"Hei Anela" Panggil Daniel, teman sekelasku.Yang langsung memanggilku sesampainya disekolah
"Kenapa?"
"Sini" ucapnya sambil menarik tanganku ke arah taman belakang sekolah.
.
"Jadi?" tanyanya, sesampainya kami di taman
"Jadi apa?" tanyaku balik.Aku tidak mengerti apa yang dia maksud, apakah pr? Atau aku pernah meminjam uang padanya? Tapi..seingat ku, semua utangku sudah kubayar
"Ituloh,kemajuan mu dengan Edwin,apakah kau sudah mengatakan perasaa-
"Ssst,diam" ucapku langsung memotong perkataannnnya dengan menaruh tanganku menutup mulutnya
Memang benar aku menyukai teman masa kecilku sendiri, sudah lama aku menyukainya dan yang mengetahuinya hanyalah Daniel,teman sekelasku. Itupun karena dia memaksaku mengatakannya. Tapi, aku takut untuk menyampaikan perasaanku, aku tidak mau merusak ikatan persahabatan yang sudah terjalin sangat lama ini. Juga, sepertinya dia tidak menyukaiku soalnya, dia mempunyai banyak penggemar disekolah. Jika, dia ingin pacaran,dia tinggal pilih dari sekian banyaknya penggemar yang dia punya.
"mmm" ucap Daniel,tidak terlalu terdengar karena terhalang dengan tanganku
"apa?" tanyaku
Lalu ditunjuknya tanganku yang menutupi mulutnya
"oh,maaf"
"Jadi? Apa kau sudah mengatakannya?" tanyanya sambil melihat lurus kearahku
"Tidak, dia menghilang kemarin.Dan saat kutemukan aku malah melihat matahari terbenam dengannya" jelasku, melihat ke tanah
"Haa, setidaknya kau bisa melihat matahari terbenam dengannya kemarin" Balasnya sambil memegang pundakku
"Makasih Daniel"
"Bagaimana jika kita tipu Edwin?" tawarnya dengan muka yang meyakinkan
"Maksudmu?"
"Besokkan April Mob, Jadi bagaimana jika kita pura-pura pacaran untuk mengetahui perasaannya yang sesungguhnnya,bagaimana?" ucap Daniel,menjelaskan rencananya
"Boleh" jawabku, antusias, lagi pula, dia tidak tahukan kalau esok April Mob.
Tanpa sepengetahuan mereka, tak jauh dari tempat mereka berada, sebuah pernyataan perasaan terhadap seseorang yang mereka bicarakan telah dimulai.
"A-aku menyukai kakak,maukah kakak jadian denganku?"
Sebuah pernyataan perasaan telah diungkapkan oleh salah seorang siswi kelas 8 bernama Lydia,adik kelas mereka
"Maaf, I'm Not Myself Without an Angel*" ucap Edwin sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan Lydia dengan penuh tanda tanya
"Hah?? Apa maksudnya itu?? Tunggu jangan-jangan!"
Itulah kata-kata yang selalu Edwin katakan jika ada seseorang yang menyatakan perasaannya, bukan untuk memberikan sebuah misteri, melainkan untuk menegaskan bahwa dirinya sedang menunggu seseorang yang telah mengambil hatinya sejak dulu,yaitu sahabat masa kecilnnya sendiri.