1

12.5K 503 8
                                    

Inggris, 1820

Lady Eliza Jemether Marie-Jane Yorkshire alias lady Lyzi sedang mengendap-endap dibalik pepohonan. Dia mengintai salah satu pondok dari sekian pondok-pondok ala Victorian penduduk desa Westby.

Jubah pelayan yang dia kenakan dalam aksi penyamarannya sebagai rakyat jelata itu sedikit menyulitkannya karena kebesaran. Ya, jubah itu dia pinjam dari juru masak keluarga yang tentu memiliki badan dua kali lipat daripada Lyzi.

Tidak lama dari pondok yang diintai, keluarlah Pria tegap dan seorang perempuan, mereka bergandengan tangan kemudian bermesraan cukup lama sebelum si pria pergi. Lyzi tidak dapat melihat wajah si pria karena sedari tadi pria itu membelakanginya.

"Siapa pria itu?" Tanya Lyzi kepada pelayannya, Mary, yang juga menunduk seperti dirinya. Mengendap-endap.

"Dia Earl of Montreal, lady", jawab pelayannya.

"Bukankah dia yang kita lihat menolong sepupu kecilku jatuh di Hyde Park tadi pagi?" Lyzi bertanya lagi.

"Benar, Lady. Dia Lajang paling diminati saat ini." tambah si pelayan.

"Aku tidak bisa melihat wajah Earl itu, tadi pagi pun dia juga membelakangiku. Seperti apa rupanya." kata Lyzi hanya asal bicara.

"Pasti tampan lady." sahut pelayan yang ditanggapi dengusan oleh Lyzi.

"Bukan itu maksudku, Mary."

"Jadi benar desas-desus di antara para pelayan tentang istri Mark. Dan aku sudah melihatnya sendiri." desis Lyzi.

Lady Lyzi yang geram melihat adegan itu segera menghampiri pondok tersebut setelah si pria, Earl of Montreal yang pergi menaiki kudanya hilang dari pandangan.

Kemudian Mary mengetuk pintu pondok untuk Lady-nya. Tidak lama keluarlah perempuan tadi, kekasih Earl of Montreal yang terlihat bingung.

Lyzi yang menunduk segera mengangkat wajahnya dan membuka topi jubahnya kemudian menatap tajam kekasih Earl of Montreal.

Gundik sang Earl terkejut karena mengerti dirinya kedatangan seorang bangsawan, yang terlihat jelas dari kontur wajah Lyzi dan pembawaannya yang khas seorang lady. Dan segera wanita itu mempersilahkan tamunya untuk masuk.

Lyzi duduk dengan anggun di kursi kayu yang mulai rapuh dengan tampang datar, menunggu tuan rumah selesai menyiapkan minuman dan kudapan apalah itu yang terlihat jauh dari kata lezat.

"Silahkan diminum teh sederhana ini, lady." kata tuan rumah sedikit gugup.

"Siapa namamu?" Tanya Lyzi langsung dan sama sekali tidak menunjukkan minat terhadap hidangan maupun keramahan Gundik Earl of Montreal.

"Ross, lady. Ada gerangan apa anda mengunjungi pondok kecil saya ini?" kata perempuan itu sesopan mungkin.

"Aku tunangan Earl of Montreal dan kami akan menikah secepatnya." ujar Lyzi yang membuat Ross terkejut setengah mati apalagi Mary.

Hanya itu alasan yang dapat dipikirkan oleh Lyzi sekarang. Karena jika Ross tahu Lyzi memperingatkannya hanya sekedar untuk membela Mark, wanita itu pasti tidak akan terpengaruh.

Bisa jadi Ross justru membela diri karena putus asa keadaan Mark yang penyakitan tidak kunjung sembuh. Padahal, menurut Lyzi dan moral dimanapun, tidak patut seorang yang telah menikah selingkuh atas dasar apapun.

Atau bisa jadi Ross wanita jahat yang akan mempercepat kematian Mark. Ingat, Lyzi tidak tahu wanita seperti apa yang sedang menganga terkejut di hadapannya ini, terlebih dia berhasil menggaet seorang Earl.

"A...aku...", Ross tidak mampu berkata apapun.

"Lagipula, wanita macam apa kau ini selingkuh ketika seharusnya merawat suami yang sakit. Suami yang begitu mencintaimu!" Tegas Lyzi.

Ross lagi-lagi terkejut. Dalam hati bertanya-tanya, sepertinya lady itu mengetahui semua tentang dirinya.

"Aku putri Duke of Yorkshire, kau tau kan suamimu kepala pelayan keluarga Yorkshire selama lima belas tahun." tambah Lyzi seakan dapat membaca pikiran Ross.

"Kuharap kau tau apa yang harus kau lakukan kedepannya", ucap Lyzi seraya bangkit dan berjalan keluar dari pondok itu diikuti Mary.

.
.

Tamat 2019, Terbit di karyakarsa

Adorable Countess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang