Aku membolak-balik lembar buku biologi yang tebal itu sambil ditemani musik lewat headset berwarna putih ditelingaku. Aku pun bernyanyi kecil,
"...mungkinkah dia jatuh hati seperti apa yang ku rasa." -Lagu Kahitna berjudul Andai Dia Tahu yang setiap hari ku dengarkan- Lagu yang melambangkan isi hati ku.Aku Claudia Winarta, biasanya dipanggil Clau. Seorang siswi kelas 10 di SMK ternama di kotaku. Aku memilih mengambil jurusan Akuntansi karena aku ingin melanjutkan kuliah di bidang yang sama. Aku termasuk anak yang cerdas, berparas cantik, dan banyak di sukai oleh kaum adam.
Aku bukanlah seseorang yang suka berorganisasi. Tapi karena aku masuk dalam peringkat 5 besar, mau tak mau aku harus tergabung dalam organisasi sekolah yaitu OSIS.
Sedikit menyebalkan memang. Ketika kita melakukan suatu hal yang tidak kita sukai. Yah mau gimana lagi. Itu sudah tanggung jawab ku kan.
Kehidupan ku hampir sempurna, kecuali dalam kisah percintaan. Aku hanya bisa mengagumi seseorang tanpa bisa menyatakannya. Aku juga menyembunyikan sifat asliku. Aku adalah orang yang perhatian dan penuh kekhawatiran. Namun aku menutupinya dengan sifat ku yang super cuek. Aku dikenal sebagai wanita yang jutek, tidak ramah, dan juga sombong. Padahal aku hanya tidak suka terlihat lemah dimata orang lain.
Jam sudah menunjukkan waktu sepuluh menit sebelum bel masuk sekolah. Terdengar suara derap kaki siswa-siswi lain berlalu lalang di depan pintu kelas. Suasana kelasku sudah mulai ramai dan gaduh.
Lalu seseorang masuk ke kelas dengan santainya, menghampiri ku sambil melambaikan tangannya dan tersenyum dengan lebarnya.
"Pagi, Clau. Ngapain baca buku biologi?", tanyanya pada ku.
"Ulangan harian," kataku sambil melepas sebelah headset di telinga kiri ku dan masih sibuk membalikkan lagi lembaran buku berikutnya.
"OH-EM-GI, Clauuuu gue lupaaa. Mati deh gue. Mana gurunya sadis lagi," dia berteriak histeris.
Kenalkan si pelupa ini namanya Caroline. Dia adalah satu-satunya sahabatku. Dia super duper pikun dan suka membuatku gondok karena harus memarahinya tiap kali dia melupakan sesuatu yang penting. Namun dia adalah satu-satunya orang yang memahami aku. Sifatnya terkadang seperti anak kecil, tetapi saat aku ada masalah dia lah orang pertama yang menasehati aku layaknya orang dewasa.
"Kan udah gue ingetin Lin. Lo sih pikunnya kelewatan. Lain kali tulis di catatan biar gak lupa. Anyway semoga beruntung yah. Hehehe," aku berdiri sambil menepuk pundaknya berniat untuk menggodanya.
"Clau, yang lo lakuin sama gue itu...jahat," dia mengikuti cara bicaranya Cinta ke Rangga dalam film Ada Apa Dengan Cinta.
Aku terkekeh sendiri melihat kelakuannya.
"Gak usah ngelucu deh Lin. Gue bakal ketawa kalo lo gak bisa jawab ulangan nanti. Nih baca!," kuberikan buku biologi yang telah ku ringkas kepadanya."Iya, cerewet lo Clau. Tapi gue beruntung karna lo cerewetnya sama gue doang. Muahaha.", katanya sambil mengambil buku biologi ku.
"Serah deeeh. Gue ke toilet dulu ya. Bye," ku lambaikan tanganku pada sahabatku itu.
"Eheh... bentar ini halaman berapa? Clauu... Clau...," teriaknya pada ku tapi tak ku hiraukan.
Ku lewati koridor kelas ku yang ramai. Terlihat siswa-siswi lain sibuk pada aktivitasnya masing-masing. Ada yang main handphone, ada yang sibuk membuat PR, dan ada juga yang sibuk pacaran. Aku menggeleng-gelengkan kepala ku.
"Yaelah, masih pagi juga udah mojok aja. Ini gue lagi... pagi-pagi udah ngomongin orang aja. Gak baik Clauuu," batin ku dalam hati sambil berdecak.
Toilet sekolah ku berada di lantai kedua dan mengharuskan aku menaiki anak-anak tangga kecil disana.
Gedubrak, tiba-tiba saja aku menabrak seseorang. Laki-laki kurus, berbadan tinggi, beralis tebal, dan bola matanya yang coklat. Aku menatap mata indahnya sebentar dan tanpa sepatah kata pun aku berlalu meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clau dan Dia
RomanceTak ada satupun orang yang bisa membuatnya ingin melangkah, satu langkah lebih dekat kecuali pria itu. Tapi realitas cinta tidaklah mudah. Mengungkapkan hanya akan melukai dirinya sendiri. Dan akhirnya ia memutuskan untuk mencintainya dalam bisu, m...