Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama

7.7K 252 22
                                    

"Dua bulan lagi kami akan kembali. Bisakah kamu menitipkan (y/n) padamu Jimin?" tanya seorang wanita anggun padaku.

"Tentu Bibi", jawabku dengan anggukan mantap.

"Kami sudah percaya padamu Jimin. Kami sudah menganggapmu anak kami sendiri. Aku tahu kau tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak pada (y/n) selama kalian berdua dirumah", tambah pria yang merupakan ayah dari kekasihku. Atau kalau boleh, kusebut sebagai calon mertuaku.

"Ah ayolah Ayah jangan berlebihan. Apalagi aku kan tidak tinggal sendirian. Paman Jongin dan Bibi Krystal akan tinggal dirumah kita kan? Kak Namjoon juga akan pulang sesekali untuk menengokku", rengek dirimu pada ayahmu dengan manja. Oh kalau saja tidak ada kedua orang tuanmu mungkin sudah ku gigit pipi tembammu itu.

"Hahaha baiklah-baiklah. Ayah percaya. Nah Jimin jangan kecewakan kami ya! Kami pergi dulu", kata calon mertuaku sambil menepuk pundakku pelan. Sekali lagi aku menganggukan kepala mantap, berusaha meyakinkannya jika ia sudah mempercayakan anaknya di tangan yang tepat.

"Selamat Jalan Ayah, selamat jalan Ibu", pekikmu ketika mobil yang membawa kedua orangtuamu perlahan meninggalkan halaman rumah dan menuju airport.

Ku tarik pelan tubuhmu dan kubawa kau ke dalam pelukanku. Kau pun bersandar nyaman pada dada bidangku. Ku bimbing kau masuk ke dalam rumah dan duduk di depan tv.

"Ayolah jangan cemberut, mereka hanya pergi selama dua bulan saja", bujukku padamu yang kini nampak merengut dengan mata berkaca-kaca.

"Mereka akan baik-baik saja dan segera kembali. Nanti sore juga paman dan bibimu datang bukan?" lanjutku lagi.

"Tapi mereka akan pulang ketika hari Sabtu dan baru akan kembali setiap hari Senin. Lalu selama itu akan akan kesepian", rengekmu manja padaku.

Sungguh aku ingin menerkam dirimu saat ini. Kau yang biasanya terlihat begitu galak dan mandiri akan berubah menjadi anak kucing yang selalu ingin dimanja. Bahkan Taehyung selalu menanyakan padaku jurus apa yang kupakai hingga bisa membuatmu berubah 180 derajat jika sedang bersamaku.

Ah untuk Taehyung apakah kau masih membencinya? Mantan kekasihmu itu? Pertanyaan itu tentu saja hanya bersemayam dalam benakku. Mana berani aku menanyakan padamu. Salah -salah aku justru membuatmu yang sudah jinak ini kembali berubah menjadi macan galak yang kelaparan.

"Apa kau tak menganggap kekasih tampanmu ini, hmm...? Lalu kau anggap aku apa?" tanyaku sambil mencubit hidungmu gemas.

"Tapi kan aku hanya bisa bertemu denganmu 2 hari saja Jim. Saat akhir pekan. Selain itu, wushhh kau akan pergi meninggalkanku".

Yah aku tak bisa lagi berkelit tentang ini. Kau yang menetap dan bersekolah di sini dan aku yang bersekolah di Jogja. Memang jarak kota Solo dan Jogja hanya 1-2 jam jika ditempuh dengan motor atau mobil. Tapi tetap saja aku hanya bisa bertemu denganmu setiap hari Sabtu sore dan Minggu. Sekolahku yang notabene sekolah asrama dan memiliki jadwal yang begitu padat cukup membatasi ruang gerakku sebagai remaja masa kini yang sedang kasmaran dan ingin selalu memeluk kekasihnya.

"Maafkan aku sayang. Aku kan anak baik jadi aku tak mungkin membolos. Tapi kan aku tidak macam-macam. Aku selalu menelfon dan mengirimu pesan bukan? Bahkan ketika aku sibuk sekalipun", bisiku sembari mencuri ciuman di pipimu. Kau hanya tersipu malu dan menyembunyikan wajahmu pada dadaku kembali. Aku hanya terkekeh ketika melihatmu tersipu malu seperti ini. Sungguh kau bukan seperti (y/n) yang orang kenal. Dan aku sangat berbangga hati karena hanya padaku kau menunjukkan sisi menggemaskanmu.

"Jim", bisikmu sambil mendongakkan kepalamu dan menatap wajahku lekat-lekat. Jika saja aku tidak sudah berjanji untuk tak menciummu di bibir di awal hubungan kita mungkin aku sudah membuat bibir ranummu itu bengkak. Sebenarnya sangat berat untuk mengendalikan hasratku ini, yah aku laki-laki normal tapi aku tetap akan berusaha menghormati prinsip dan menjaga kepercayaan yang sudah kau berikan padaku, bahkan orang tuamu.

"Ya, sayang", jawabku sambil tak henti mengelus rambut lurusmu yang begiu halus dan lembut. Rambut terindah alami yang pernah kutemui di dunia ini.

"Sejak kapan kau menyukaiku, dan kenapa kau menyukaiku? Kan aku tidak cantik" tanyamu padaku. Aku terkekeh pelan. Ini bukan pertama kalinya kau menanyakan ini padaku.

" Bukankah aku pernah memberitahumu sebelum kita menjadi sepasang kekasih", jawabku lembut.

"Tapi kan itu dulu. Sekarang kan kita sudah berpacaran", rengekmu lagi.

"Ah baiklah-baiklah, aku akan menceritakannya lagi", jawabku padamu yang kau balas dengan senyuman yang sungguh bisa membuat kadar gula dalam darahku naik.

Pikiranku menerawang ke masa beberapa bulan yang lalu mungkin hampir setahun, saat aku pertama kali bertemu denganmu.

TBC.

Hai, mbak nulis imagine nih. Pairnya kamu sama Jimin padahal ff mbak yang My Salvation belum kelar wkakakka😂.
Awas typo bertebaran. Sebelumnya terimakasih kalau ada yang mau baca, sukur2 vote atau koment. Mampir juga di My Salvation ya.
#bow

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang