wan

118 12 3
                                    

 still Bianca POV   

      Aku menatap keluar jendela. Memandangi hujan yang membasahi jendela apartment ku.

     Ah, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku, Bianca Kate Anderson. Panggil saja,Bianca. Umurku 19 tahun dan sekarang berkuliah di salah satu Universitas di Indonesia. Aku bukan orang Indonesia,melainkan orang asli Australia,sama seperti Luke.

    Tidak memiliki sesuatu untuk dikerjakakan maka aku pun beranjak ke dapur untuk membuat segelas chamomile tea. Cukup untuk sedikit merilekskan pikiranku.

     Setelah segelas chamomile tea yang kubuat jadi, aku beranjak menuju kamar. Kududukan diriku di kasur dan memiringkan tubuhku untuk mengambil macbook milikku. Setelah menyala, akupun segera membuka laman twitter dan instagramku. Mencoba mencari beberapa berita tentang konser 5SOS,band milik Luke dan kawan-kawan yang rencananya akan diselenggarakan minggu depan.

     Aku men-scroll timeline di laman twitterku dan muncullah sebuah foto yang seketika membuatku sesak. Foto miliknya bersama dengan pacar menawannya.

 Foto miliknya bersama dengan pacar menawannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


     Oh, rasanya sakit sekali. Seketika otakku memutar semua memori - memori lama ketika aku masih bersama dia. Kuteguk teh chamomile yang masih setia berada di genggamanku sekali lagi. Cukup untuk sedikit meringankan pikiranku. Untuk beberapa waktu aku hanyut dalam pikiran dan lamunanku sampai akhirnya dering ponsel milikku mengembalikanku ke dunia nyata.

     Setelah kulihat caller id  nya segera saja ku angkat.
*yg di bold itu si callernya ya yg biasa aja itu Bianca*

"Halo. Kenapa lo nelpon gue?"

"Santai mbak bule. Saya cuman mau ngajak ketemuan kok. Bzz bosen ni gue di rumah. Cafe biasa,ya?"

"Oke. 30 menit lagi gue nyampe ya,kalau gue telat lo tunggu ya,Gi."

"Siap deh. Buruan lho ya. Awas lama banget. Udah ah gua tutup. Bye"

     Tanpa menunggu jawaban dariku sahabatku satu-satunya di Indonesia yang bernama Anggita Laras Wurbatch atau yang akrab disapa Gigi langsung memutus sambungan telpon kami.

     Dengan segera,aku bangun dari kasur menuju walk in closet  milikku untuk memilih baju yang akan kukenakan ke cafe. Setelah beberapa menit memilih pakaian, pilihanku pun jatuh ke sebuah miniskirt warna navy blue dan cropped sweater warna putih.

     Setelah mengganti baju akupun segera memakai sneakers putihku dan berjalan keluar , mengambil tas selempang warna hitamku dan kunci mobil dalam perjalanan keluar. Tidak lupa aku juga mengunci apartment milikku.

remember • lrhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang