Tiramisu

158 19 0
                                    

Hari ini pun aku melihatmu sedang tertawa bersama teman-temanmu dari kejauhan. Tertawa lepas tanpa tau malu. Tetapi tawamu itu yang bisa menghangatkan hatiku. Kau bercanda dengan teman-temanmu selayaknya anak kecil yang tak tau apa-apa.

Kau yang tak tau malu.
Kau yang jail.
Kau yang menyenangkan.
Kau yang ceroboh.
Kau yang aku cintai.

Aku mencintaimu, walaupun kau tak begitu peka, aku tak keberatan. Yang terpenting aku masih bisa disampingmu. Masih bisa melihat senyummu dan tawamu.

Tetapi sekarang sudah berbeda.

Aku hanya bisa melihatmu dari jauh. Setidaknya aku bisa melakukan sesuatu untukmu.

Untuk yang terakhir kalinya...

Semoga kau melihatnya.

Semoga kau datang.
.
.
Aku berjalan ke dapur sekolah dan menyiapkan bahan-bahan yang aku perlukan.

Aku mulai membuat sesuatu untuknya. Setidaknya untuk yang terakhir kalinya.

Setelah beberapa menit, akhirnya kue yang aku buat sudah jadi. Aku bisa mendengar suara pintu yang terbuka dengan cepat.

Apakah ia datang?

Senyumku mengembang saat ia benar-benar datang.

Dia berjalan ke arahku dengan tatapan tak percaya. Aku langsung menyodorkan kue yang tadi kubuat. Ia melihatku seperti ingin meminta penjelasan. Aku hanya menyodorkan tanpa mengatan apapun.

Walaupun terlihat sedih, ia menerima kue itu dan mulai memakannya.

"Enak." Katanya sambil menitikan air mata.

"Hehe... terimakasih, dengan begini janjiku yang lalu telah kutepati. Membuat kue tiramisu." Kataku sambil tersenyum.
.
.
.
Author POV

Seorang laki-laki berjalan ke daerah kuburan dan mendekati salah satu kuburan yang terlihat masih baru. Ia duduk di tanah tanpa memperdulikan celananya yang akan kotor.
Tak lupa ia menaruh bunga tulip di depan Batu nisan itu.

"Sudah lama sekali rasanya aku tak datang kesini. Aku tak menyangka kau akan mendatangiku. Ngomong-ngomong kuemu enak. Sepertinya tak sia-sia kau belajar membuat kue saat itu..." kata laki-laki itu sambil tersenyum paksa.

Ia menunduk dan terlihat air yang menetes dari matanya.

"Maaf... maafkan aku telah mengabaikanmu saat itu. Kalau saja.... kalau saja saat itu aku tau itu terakhir kalinya aku bertemu denganmu. Aku tak akan..."

Lagi-lagi Laki-laki itu memberi jeda untuk terisak.

"Kalau kau disini kau pasti akan berkata "itu bukan salahmu!" Atau... "jangan sedih" dan... "tenang saja... aku disisimu." Sambil tersenyum. Tetapi kau tak disini lagi." Kata laki-laki itu masih menunduk sambil meremas kedua tangannya.

Laki-laki itu mengangkat wajahnya dan membersihkan batu nisan itu sekilas lalu tersenyum.

"Terimakasih. Aku akan sering datang sekarang. Dan kau boleh pergi ke surga. Tetapi jangan lupakan aku ya." Kata laki-laki itu tersenyum lembut.

Ia akhirnya bangkit berdiri dan berjalan menjauh.

.
.
.
.
(Tiramisu bisa diartikan "ijinkan aku pergi kesurga.")
.
.
.
.
.

C

IEEEEH ADA YANG NYIAPIN TISU XDD
Nggak la rasanya. Nggak terlalu menyentuh bgt dr pada yang sebelumnya X9.

Udah lama aku kepikiran ma cerita ini, jadi... buat aja. Apalagi aku buat pas challenge di aurhor party ituch = ̄ω ̄=

Yang paling gampang di cerita ini adalah... nggak perlu mikirin nama hahaha ( ̄∀ ̄)

Okeh nantikan cerita sad storynya lagi ya... udh banyak kepikiran, tapi ngetiknya itu lo hahaha XDD

Sad Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang