What's ur name?

117 10 13
                                    


"Ya tuhan, berapa banyak daun lagi yang harus aku ambil?"tangan Yura sekarang pegel banget. Dia berusaha keras untuk menyelesaikan hukuman dari ssaem yang ia sebut dengan nenek sihir itu. Baru Yura ingin mengambil daun yang ada didekat kaki kanannya, ada tangan yang juga mengambil daun yang sama. Melihat ada tangan yang juga mau mengambil daun, Yura langsung mendongakan kepalanya.

"Hai!"

Detakan jantung Yura lagi-lagi harus merasakan gemuruh dasyat. Namja tampan yang ia lihat di jendela dekat kelasnya, sekarang ada dihadapannya. Jangan lupa senyuman manis yang membuat siapa saja diabetes seketika. Nampaknya kadar manis yang terkandung didalam namja ini terlalu banyak. Hingga Yura sulit untuk menahan semburat merah dipipinya. Gemes.

"Hei.. Hei" Namja didepannya melambai-lambaikan telapak tangannya di muka Yura.

Yura sadar saat bayangan telapak namja itu melewati mukanya.

"Aaa..umm mianhae." Yura tertunduk malu saat dia melamun melihat wajah namja tampan yang ada dihadapannya sekarang.

"Nan gwaenchanna" lagi-lagi dia tersenyum, Yura jadi grogi dibuatnya. "Mau ku bantu?" Tawar namja itu

"Ti-tidak perlu, lebih baik kamu kembali ke kelas,"ujar Yura menolak

"Hahaa, kalau aku balik ke kelas sekarang nanti hukumanku menjadi 2x lipat"

"Kok bisa?" Yura terheran-heran dibuat si namja tampan yang belum ia ketahui namanya. Melihat gelagat-gelagatnya sepertinya dia juga terlambat seperti dirinya.

"Telat masuk" dugaan Yura ternyata benar. Namja itu mulai memungut daun-daun yang bertebaran dimana-mana. Yura merasa lelah lalu dia duduk di bangku yang tidak jauh dari lapangan. Kakinya terasa sangat pegal karna harus berjongkok sambil mengambil daun-daun bodoh itu.

Kruyuk.. Kruyuk

Perut Yura berbunyi cukup keras, namun tidak sampai terdengar si namja tampan. Yura ingin ke kantin tapi kakinya tidak mendukung untuk berjalan kesana.

Yura memandangi pohon yang ada disebelahnya, Yura terlalu bodoh untuk tahu jenis pohon yang ia lihat sekarang.

"Ini pohon apa ya? Sering liat tapi gak tau namanya pohon apa" yura kembali memandang kedepan. Namja tampan yang dihukum juga menghilang secara tiba-tiba. Tapi... Sekarang lapangan sudah tidak ada daun. Bersih.

"Wahh.. Dia cepat juga ngerjainnya"Yura Speechless

Lama-lama otot Yura kembali normal, selang beberapa menit Yura kaget merasakan sesuatu yang dingin menempel dipipinya.

"Ini untukmu" namja tampan kembali membawa susu sapi rasa stroberi kesukaan Yura. "Gomawo," ucap Yura malu-malu. "Sama-sama" jawab si namja sambil mengusap-ngusap tengkuknya.

Yura dengan cepat mengabiskan susunya. Dia tidak sadar kalau dirinya diperhatikan oleh namja disebelahnya. Terkikik? Pasti. Melihat wajah bocah Yura sambil meneguk susu itu sangat lucu.

Wahh kayaknya haus nih anak, batin si namja senyum-senyum.

"Hah~ makasih udah dibeliin susu" ucap Yura sambil cengengesan. Perut yang keroncongan akhirnya terisi sesuatu juga.

"Sama-sama," balas si namja

"Hei," panggil namja itu

"Ya?"jawab yura dengan tampang polos

"Kalau boleh tau... Siapa namamu?"

To be continue

Note :

Haii kembali lagi nihh.. Maaf banget ya sobat-sobat semua..

Aku melakukan kecerobohan yang harusnya tidak aku lakukan, ini murni ketidaksengajaan. Cerita What are we? Ke unpublish jdi cerita yang udh ke Vote sama dicoment ilang semua :"( . Sedih bgt pas ke pencet unpublish padahal niatnya mau keluar dari cerita buatan aku. Aku tuh sebenernya mau ngelanjutin ceritanya, eh malah ke unpublish. Aku frustasi trus bikin aja lagi cerita yang baru. Tapi sebelumnya maaf banget ya :"). Lain kali gak bakal ngulangin lagi. Cukup sekian dari aku. Semoga kalian suka dengan cerita barunya. Maap kalo ada typo.

Thank's All

L.U.V [ Jungkook Bts Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang