2. Lo tuh Berhijab!

73 12 10
                                        

"Ta, kantin yuk!" Ajak Oni padaku yang sedang asyik mendengarkan musik.

"Kantin kan di sebelah doang, Ni. Lagian tumben banget ngajak gue ke kantin." Sungutku malas, Oni memang jarang, bahkan belum pernah, mengajakku ke kantin selama lebih dari tiga bulan duduk semeja denganku. Ia selalu bersama temannya yang lain dan aku pun terbiasa untuk ke kantin sendiri.

"Ayolah, Ta. Gue ketinggalan, temen yang lain udah duluan ke sana." Oni menarik tanganku yang tidak memberikanku pilihan lain selain mengikuti kemauannya.

"Ta, gue mau beli cilor dulu, lo tunggu di bangku situ aja." Katanya sembari menunjuk bangku kosong di belakangku.

"Hm, kalo lama, gue tinggal." Kataku. Aku pun duduk sembari memakan jajanan jasuke (jagung+susu+keju) kesukaanku tanpa memedulikan sekitar, hingga seseorang mendatangiku.

"Eh? Lo Lista, bukan?" Tanya seorang perempuan yang kini duduk dihadapanku dengan bada sedikit condong ke arahku.

"Bukan," Jawabku singkat dengan menatapnya sebentar lalu kembali fokus pada makananku.

"Oh gitu," Dia menarik tubuhnya menjauh. "Yaudah, gue saranin lo jauh-jauh dari yang namanya Lista ya, cuma satu ko di sekolah ini." Ia berdiri hendak meninggalkanku. Aku yang penasaran, bertanya padanya.

"Kenapa?" Kataku sembari menatapnya.

"Nanti lo juga tau," Kini wanita itu resmi meninggalkanku. Entah apa maksud pembicaraannya, tetapi yang kutangkap jelas, ia tak suka padaku.

Bell tanda masuk sudah berbunyi, Oni tidak kunjung kulihat. Aku mulai memandangi tukang cilor di ujung, tidak ada Oni disana. Aku pun kembali ke dalam kelas.

"Cieee, Lista suka sama Riby!" Sontak aku terkejut mendapati ledekan seperti itu dari semua orang di kelasku. Aku tidak mengerti apapun.

"Hah? Kalian kenapa?" Tanyaku heran. Kemudian salah satu dari mereka menghampiriku, menampilkan layar ponselnya bertuliskan :

Riby, I love u! I can't live anymore without u! Please, marry me, now!

Lisqhita Listaa updated status

Mataku langsung terbelalak membacanya. Segera kucari ponselku yang biasa kuletakan di laci mejaku. Aku menghapus status itu, tetapi terlambat. Jejak statusku sudah tercatat disana. Pikiranku langsung melayang membayangkan reaksi keluargaku yang membacanya.

Mati aku!

"ONI!" Aku langsung mencari sosok Oni yang sedang bertukar canda dengan teman sekumpulannya. "Bukan lo kan?" Tanyaku padanya. Mungkin terkesan menuduh, tetapi mau bagaimana lagi, hanya dia yang mengetahui kata sandi ponselku yang pernah ia tanyakan untuk mencari sesuatu di google.

"Dih, lo nuduh gue?!" Oni terpancing emosi, ia bahkan menyejajarkan tubuhnya yang jauh lebih besar dariku, membuatku sedikit takut. "Mana buktinya kalo gue yang ngelakuin? Gila lo! Ga nyangka gue, lo sehina itu ternyata!" Ia berjalan kearahku sembari menunjuk-nunjukku, yang membuat tubuhku mundur mengikuti langkahnya.

"Gue saksi," Tiba-tiba Edi menghampiri lingkaran sesak ini sembari mengangkat tangannya. "Gue berani sumpah, gue liat Oni ngebuka HP  lu dan ngebajak bbm lu."

Amarahku semakin meluap mendengarnya.

"Gue juga!" Seseorang yang lain mengangkat tangan, Ozy. "Gue ga mau suudzon, tapi setelah Oni taruh hp Lista di laci, status bbm-nya muncul." Terang Ozy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang