Bab 6 - Ikhlas

1.1K 45 6
                                    

Melihat ibu yang berjalan meninggalkan ku begitu saja rasanya sangat aneh.
Aku mengikuti ibu karna ku yakin ibu pasti akan mengatakan sesuatu pada ayah.
Terdiam aku tepat pada kamar ibu ku..
''APA YG KAU LAKUKAN MAS ?!!!!''
Suara ibu memecah keheningan, berdegup kencang hati ku mendengar ini pertama kali ibu bicara dengan nada tinggi pada ayah..
''apa maksudmu ?'' Jawab ayah datar
''apa maksudku ?? Apa maksudmu ? Kenapa kau bgtu membenci Dulles ?? Apa tujuan mu membuat surat pendaftaran murid baru di sini !!'' Balas ibu dgn suara yang teramat lirih dengan isakan tangis yang kian menjadi..

''Kenapa kamu selalu perduli pada nya ??'' tanya ayah lembut
''karna dia anak ku, pikirkan bagaimana sakit nya aku melahirkan nya mas ! Pikirkan bagaimana aku menerima kenyataan dia tak sempurna mas !! Pikirkan aku harus merawat nya menyayanginya seorang diri !! Apa kau sayang padaku ?! Jika ya tak mungkin kamu menyakiti Dulles mas ! kau sakiti anak itu kau menyakitiku !!''
Jawab ibu..
Aku yang tersungkur menatap pintu kamar ayah hanya bisa menangis..
Aku tak ingin ibu bertengkar, aku tau betapa ayah sangat mencintai ibu..
lamunan ku terhenti tatkala ayah menangis pada ibu..

''aku menyayangimu, sungguh aku belum sepenuh nya bisa menerima keadaan seperti ini, menyakitkan ketika ku tau ia sangat merepotkanmu menyakitkan aku mengetahui bahwa keturunan ku cacat !! Sayang pikirkan bagaimana perasaan betapa malu nya aku memiliki anak cacat seperti dia ! Tak lihat kah kau teramat cantik dan sempurna dan-''

''CUKUP !!''
Omongan ayah di potong ibu..

Aku yg mendengar sekian bnyak kalimat yg keluar dr mulut mereka hanya bisa menangis
Mengingat bahwa aku juga tak suka pada keadaan ku seperti ini mengingat bahwa keadaan ku yg seperti ini juga bukan inginku..

ngeeeek
Ayah keluar dr kamar.
Kami saling bertatapan, aku tersenyum pada nya, dia tetap memandangku datar.
''ayah, aku rasa aku akan menerima tawaran ayah untuk tinggal di yayasan itu ☺''
Yaa aku berbohong pada hati dan diriku.. aku merelakan diriku demi kebahagian orang tua ku yang saling mencintai.
''apa alasan mu ?!'' Tanya ayah
''disana aku akan mendapat banyak teman'' jawab ku..

''tapi..ibu tak akan pernah setuju untuk itu !! Kau tetap disini..''
lantang suara ibu..
''bu...aku mohon ijinkan lah aku pergi tinggal di yayasan itu, aku ingin bermain dan memiliki teman bu, mengertilah'' Aku mencoba membuka hati dan pikiran ibu, mencoba meyakinkan bahwa aku dalam keadaan baik-baik saja..
Ibu hanya menatap ku dalam dan diam, sedang aku menatap ayah ku yg sedang menatap ibu..
Kami saling menatap satu sama lain..

seeett.....
Tiba-tiba ibu menginggal kan aku dan ayah, kabur dr situasi saling menatap ibu membalikan badan berjalan menuruni anak tangga..
Aku menyusul nya, bukan menyusul kemana ibu pergi. Namun ku hanya mengikuti tingkah ibu..
Yaa aku bergegas ke kamar.

Ku rasa ini sangat melelahkan.
Aku duduk di atas tempat tidurku, memandang luas ke arah langit-langit ku. Ku keluar kan foto ayah dan ibu yang selalu ku selipkan di bawah bantal tidur ku yang berbentuk strawberrycake. Meskipun bantal untuk anak perempuan tp ini pemberian ayah. Ya ayah menghadiahkan ini pada ibu, dan ibu menghadiahkan ini untuk ku, ibu bilang bantal ini dr ayah untuk ibu, dan dr ibu untuk ku, jadi bantal ini sama saja dari ayah.

Semakin dalam ku memandang wajah mereka berdua dalam senyum yang terkulum saling menatap penuh cinta.
Bahagia aku melihat nya, tersenyum tipis bibir ku melihat foto orang tua ku yang penuh dengan kasih. Sampai tak sadar mata ini menangis kembali..

ya Tuhan... aku lelah..
Gumam ku dalam hati, merasakan sesak di dada ku yg kian menjadi.
Ku ambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan hatiku..

Aku mulai menyibukan diriku di ruang pribadi ku..
haaah lebih baik aku merapikan tempat tidurku

Satu persatu ku susun crayon, pensil warna, kain kanvas, pensil, kuas, cat air dan alat lukis lain nya.

Oh DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang