Satu

72 4 0
                                    

Musim panas sudah tiba. Semakin hari,suhu udara semakin panas. Terik matahari seakan menyurutkan niat para muda-mudi untuk berkeliaran siang hari. Ya,mungkin mereka takut kulitnya menghitam karena paparan sinar ultraviolet. Namun,ini tak berlaku untuk El Nino Bagaskara. Lihatlah,ia malah asyik membantu neneknya berkebun tanpa mempedulikan sengatan terik matahari. Ya,inilah yang dilakukannya ketika mempunyai waktu luang;membantu neneknya berkebun.

"El,kamu apa ndak capek toh ngebantu eyang terus di kebun?" tanya eyang putri kepada El yang masih sibuk menggali lubang di tanah untuk ditanami nanti. "No hay problema,eyang. Malahan El seneng bisa bantuin eyang. Lumayanlah buat refreshing abis ujian." jawab El dengan santai sembari beranjak pergi ke gudang untuk mengambil biji bunga yang akan ditanam.

5 menit berlalu. El masih berada di dalam gudang,mencari kantong berisi biji bunga kesukaannya. Mencari,mencari,dan terus mencari. "Hmmm... sepertinya eyang kehabisan stok biji bunga. Baiklah,lebih baik aku pergi membelinya." El segera mengayuh sepedanya menuju toko bunga langganannya.

Beberapa saat kemudian, El sudah tiba di depan toko dengan papan bertuliskan MENTARI FLORIST. "Kak yel! Kak yel!" seru seorang anak berusia sekitar 3 tahun. "Oh! Hy my little princessa!" sapa El sambil mencubit gemas pipi Inchi,gadis cilik di hadapannya. "Endong,endong!" pinta Inchi seraya menyodorkan kedua tangannya mengisyaratkan minta digendong. "Iya,iya. Sini Kakak El gendong!"

"INCHIII! JANGAN NGEREPOTIN MAS EL,DEK!" teriak seorang gadis sepantaran El yang berada di meja kasir. "Endak! Inchi ndak lepotin mas yel. Ya mas yel,ya?"  bantah Inchi. "Iyaaa. Kamu nggak ngerepotin tapi kamu ngegemesin." jawab El sambil mengusap-usap kepala Inchi. "Huh! Kalian tuh ya sama-sama nyebelin." oceh Mentari,kakak Inchi dan kasir sekaligus pengurus toko bunga tersebut.

"Ri,kamu masih ada stok biji bunga kesukaanku?" tanya El kepada Mentari. "Ah,sayangnya aku belum belanja lagi. Kayaknya stok biji bunga di sini tinggal bunga matahari deh, dan itu cuma tinggal 1 kantong aja. Mau coba tanam?"ucap Mentari seraya menyodorkan kantong berisi biji bunga matahari.
"Hmmm... baiklah akan kucoba."
"Oke! Terimakasih! Semoga berhasil,El!"ucap Mentari sambil menatap El dari belakang yang akan pergi meninggalkan tokonya setelah membayar belanjaannya.

"Kau bahkan tak bertanya,kenapa aku memberimu biji bunga matahari." gumam Mentari

Bunga Matahari untuk MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang