Fifth petal : yellow chrysantemum

14 0 0
                                    


Prak....
Suara piring terjatuh....
Bruk....
Suara Badan terjatuh, tak lama setelah piring...
"SEUMUR HIDUP AKU TAK PERNAH BAHAGIA JADI ISTRIMU!"
Suara teriakan ibu yang bergema.....
"HUWAAAAAAAAA..."
Suara adik yang menjerit dari kamarnya....
kriet..... klek... brak....
Suara Pintu depan yang awalnya ku tarik pelan, namun ku banting setelah daunnya mendekat pada katupnya.
Sengaja, supaya bisa menjadi interupsi seolah tak sengaja pada penghuni rumah yang lain, sinyal bahwa aku harus segera pergi ke kampus.
Aku menunduk sebentar, kemudian mendongak tinggi ke langit. Biru...
Aku kuat, aku tidak apa - apa...
Begitu gumamku pelan dalam hati...
kemudian aku berjalan meninggalkan rumah, menuju kampusku.

Untuk sampai ke kampusku, aku harus menumpangi sebuah bus.
Kemudian, lamat - lamat terdengar Suara bapak - bapak yang mengomel ditengah telponnya.
Suara ibu - ibu yang memarai anaknya, sedang si anak tengah menangis.
Suara nenek - nenek menggerutu karena mentari pagi kota yang membuat pagi ini penuh peluh berhamburan....
Berdesakan masuk melalui telingaku....
Kemudian, seorang perempuan muda menghardikku, karena aku tak sengaja menginjak kakinya ditengah sempitnya penumpang bus.
"KALO JALAN LIAT LIAT DONG! PUNYA MATA DUA KENAPA NGGAK DIPAKE SIH??"
Aku kuat, aku tidak apa - apa...
Lagi - lagi aku bergumam dalam hati kecilku..
Aku mengucap kata 'maaf ' pelan sembari mengulum senyum getir....

Aku mengambil tempat duduk di barisan depan ketika aku sampai di kelasku.....
Kursi paling pinggir, tempat favorite ku.
Aku berusaha menyapa teman - teman yang kuanggap paling dekat denganku.
Aku berusaha mengajak mereka mengobrol sesaat.
Mereka merespon, seadanya..
tertawa yang hanya seadanya....
bicara yang hanya seadanya...
Perhatian yang hanya seadanya....
Aku tak lagi dicari - cari oleh mereka.
Aku lagi - lagi mengulum senyum.
Aku kuat, aku tidak apa - apa....
Ini kali ketiga aku mengulang pernyataan yang sama.
aku mohon pamit atas alasan tak logis yang sengaja kubuat - buat...
kemudian pindah ke tempat duduk paling belakang sebelum dosen kami memulai kelas....
sendiri...
Aku kuat, aku tidak apa - apa...

"Kiara... tolong kamu kerjakan tugas yang kemarin yaa... aku lagi sibuk...."
"Kiara.... kok info yang kemarin belum di sounding?"
"Kiara, jangan lupa ya nanti rapat dulu sebelum pulang...."
Aku hanya tersenyum sambil mengangguk pelan....
Apa yang tadinya kujadikan bahan pelampiasan, kini tambah memperberat kondisiku.
Aku kuat, aku tidak apa - apa...
Berat rasanya harus berkata hal ini terus menerus...
Tapi.. aku kuat, kok...

"Aku pulang duluan ya, ada urusan..."
"Kiara, aku mau main dulu ya... sudah ditunggu..."
"Oh? kamu pulang kemalaman? yasudah.. terserah kamu sajalah..."
"Maaf ya aku nggak bisa nganter kamu pulang... kamu berani pulang sendiri kan? jangan lupa makan. hati hati dijalan..."
"Tapi cowok - cowok yang kamu bilang nyeremin itu nggak ngapa - ngapain kamu kan? yaudah lah santai aja... nggak usah takut. itu cuma perasaan kamu aja..."
"Hemmmhh.. yaudahlah terserah kamu, aku dah coba ingetin kamu..."
"Ayolah... jangan terus menangis... jangan terlalu dibawa perasaan kenapa sih?"
aku hanya ingin diperhatikan oleh kekasihku....
sedikitnya, mungkin waktu telah merubahnya...
aku sedikit merasa kehilangan dirinya.....
dirinya yang dulu hampir setiap waktu ada untukku dan memperhatikanku, ketika waktunya adalah milikku....
dirinya yang selalu bertanya apa yang aku khawatirkan atau sedihkan, kemudian memelukku tanpa ragu...
setidaknya, bersabarlah sedikit... sedikit saja... untuk menerimaku apa adanya dan keluh kesahku....
tapi....
Aku kuat, aku berjanji padanya, pada kekasihku, untuk menjadi pribadi yang lebih kuat...
Tidak menangis lagi....
Untuk lebih bersabar lagi...
Demi mempertahankan kisah cinta kami....
Aku kuat, aku tidak apa - apa....
Untuk saat ini, aku menggumamkannya lebih kuat, lebih lama... berulan ulang...
sampai hatiku melemas...
sampai mataku memnaas...
aku mendongakkan kepalaku ke langit....
Jangan menangis, Kiara... jangan sekali - kali lagi...
Ayo kuat, Kiara... Kuat... kamu wanita yang kuat kan?

Aku memang dibesarkan dalam keadaan yang memaksaku untuk tetap tersenyum, apapun resikonya....
tetap tertawa, apapun alasannya...
tapi, itu bukan berarti bahwa aku adalah manusia yang tak punya hati, tanpa perasaan...
justru... terlalu lama memendam perasaan itu sendirian, selama 17 tahun aku hidup dan merasa.... membuat aku menjadi lebih perasa dan mudah terluka....
hanya saja, nampaknya dunia tak mampu terlalu banyak menolerir perasaanku..
resikonya, akulah yang harus menaati mereka...
satu lawan banyak, jelas aku kalah suaka...
aku harus bisa...
aku harus semangat...
Seminimalnya untuk tidak menangis, meski terluka...
untuk tidak bersedih, meski rasanya air mata itu sudah saatnya jatuh...
untuk tidak mengeluh, karena tak lagi ada ruang untukku berduka...
aku harus bahagia, bagaimanapun caranya...
aku harus bersuka... sampai aku lupa bagaimana caranya menangis atau sekedar meneteskan air mata...
aku... harus... bisa... bahagia... dan... kuat....
bagaimanapun... caranya...
tawaku dalam hati, meskipun tanpa sadar air mata tengah mengalir pelan - pelan...

---
Halo!
Kembali lagi dengan author disini.
Jangan lupa untuk share, comment, dan rate nya ya!
Terima kasih sudah membaca cerita author ini :3

Regards,
-Ryuka

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HanakotobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang