Let Me Fix It!

1.1K 72 9
                                    

Puter dulu soundtracknya (dikata ftv apa ) kekekekekkeke :D



Sepanjang perjalanan menuju tempat tinggalmu kita berdua hanya diam membisu. Bermain-main dengan pikiran masing-masing, dan aku terlalu ragu, takut sekaligus canggung untuk mengajakmu berbicara selepas kejadian di restoran tadi.


"Terimakasih banyak Jim, sudah menggajiku hari ini, makan malam gratis dan juga sudah mengantarkanku pulang", katamu sambil menyunggingkan senyum manis sesampai kita di depan rumah kosmu.

Sebelum kau menarik handle pintu dan turun, cepat aku pegang tanganmu, menahan agar kau tak turun terlebih dulu.

"Tunggu dulu (y/n)", kataku.

"Ya Jim ada apa?"

Kuhela nafas dengan sangat berat. Ada begitu banyak hal yang ingin kusampaikan padamu, namun aku benar-benar bingung harus mulai darimana.

"Jim, Jim....halo, hey kenapa kau malah melamun?" tiba-tiba kau mengibas-ngibaskan tanganmu di depan wajahku. Entah sudah berapa lama aku melamun dan hanya duduk diam membisu. Sekali lagi aku menghela nafas dan otakku mulai berusaha merangkai kata-kata. Ku rubah posisi dudukku agak menyamping hingga aku bisa memandang wajahmu lekat-lekat. Kuraih keduan jemari tanganmu lalu menggenggamnya erat-erat.

"Dengar (y/n), mungkin aku terdengar brengsek atau apalah terserah padamu. Aku minta maaf karena tak mengatakannya dari awal. Ku akui saat ini aku memang sudah memilik kekasih. Mungkin aku terdengar kurang ajar atau bagaimana, tapi aku tak pernah bohong akan perasaanku padamu. Sejak hari dimana kita berpisah, hari dimana kau memutuskanku, tak pernah ada yang benar-benar mengisi hatiku. Aku benar-benar masih sangat mencintaimu dan tak pernah sedetikpun kau pergi dari pikiran dan relung hatiku. Entah sudah berapa gadis yang kusakiti karena perasaanku padamu. Konyol,..ya aku konyol karena terlalu hanyut pada kenangan cinta monyet kita. Mungkin kau bosan karena aku sudah mengatakan hal ini berkali-kali padamu. Tapi akupun tak pernah bosan mengatakan jika aku masih mencintaimu, berharap kau kembali, dan aku bisa selalu hidup bahagia bersamamu, di sampingmu, dan memeluk erat tubuhmu. Asal kau tahu, aku selalu terbang ke atas awan setiap kali bisa menjalin komunikasi denganmu. Dan aku selalu merasa mati tiap kali kau menjauh dariku, menghilang lagi dari hidupku, mengacuhkanku".

"Jim..."

"Dengarkan aku dulu (y/n)" sentakku yang entah mengapa mendadak begitu emosional.

Mungkin karena terkejut dan sedikit takut, kurasakan jarimu bergetar dan kau hanya menatapku dengan pandangan sangsi. Aku sudah tak dapat menguasai diriku lagi saat ni, terlalu banyak emosi yang bercampu aduk sekarang, segalanya membuncah di dada dan rasanya aku ingin meledak.

Kuatur tarikan nafasku dan mulai berbicara dengan nada yang lebih rendah, aku tak mau mebuatmu ketakutan.

"(y/n) kau pikir aku tidak tahu apa yang terjadi pada hubunganmu dengan Yoongi? Aku tahu (y/n) aku tahu. Aku tahu semuanya tentangmu, aku selalu memperhatikanmu dari jauh, aku tak ingin kau terluka sedikitpun. Awalnya aku berusaha menekan emosiku ketika kau bersamanya. Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa kebahagianmulah yang terpenting. Aku bahagia jika melihatmu bahagia, meskipun aku akan hancur. Dan kau nampak begitu bahagia dengan laki-laki brengsek aku. Hingga aku menerima tawaran Ibuku untuk dijodohkan dengan seorang gadis. Aku berusaha sedikit mengahapus kenangan-kenanga indah kita, merelakanmu dengannya Tapi apa yang terjadi? Laki-laki itu justru menjatuhkanmu dan mencapakanmu lalu meninggalkanmu dengan wanita yang sama sekali tak sebanding jika harus di adu denganmu. Laki-laki yang sangat bodoh. Di saat ada seorang laki-laki yang begitu mencintaimu dan mengaharap cintamu, dia justru menyia-nyiakannya. Aku hancur (y/n), hancur meliahatmu begitu terpuruk. Saat kau begitu terpuruk aku elbih parah dari itu. Rasanya seperti ingin mati meihatmu sakit. Saat aku ingin sedikit membuatmu melupakan kesedihanmu, kau menghilang. Aku bahkan tidak tahu harus mencarimu dima. Dan hari ini, hari ini (y/n) kita dipertemukan lagi oleh Tuhan. Apakah ini hanya kebetulan semata? Berkali-kali kita dijauhkan tapi akhirnya kita tetap saja bertemu kembali. Tak bisakah kau melihat bahwa ini pertanda dari Tuhan? Pertanda jika kita memng benar-benar di takdirkan untuk bersama. Aku ditakdirkan untukmu, dan begitu pula kau ditakdirkan untukku. Aku akan membuatmu bahagia (y/n). Kau bilang hanya aku yang mengertimu, hanya aku yang mampu memperlakukanmu dengan baik. Lalu apalagi (y/n)? Apalagi? Bahkan tidak masalah bagiku jika kau tak mencintaiku, asal kau mau memberiku kesempatan sekali saja untuk membuatmu kembali jatuh cinta padaku. Jika kau ingin bertanya bagaimana dengan kekasihku, tentu saja aku memlihmu. Karena sejak awal hatiku memang sudah milikimu. Tak perlu aku berfikir dua kali tentang hal ini. Hanya kau yang kucintai dan aku rela meninggalkan apa saja demi hidup bersamamu", lanjutku dengan terengah-engah.

Persetan dengan harga diri atau tidak kini aku benar-benar melelehkan air mata.

Untuk beberapa menit, suasana di mobil benar-benar hening. Aku hanya duduk terpekur, sibuk bergelut dengan perasaanku sendiri. Hingga akhirnya kurasakan jemari tanganmu menangkup kedua wajahku dan membimbingku untuk menatapmu.

"Terimakasih Jim", ucapmu terbata-bata dengan beberapa titik bening mengalir di wajahmu.

"Sekali lagi, aku sangat berterimakasih padamu, terimaksih karena telah begitu mencintaiku selama ini dan maafkan aku yang terlalu bodoh tak menyadari betapa baiknya dirimu. Sekali lagi maafkan aku", lanjutmu lagi. Kali ini seuntai senyum manis nampak menghiasi wajah indahmu.

Kugenggam pergelangan tanganmu dan mulai meremas jemarimu.

"Izinkan aku memperbaiki semuanya (y/n)"

"Hei, kenapa kau harus memperbaiki, ketika kau sama sekali tak pernah merusaknya?"

"Persetan dengan siapa yang bersalah (y/n). Ijinkan aku untuk memperbaiki atau apapun istilahnya, membangun dan memulai lagi denganmu. Berikan aku kesempatan (y/n). Entah apa alasanmu meutuskanku, tapi yang jelas aku yang salah karena tak mampu mebuatmu tetap jatuh cinta padaku".

Dan seperti mendapat durian runtuh ketika kulihat kau mengangguk kecil.

"Kuhargai usahamu Jim, tapi ini terlalu cepat bagiku. Jujur aku masih begitu terkejut dengan semua pengakuanmu yang dari dulu selalu mendadak".

"Jadi, bolehkan aku tetap menghubungimu?"pintaku penuh harap.

Sekali lagi kulihat kau mengangguk.

"Asal dengan konteks berteman terlebih dulu Jim, jangan terlalu terburu-buru dan memaksakan segala sesuatunya".

Lega sekali rasanya, dan aku bisa melihatmu masuk ke dalam kamarmu dengan senyum bahagia. Sangat bahagia.


TBC.

2 episode lagi cerita gaje ini kelar heheh MAapkan keabsurdannya. Mbak harap kalian selalu nungguin updetannya sebagaimana Mbak nungguin voment kalian. Love yu.

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang