Prolog

426K 17.1K 248
                                    


"It's just the begining for our story"

*****

Ketika semua orang sibuk mengurusi kisah cintanya, Atha Gilbert justru memilih untuk melakukan hal yang dia sukai. Dimulai dari travel,menulis buku, mejadi seorang pemilik toko bunga. Yah, mungkin ini terkesan aneh. Tapi dia sangat menikmati hidup yang tengah di jalaninya sekarang.

Namun dia harus sedikit merubah jadwal yang telah dia rancang dengan ketelitian yang sangat mutlak. Membuat dia menjadi uring uringan, seperti ibu-ibu hamil yang tengah dalam masa sensitif. Apalagi jika bukan karena temanya yang memaksa dia untuk datang ke Roma, Italia guna menghadiri pernikahan tentunya. Oh! Dia sangat benci akan kata itu tapi mau bagaimana lagi dia harus berangkat. Hal yang tak bisa di tolaknya. Karena baginya sahabat adalah utama,diatas segalanya.

"Atha! Kau sudah siap, ayah menunggumu di bawah" teriak wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibunya.

"Iya bu, ini sudah selesai. Aku akan turun!" balas Atha berteriak.

Dia langsung bergegas turun sambil membawa koper. Dengan kesusahan menuruni tangga satu persatu. Dan jangan lupakan tas kecil yang tidak pernah dia lupakan.

Cas ponsel, dompet, headset, alat make up. Di dalam tas kecil itu. Tenang muat! Karena make up Atha itu hanya bedak dan juga lipstik. Jadi masih banyak cukup ruang di tas kecilnya.

"Kenapa tidak memanggil ayah, viar ayah yang membawakanya" ucap Ayah Atha di bawah tangga.

Beliau langsung naik dan mengambil alih koper Atha. Di angkat dengan mudah lalu turun ke bawah.

"Ayah, aku kan tidak mau merepotkanmu. Lagipula gak berat ko yah".

"Gak berat gimana, ini itu berat. Badan kamu kecil nanti kalau jatuh bagaimana?"

Atha tidak bisa lagi membantah ayahnya, karena selama ini apapun yang ayahnya katakan dia akan menurutinya. Dalam pilihan apapun ayah Atha membebaskannya. Membiarkan putrinya melakukan apa yang di sukainya. Namun tidak melepaskan tanggung jawab sebagai seorang ayah.

Berat saat tahu bahwa Putri kecilnya ini akan ke Negara orang sendirian. Tapi mau bagaimana lagi, ini demi pernikahan sahabat baiknya. Sang ayah sangat kenal dengan Felicia. Gadis itu selalu datang ke rumah untuk bermain. Dan dia gadis yang baik. Selalu ada saat Atha membutuhkan. Jadi tidak ada salahnya jika sekarang Atha pergi ke Italia untuk memenuhi janjinya.

Atha mengikuti ayahnya berjalan keluar rumah, dan menuju mobil milik Ayahnya. Sang ayah memasukan koper Atha di bagasi belakang. Kini semua sudah berdiri di samping mobil. Wajah ibu Atha masih sangat tidak rela. Walaupun ini bukan kepergian pertama Atha keluar negri tapi tetap saja. Dia adalah wanita, pergi sendirian tentu banyak memiliki resiko.

"Kenapa gak nunggu kakak kamu aja sih, biar dia yang nemenin kamu. Ibu masih agak berat nak"

"Bu, kan kakak lagi ada acara sama kak Farhan. Mereka jarang ketemu masa aku ganggu sih. Ibu ini loh percaya ya sama Atha. Atha bisa jaga diri." ucap Atha mencoba menenangkan ibunya.

Memeluk erat sang ibu guna mengurangi rasa khawatir, yah walaupun tidak akan hilang. Firasat seorang ibu memang selalu benar. Tapi, Atha tidak mungkin membatalkanya. Dia sudah berjanji dan harus menepatinya.

"Udah bu, anakmu ini bukan mau perang. Jangan berlebihan"

"Ayah suka gitu! Ibu ini khawatir Italia itu jauh yah, bukan kayak Malaysia atau Singapura. Ayah selalu aja kayak gini ngijinin anaknya. Gak ada khawatirnya sama sekali! Apa-apa di penuhi. Dulu waktu naik gunung juga, lihat waktu pulang anakmu gk bisa jalan karena kakinya kram dan membiru. Gimana kalo nanti terjadi sesuatu sama dia, Yah" sang Ibu memarahi suaminya yang memang selama ini selalu memanjakan sang putri.

Tapi bukanya marah ayah Atha justru tersenyum. Omelan sang istri sudah biasa dia dengarkan, dan dengan pelukan lembut pasti sudah mereda.

Nah benar bukan, sekarang Ibu Atha sudah tenang ketika Ayah Atha memeluknya.

"Ayah juga kahwatir, Bu. Tapi kan dia sudah dewasa. Bisa jaga dirinya sendiri. Dia juga bisa bela diri, ayah ajarin. Jangan kahwatir, Putri kita wanita yang sangat tangguh"

Iya Putri ayah bernama Atha memang sangat tangguh!  Tapi tentu saja dia adalah wanita. Dia tidak tahu bahwa firasat seorang ibu tidak pernah salah.

Atha tidak tahu takdir apa yang akan terjadi padanya di Italia. Tuhan sudah mengariskan. Dan Atha hanya sanggup menjalaninya. Suka atau tidak suka.

.
.

Tbc

Pasti kaget.  😁😁

Dapet notif tapi malah prolog.

Ini hasil dari revisi. Kalo masih buruk maklumin ya.  😂😂😂
Soalnya aku baca ulang ko kayak kurang cuma 200 kata kmrin.
Sekarang lumayanlah lebih banyak. 

Jangan bosan-bosan buat nyari tahu kelanjutan kisah rumit ini.  😉😉😉

See you in next part.  😘😘

THE TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang