan rambutnya dari permen karet itu. Namun sayang, permen itu terlalu basah dan lengket membuat Wendy kesusahan untuk melepaskannya. Nayeon tersenyum tanpa dosa.

"Makin cantik wen!" Nayeon mengacak-acak rambut Wendy sejadi-jadinya membuat Rambut itu makin berantakan.

Wendy pergi meninggalkan kelas bersama dengan tangisannya.

Tiba-tiba terdengar pengumuman dari radio yang di pasang di seluruh kelas.

" Panggilan kepada  Im Nayeon kelas 3-1. Untuk segera menuju ke ruang kepala sekolah. "

" Akhirnya liburan gue tiba! "

-----

Baru pertama kali ada murid kalo di panggil ke ruang kepsek bahagia. Nayeon beda mah sm yg lain ehe.

-ika

Modal Tampang[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang