6. Menjadi dekat

107 4 0
                                    

Flashback

"Kau akan pergi dengan Rose?"

Ashley hanya mengangguk-anggukan kepalanya lucu, lalu mendorong kakinya perlahan untuk memperlaju gerakan ayunannya. Taman bermain telah sepi mengingat sekarang sudah pukul 08 malam, hanya sebagian muda mudi kota dan beberapa penjual makanan ringan saja yang terlihat, musim dingin kali ini mencapai minus 15 derajat celcius, membuat beberapa sungai dan danau di kota london membeku, menyebabkan beberapa orang enggan untuk pergi dari perapiannya.

"Memangnya kenapa?"

Pria tampan itu menatapnya dalam, seperti ingin mengatakan sesuatu, namun ragu-ragu. Ia hanya berdiam tanpa niat untuk mengayuh ayunannya, menatap wajah cantik Ashley dari samping lebih menarik baginya. Beberapa helai rambut mahoganynya terbang tertiup angin kala ayunannya terbang keudara, meskipun tidak terlalu tiggi cukup untuk membuat senyum Ashley merekah. Sensasi melayang diudara dingin yang sangat disukainya.

"Kau menyayanginya?"

Ashley menatap langit malam, mengamati bintang-bintang yang berterbaran dilangit, kecil namun memancarkan cahaya yang menambah eksotisme alam.

"Tentu, ia sangat berharga bagiku. Seperti kamu" Ashley memalingkan wajahnya ke arah lawan bicaranya dan tersenyum lebar.

Pria itu tertunduk dan mengetuk-ngetuk ujung sepatunya ditanah yang memutih akibat tumpukan salju "Hanya saja.." Membuat Ashley menghentikan laju ayunannya dan menatap pria itu dalam, menanti pria itu menyelesaikan kalimatnya

"Hanya saja?" Tanyanya heran

Tiba-tiba pria itu tersenyum lebar dan menggeleng "Aku ingin mengajakmu makan Es krim"

"Kau serius? Di hari yang dingin ini kau ingin mengajakku makan es krim?"

"Percayalah, sensasinya akan sangat luar biasa! melebihi saat kau bermain ayunan dimusim dingin"

"Kau gila Tom!" Ucap Ashley dan kembali mendorong ayunannya, kali ini lebih tinggi diringi tawa

Meskipun ia mengatai sahabatnya Tom-Tommy Williams gila, tapi tentu saja ia percaya padanya. Tommy adalah sahabatnya sedari kecil, keluarga mereka adalah pemilik panti asuhan dimana ia tumbuh besar. Seperti saat pria itu mengajaknya bermain ayunan pada musim dingin di usia ke 10 nya. Kala itu Ashley hanya sendiri disudut kamarnya, semua saudara seumurannya sudah pergi meninggalkan panti karena di adopsi, hanya ia yang belum menemukan keluarga yang mau mengadopsinya. Tommy kecil masuk ke kamarnya dan menatapnya dalam, musim dingin kala itu tidak terlalu dingin, namun cukup membuat tumpukan salju di luar panti menumpuk setinggi mata kaki.

"Aku Tommy Williams, ayo berteman" Ajak Tommy kecil dengan riang, ia mengulurkan tangan kanannya pada gadis kecil yang meringkuk di ujing ranjang dengan selimut tebalnya. Seolah tersihir, gadis itu mengangguk dan tertular keceriaan Tommy kecil yang begitu menggemaskan. Dan seperti halnya saat itu ia percaya bahwa bermain ayunan di musim dingin akan sangat menyenangkan, ia juga percaya bahwa memakan es krim di musim dingin juga tak akan kalah menyenangkannya. Keluarga Williams sebenarnya adalah keluarga yang berada, keluarga mereka adalah keluarga yang sebagian besar menjabat sebagai anggota kepolisian dengan pangkat tiggi di london, ibunya adalah wanita yang dermawan pemilik banyak panti asuhan di london. Ia begitu heran ketika tau Tommy Williams ternyata adalah driver Mr. Steven Ed Morgan selama lebih dari 5 tahun.

Pernah Ashley menanyakan motivasinya bekerja sebagai driver sementara ia bisa saja masuk sebagai Anggota Polisi layaknya keluarga besarnya, Tommy hanya berujar "Wajahku terlalu imut jika bekerja sebagai polisi, para penjahat tentu akan mengira aku adalah anak-anak yang bermain dengan seragam polisi" membuat Ashley terbahak. Tommy Williams memang memiliki wajah tampan yang baby face, diusianya yang menginjak 29 tahun wajahnya masih terlihat cute seperti usia 20 tahunan saja.

Dear My Future,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang