[ 19 ] Terungkap

6.7K 453 4
                                    

Azka POV

Gue mengejabkan mata karna mendengar suara bising di depan gue, tapi dari suara nya, gue bisa tebak kalau ini adalah suara cewe gila yang cempreng nya melebihi merak melahirkan. Florent!!

"Nope,  ini beda tempat! Lo tau kan alasan gue kabur, dan kenapa lo malah ikutin cara ayah, buat nyari gue? Apa lagi...maksud lo apa tinggal di rumah Alm.Oppa?" Sungut flo pada pemuda di depan nya yang asing menurut pandangan gue.

"Tapi er, denger gue!! Kondisi lo ini ggak meyakinkan, inget kan kalau lo itu sakit"

"Stop... gue bakal nambah sakit kalau lo ungkit penyakit gue, dan jangan bikin gue melakukan kekacauan ke dua kali nya... Ok!"

Penyakit?

Sakit?

Kekacauan?

Sebener nya siapa sih pemuda yang di ajak ngomong flo, dan kenapa gue gak bisa liat wajah cowo itu, ah pasti gegara dia yang menyamping dan lampu yang remang gini. Sialan!! Gue masih tetap pada posisi pura-pura pinsan gue. Penasaran akan kelanjutan apa yang di ucapkan mereka namun...

"Wowww... gue baru tau kalau gudang gue adalah tempat yang tepat untuk berpacaran?" Ucap hans dari ambang pintu

Pacaran..

Kenapa mendengar kata itu gue serasa mau marah. Astaga gue kenapa?

Lantas flo menoleh, dan hans kaget.

"LO!!"

Gue yakin ekspresi flo berubah dingin, kenapa begitu? Karna kata yang di ucapkan nya sangat arrogant.

"Apa kita pernah bertemu sebelum nya?" Itu flo

Hans tertawa, "Gue gak nyangka. Nona cantik yang sok anggun di tempat pembelanjaan tempo hari, ternyata adalah mata-mata yang selama ini, gue cari info nya"

"Ouhh... lo hans? sorry gue ggak tau kalau itu lo. Yah karna mungkin muka lo itu gak pantes untuk di ingat"

"Shit!!! Apa maksud lo?"

Hans mulai terpacing emosi, dan aneh nya. Cowo di samping flo seakan sangat kenal dengan nya hingga tak membantu sedikit pun cewe gila itu, apa hubungan mereka begitu dekat? Arrgggg... gue kenapa gini sih?

"Karna lo itu sampah bedebah" sinis flo, yang membuat gue dan hans membelekakan mata.

Gue tau situasi ini, hans gue baru sadar kalau terryata dia itu jahat. Dan harus nya gue lebih percaya sama flo, dan mau belajar ngendalikan emosi gue, tapi... ini sudah terlambat.

Gue berusaha melepas ikatan tangan gue, dan akhir nya terlepas.

"Gue ggak nyangka, orang yang selama ini gue bela ternyata dalang dari permainan ini" sahut gue

Semua orang menoleh, dan gue maju ke samping flo, jadi posisi kami sekarang. Gue di samping kiri, flo di tengah, sedangkan cowo yang gue ggak tau nama nya berada di sampimh kanan flo.

"Woww... bramogoooo!!! Kalian seperti siap berperang yah? Hahahah" renyah hans

"Gue kasih pilihan lo, menyerah dan akuin semua di kantor polisi, atau lo menyesal?" Pilihan cowo unname itu.

"Lo ggak ada sangkut paut nya di sini. Tapi karna gue suka pertumpahan banyak darah, gue bakal masukin daftar lo ke list korban. Hahahha" gila hans

Gue ggak bisa nahan emosi gue lagi, dan siap menghantam hans namun....

"Jangan az, buat nangkep dia itu butuh rencana!" Cegah flo

Dan gue kembali mundur meredakan amarah gue..

Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang