"Hal apa yang tengah terjadi sebenarnya?"
******
Pusing, itulah hal pertama yang Atha rasakan. Mengingat betapa kerasnya sebuah pukulan yang menghantamnya. Ya, tentu saja dia seorang wanita, meski memiliki keahlian bela diri, ia tidak bisa menahan pukulan sekeras dan secepat yang menimpanya tadi.
Dengan kesadaran yang masih belum pulih benar Atha melihat keselilingnya, dirinya kini tertidur diatas sebuah ranjang yang berukuran minimalis tapi mampu menampung dua orang.
Atha memegangi kepalanya yang masih terasa begitu sakit. Kemudian rasa sakit juga terasa pada tengkuknya, tentu saja jauh lebih sakit. Mengingat sebuah pukulan keras di sarangkan tepat di sana.
Pandangan Atha masih berkunang-kunang. Rentina matanya masih berusaha untuk membiasakan dengan cahaya di sekitar.
"Dimana ini?" Rintih Atha sambil menekan kepalanya yang masih berdenyut-denyut nyeri.
"Apa kau sudah sadar?" suara seorang wanita membuat kesadaran Atha sedikit pulih.
Atha mengernyitkan alisnya, dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Dapat terlihat kini tengah berdiri seorang wanita tua berusia sekitar tiga puluhan, yang err berpenampilan sangat sexy.
Hanya berpakaian baju tipis bertali spageti yang menutupi setengah bagian atasnya. Jangan lupa pusarnya terlihat sangat jelas, dan ada sebuah tindik disana. Lalu rok yang sangat mini, well bahkan jika dia menunduk sedikit maka akan terlihat celana dalamnya.
'Apa gadis itu tak salah mengenakan baju?' pikir Atha dalam hati.
Otak Atha masih mencerna kejadian apa yang kini tengah terjadi di sana. Namun setelah ia kesadarannya sudah kembali pulih, Atha langsung menolehkan kepalanya ke sekeliling ruangan.
Dia berada di tempat asing sekarang, bukankah seingatnya dia tadi mengejar orang yang mengambil kopernya. Lalu terjadi sedikit drama dengan para pria yang seperti penjahat.
Bukan seperti, tapi memang sekumpulan penjahat yang sangat handal.
Tunggu! Dimana para pria itu?
Dimana koper dan tas miliknya?
Dan yang lebih penting dimana sekarang dia berada. Dia benar-benar seperti orang bodoh sekarang. Atha terus mencari-cari dimana keberadaan barang-barangnya.
"Apa yang kau cari?" Tanya wanita yang berusia kira-kira tiga puluh tahunan itu pada Atha.
"Siapa kau? Aku ada dimana?" Atha justru balik bertanya, tidak mengindahkan pertanyaan wanita itu.
"Namaku Sherlyana. Kau bisa memanggilku Sherly, dan sekarang kau berada di Club 996 milikku" Jelasnya sambil mengeluarkan sebatang rokok dan meletakan di mulut lalu menyulutnya dengan api.
Atha mengeryitkan alis bingung. "Club 996? Bagaimana bisa? Aku tadi di rumah tua untuk mengejar perampok yang sudah mencuri koper milikku." Balas Atha dan segera bangkit dari tempat tidur.
"Tunggu dulu! Apa kau satu komplotan dengan mereka?!"
Atha langsung berbicara dengan nada tinggi dan menunjuk wajah Sherly dengan tatapan tidak percaya.
"Sayang sekali nona, aku tidak ada hubungannya dengan mereka. Kami sebatas rekan bisnis. Kenapa kau bisa berada di tempat ini, jawabannya karena ini adalah tempat tinggal mu yang baru, aku sudah membelimu dari mereka" terang Sherly santai.
"Apa kau gila?! Aku bukan barang. Aku harus pergi dari sini" Teriak Atha tidak terima. Atha berniat untuk pergi dari tempat terkutuk ini.
Namun baru saja dia melangkahkan kakinya, dia harus kembali terkejut dengan penampilanya sekarang. Hanya memakai sebuah bra dan celana yang super pendek. Jika Atha menunduk bisa di pastikan pantatnya akan terlihat, celana yang dia gunakan sangat ketat di area pantatnya.
Pakaian yang begitu di benci Atha, dan sekarang dia tengah memakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TARGET
Action[COMPLETE] [WARNING! MENGANDUNG UNSUR DEWASA] "Mulai saat ini kau tinggal disini, untuk pakaian dan kebutuhan lainya tak perlu kau risaukan. Karena akan ada pembantu yang ku pekerjakan disini, tak ada ponsel dan telpon di dalam rumah. Komunikasi san...