Author's POV
"Nis, gue duluan deh, bosen disini." Ucap Diva.
"Yeee songong amat lo, yodah sono pergi." Balas Nisa. Tanpa pamit ke Hazel, Diva beranjak pergi dari kantin, Dan bergegas kembali ke kelasnya.
'Jadi, yang tadi itu gebetannya Nisa? Pantesan tadi dia bilang kalo dia panas ngeliat gebetan jalan ama orang lain. Ternyata beneran punya gebetan, toh.' Batin Diva.
"Dorrr!" Teriak Ryo dari balik dinding saat melihat Diva berjalan sendirian. Sedangkan Diva yang memang tidak terkejut hanya mendengus kesal.
"Apa lagi?" Tanya Diva dengan mimik wajah kesal.
"Wajah lo kalo lagi ngambek lucu ya. Andaikan waktu itu gue ga ninggalin lo, hehe." Curhat Ryo sambil tertawa tidak jelas. Diva tanpa banyak omong segera meninggalkan Ryo lagi.
"Gila, jutek amat sih ama mantan!" Teriak Ryoㅡlagiㅡdari belakang Diva. Sedangkan Diva tetap berjalan ke kelasnya.
"Div, tadi lo dicariin Lila tuh." Ujar Aulia saat melihat Diva masuk ke kelas.
"Kapan?" Tanya Diva sambil merebahkan dirinya dikursi kelas.
"Udah daritadi sih. Katanya ntar jam 11 an disuruh ke ruang band." Jawab Aulia sambil memakan keripik kentangnya.
"Ooh, oke. Makasih ye." Ujar Diva sambil tersenyum manis.
"Senyum lo biasa aja napa, Div. Kaga heran banyak cowo yang demen sama lo. Sampe mantan lo aja ngejar ngejar lo lagi." Celetuk Aulia setelah menelan keripik kentangnya.
"Idih." Cibir Diva setelah mendengar kata 'mantan'.
"Idih napa Div? Gitu-gitu kan Ryo mantan terbaik lo ye nggak??" Aulia tetap menggangu Diva.
"Apaan dah, gue nggak nganggep dia mantan kalee" jawab Diva.
Disaat Aulia dan Diva sedang ngobrol,
Nisa berdiri di ambang pintu kelas sambil merengut. Diva yang melihat sahabatnya seperti itu langsung beranjak dari kursi dan menghampirinya."Oi Nis, ngapa muka lo asem gitu?"
Tanya Diva. Nisa terdiam sejenak."Hazel minta nomor lo, tuh" balas Nisa sambil menatap Diva sinis.
"Hah? Yang bener lo?" Tanya Diva seakan nggak percaya.
"Haha, gue serius, Div. Kasih gih nomor hape lo ke dia." Tanpa basa-basi, Nisa langsung pergi meninggalkan Diva.
"Eh, Nis! Woi!!" Diva kerap kali memanggil Nisa yang menghiraukannya.
"Gila.. keren juga ya lo, Div. Ckck." Celetuk Aulia sambil terkikik pelan dan menatap Diva.
"Kenapa?" Tanya Diva heran.
"Berani banget nikung sahabat lo sendiri. Dia udah suka sama Hazel dari awal kelas 10, tau. Tapi si Hazel ga peka sama Nisa." Jelas Aulia sambil membersihkan tangannya menggunakan tissue basah. Sedangkan Diva hanya menundukkan kepalanya.
"Tapi kan gue gasuka sama Hazel.." Jawab Diva pelan sambil termenung.
"Ya tapi kan Hazel suka sama lo, oneng." Ujar Aulia lagi sambil berjalan keluar kelas. Sekarang tinggal Diva sendirian didalam kelas.
'Duh, Nisa. Gue kan ga minat buat nikung lo. Lagian gue juga gaada perasaan sedikitpun sama Hazel.' batin Diva sambil meremas roknya.
KRIIIINGG
Bel pulang sekolah berdering.
Dan Diva harus datang ke ruang Band."Permisi," ucap Diva sambil membuka pintu ruang Band.
"Eh, elo rupanya, ayo kita latihan!" Ujar Randy dengan penuh semangat. Padahal biasanya anak itu tidak pernah begitu semangat, namun, hari ini mungkin adalah hari yang spesial baginya.
"Eh.. iya iya." Ucap Diva lesu. Tentunya hal ini dikarenakan kesalahpahaman Nisa terhadap Diva.
"Lesu amat, Div. Napa emangnya?" Tanya Lila.
"Nggak." jawab Diva singkat.
"Yakin? Kalo lo gak enak badan gausah ikut latihan dulu gapapa." Ujar Lila sambil memegang jidat Diva.
"Nggak kok, serius. Gue gapapa." Terang Diva sambil tersenyum tipis.
"Nisa mana?" Tanya Diva sambil mengedarkan pandangannya keseluruh ruang band.
"Tadi dia nangis sambil maen keyboard gitu. Gajelas banget. Serem njir." Jawab Lila sambil tertawa kecil. Sedangkan Diva hanya diam saja.
"Maen dulu, yuk." Ajak Diva sambil berjalan ke arah sofa yang ada dibagian pinggir ruang band untuk mengambil gitar listriknya yang ada diatas sofa itu.
"Oke, Rafi! Mau maen apaan nih?" Tanya Lila sambil sedikit berteriak karena ruang band saat itu masih agak ramai.
"Terserah lo aja. Gue ngikut." Jawab Rafi tanpa menengok sedikitpun ke arah Lila.
"Dasar, Diajak ngomong nengok dikit kek." Umpat Lila sambil memasang wajah jutek.
"Lupain aja. Lo mau pake drum?" Tanya Diva sambil menunjuk drum ditengah ruang band.
"Iya. Duet mau nggak?" Tawar Lila sambil mengambil stik drumnya yang terletak dimeja samping sofa.
"Boleh." Jawab Diva sambil mengangguk semangat seolah tidak ada apa-apa yang terjadi padanya.
Beep~ beep~
"Div, handphone lo bunyi tuh." Tegur Lila sambil menunjuk handphone Diva yang ada di sofa.
"Oh iya, Bentar, yah." Pamit Diva sambil mengambil handphonenya yang diatas sofa.
"Halo?" Sapa Diva saat sambungan telpon sudah tersambung.
"Div, bisa pulang sekarang nggak? Mama mau nengok nenek, nih. Nanti dirumah kalo nggak ada orang kamu nggak bisa masuk rumah." Jawab Mama Diva dengan nada sedikit tergesa-gesa.
"Hmm.. yaudah deh. Udah ya, ma." Ujar Diva dengan nada sedikit lemas sambil memutuskan sambungan telpon.
"Nyokap?" Tanya Lila santai.
"Iya. Gue balik dulu, ya. Sorry banget nggak jadi duet. Besok gue usahain deh." Jawab Diva sambil meminta maaf.
"Hahaha, ga papa kok santai aja. Ati-ati yah." Ujar Lila sambil melambaikan tangannya ke Diva saat Diva bergegas pergi keluar ruang band.
"Iyaa, dah." Jawab Diva sambil melambaikan tangan dan segera keluar ruang band. Dia segera melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah dengan sedikit cepat.
"Eh, baru mau pulang?" Diva hanya terdiam beberapa saat ketika mendengar seseorang mengajaknya bicara dari belakang. Dia segera menengok kearah belakang.
'Aduh..' batin Diva sambil menghela napas.
"Iya. Udah ya, gue balik duluan. Bye." Pamit Diva sambil melangkahkan kakinya lagi lebih cepat ke arah halte bus. Untung saja saat dia hampir sampai, bus jurusan ke rumahnya sudah merapat ke dekat halte. Diva segera berlari ke arah bus agar tidak tertinggal.
"Tunggu woi!!" Teriak 2 orang laki-laki sambil berlari ke arah bus saat pintu bus akan ditutup.
-tbc
Udah lumayan yang baca cerita ini..
Tapi ga ada komen/vote satupun ... (。ŏ_ŏ) whyyyy
KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.P.E (Hold On Pain Ends)
RomanceNaik ke kelas 11 tidak menghalangi Diva untuk tetap ngeband. Diva adalah seorang gitaris dan vokalis di band sekolah. Diva tidak pernah menyukai laki-laki dengan mudahㅡtentu saja! Karena Diva bukan cewek gampanganㅡ. Namun semua berubah ketika Diva m...