8. A Sky Full Of Stars

44 6 1
                                    

Bintang membantuku berdiri, kemudian menarikku mendekat.

"Aku tidak punya lagu yang cocok, tapi karena kamu suka sama bintang," Bintang melihat kearah langit, "Jadi, kupilih lagu tentang Bintang."

Aku dan Bintang masih diam, menunggu intro lagu itu selesai. Kemudian langsung melangkah kekanan dan kekiri tanpa benar-benar mendengarkan ketukan lagu.

'Cause you're a sky, 'cause you're a sky full of stars
I'm gonna give you my heart
'Cause you're a sky, 'cause you're a sky full of stars
'Cause you light up the path

I don't care, go on and tear me apart
I don't care if you do, ooh
'Cause in a sky, 'cause in a sky full of stars
I think I saw you

'Cause you're a sky, 'cause you're a sky full of stars
I wanna die in your arms
'Cause you get lighter the more it gets dark
I'm gonna give you my heart

I don't care, go on and tear me apart
I don't care if you do, ooh
'Cause in a sky, 'cause in a sky full of stars
I think I see you
I think I see you

'Cause you're a sky, you're a sky full of stars
Such a heavenly view
You're such a heavenly view

Selama berdansa secara asal bersama Bintang, aku tak henti-hentinya tersenyum akan perlakuannya kepadaku. Aku menatap kearah ratusan Bintang yang terlihat bersinar diatas kami. Bintang-bintang itu, saksi bisu kebahagiaan ku malam ini.

"Bintang-bintang itu, sekarang pasti benar-benar merasakan cemburu dan iri saat melihat kita berdansa," aku tersenyum.

Bintang hanya diam dan terus bergerak. Setelah berdansa, aku merasa sikap Bintang berubah canggung terhadapku. Tapi aku tidak peduli.

Berdansa bersama Bintang merupakan hadiah ulang tahun terbaik selama 18 tahun kehidupanku.

Aku dan Bintang tidur lebih awal kali ini, karena kami benar-benar kelelahan setelah seharian berjalan.

Bintang menyanyikan lagu twinkle twinkle little star untukku tanpa kusuruh lebih dulu. Bintang bilang, dia hanya ingin agar aku cepat-cepat tidur. Akan tetapi, pada akhirnya, Bintang lah yang lebih dulu tidur.

Aku menghabiskan sisa malamku melihat wajah tenang Bintang saat dia tertidur. Sebelum pada akhirnya akupun terlelap disampingnya.

Bintang bangun lebih dulu karena memang tidurnya lebih awal. Dia menangkap ikan seperti kemarin dan membakarnya untuk kami berdua, serta membuat pop mie untuk kami, dan aku tercengang tidak percaya saat Bintang bilang dia meletakkan termosku di api agar airnya panas.

Dia baru membangunkan ku saat semuanya telah matang. Kami makan dalam diam, Bintang tidak terlalu banyak bicara sejak kejadian tadi malam. Tapi dia tetap memperlakukan ku seperti biasanya.

Setelah mengganti perban kakiku, kami membereskan kemah kemudian kembali berjalan menyusuri sungai saat pukul 8.21 pagi.

Kami masih sering berhenti setiap beberapa saat karena kakiku terlihat semakin parah. Tapi, Bintang tetap membantuku berjalan meskipun sebenarnya aku hanya memperlambat perjalanan kami.

Saat sedang berjalan, samar-samar terdengar suara orang bicara. Aku dan Bintang saling berpandang-pandangan. Kemudian berjalan lebih cepat menuju sumber suara, setelah melewati banyak tanaman, dengan susah payah. Akhirnya kami berhasil ke tepian hutan.

The Star And The Firefly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang