BAB 2

376 19 0
                                    


Tempat tinggal Keluarga Flood juga seganjil penghuninya.

Dari jauh, rumah itu tampak biasa. Namun, dari dekat bangunan itu sama sekali tidak biasa. Keluarga itu tidak tinggal di sebuah istana besar yang gelap dan menakutkan di Transylvania Waters seperti saudara-saudara mereka, melainkan di sebuah negara yang biasa-biasa saja, di kota yang biasa-biasa saja, dan di sebuah jalan yang biasa-biasa saja, di sebuah rumah dengan kebun di bagian depan dan belakang. Namun, rumah Keluarga Flood terlihat agak berbeda. (Penyunting bahasaku menyarankan untuk menyebutkan nama kota tempat Keluarga Flood tinggal. Tetapi aku menolak usulnya sebab kamu mungkin akan merasa lebih aman karena tahu bahwa keluarga itu tidak tinggal di dekatmu - dan tentu saja, kira semua tidak menginginkannya, kan? Dan kalau kamu ternyata memang tinggal di kota yang sama dengan keluarga itu, kamu mungkin akan mengganggu mereka. Kemudian, mereka akan mengubah kamu menjadi katak. Dan mungkin orangtua kamu akan menuntutku, kecuali jika kamu merasa

menjadi seekor katak merupakan sebuah perbaikan nasib. Hal itu bukan disebabkan oleh pagar tumbuhan yang mencoba mencolek kalian saat kalian lewat dan juga bukan karena kebun mereka yang tumbuh sangat subur sampai-sampai kita tidak dapat melihat rumah keluarga itu. Hal itu bukan karena selalu ada tiga gumpal awan hitam yang senantiasa menggantung di atas rumah tersebut, bahkan pada hari yang cerah sekali pun, atau karena kehadiran kelelawar vampir berukuran besar yang menggantung pada setiap pohon yang ada. Dan yang pasti, bukan karena Keluarga Flood bersikap jahat kepada setiap orang. Mereka tidak jahat. Kalau saja orang-orang tidak terlalu takut untuk meminta, Keluarga Flood pasti akan dengan senang hati meminjamkan mesin pemotong rumput mereka (kalau ada) atau memberikan semangkuk gula. Ketika Keluarga Flood membeli rumah itu, keadaannya sama saja dengan rumah- rumah lain yang ada di jalan itu. Ada sebuah kebun yang terpangkas rapi di depan dan petak-petak tanaman bunga yang indah di bagian belakang. Pintu depan rumah itu dicat merah dan jendela-jendelanya mempunyai kerai yang berwarna terang dan kaca yang bersih berkilau.

Satu-satunya hal yang tidak diganti oleh Keluarga Flood adalah pintu depan. "Warna merah darah yang menawan," kata Mordonna, "tetapi yang lain harus diganti."

Keluarga itu mengecat ulang kerai-kerai jendela menjadi hitam dan menambahkan sarang laba-laba dan bangkai- bangkai lalat. Mereka juga mencabuti seluruh tanaman bunga yang menutut mereka jelek dan menanam semak berduri dan tumbuhan berdaun tajam. Mereka mengancam akan mengecor seluruh halaman dengan beton jika kebun itu tidak berhenti tumbuh. Keluarga itu juga mengubur teman-teman maupun saudara-saudara mereka yang sudah mati atau yang setengah mati di kebun belakang dan melatih gerbang depan untuk mengusir tamu yang tidak diundang.

Orang-orang biasanya memilih untuk menyeberang jalan daripada harus melewati gerbang itu. Tukang pos memasukkan surat ke dalam kotak surat dengan bantuan penjepit barbecue yang panjang setelah kotak surat itu menelan jam tangannya mentah-mentah.

Di bawah rumah, Keluarga Flood membuat labirin raksasa yang terdiri atas ruang-ruang bawah tanah dan terowongan- terowongan yang panjangnya dapat mencapai ratusan meter ke semua jurusan. Lantai terbawah rumah itu terletak jauh di bawah tanah sampai-sampai kita dapat merasakan panasnya pusat Bumi. Kita bahkan dapat memanfaatkan lantainya yang panas untuk menggoreng telur.

Keluarga itu menanam pagar tumbuhan yang tinggi, tebal, dan kelihatan mengerikan di sekitar kebun agar terbebas dari gangguan orang-orang yang usil. Namun, hal itu tidak terlalu arnpuh. Kita akan lihat nanti. Keluarga Flood merupakan keluarga bahagia yang saling menyayangi. Menurut mereka, rumah mereka sudah sempurna. Yang menjadi masalah adalah orang lain.

Kebanyakan orang tidak menyukai segala sesuatu yang berbeda. Mereka ingin semua orang memiliki benda-benda seperti yang mereka miliki - jenis mobil yang sama, televisi layar lebar yang sama, pemanggang daging yang sama, dan anak-anak yang besarnya sama. Kemudian, mereka dapat

pergi ke tako swalayan dan merasakan hal yang sama; bercerita tentang acara TV yang mereka tonton semalam, dan ke mana mereka semua akan pergi berlibur.

Pada kenyataannya, hidup tidaklah sesederhana itu. Diam- diam, kebanyakan orang ingin memiliki benda yang persis sama dengan orang lain-hanya sedikit lebih baik. Mereka ingin mobil yang sedikit lebih mewah dengan kekuatan mesin yang sedikit lebih besar. Mereka ingin anak mereka bersekolah di sekolah yang sedikit lebih bagus, dan mereka ingin mempunyai uang sedikit lebih banyak. Dan mandi spa yang belum pernah dirasakan oleh para tetangga mereka.

Jadi sebenarnya, setiap orang merasa iri terhadap orang lain. Kecuali Keluarga Flood. Mereka bahkan tidak mempunyai mobil. Jika ingin pergi ke suatu tempat, mereka kadang terbang dengan gagang sapu berkekuatan turbo yang mampu membuat mereka melaju sangat cepat sehingga orang biasa tidak dapat menangkap mereka dengan mata, atau kalau tidak, mereka biasanya berjalan kaki atau naik taksi. (Kamu pernah kan merasa melihat sesuatu di sudut matamu tetapi

ketika menengok, kamu tidak menangkap apa-apa? Yah, itu berarti salah seorang anggota Keluarga Flood baru saja lewat. Bahkan jika kamu memiliki mata di belakang kepala yang tidak pernah berkedip, kamu tetap tidak dapat melihat Keluarga Flood yang sedang lewat karena mereka bergerak lebih cepat dari cahaya.)

Keluarga itu, selain Betty, tidak pernah bepergian naik bis karena penumpang lain akan mengeluh tentang aroma mereka -yang sebenarnya tidak terlalu buruk, hanya agak aneh, seperti perpaduan aroma bunga mawar, merica, dan bau anjing basah.

Jika ingin menikmati mandi spa, mereka tinggal menanggalkan pakaian, berdiri di kebun belakang, dan membiarkan ketiga gumpalan awan hitam memancurkan air hujan ke atas tubuh mereka. Air hujan yang turun tidak terasa dingin seperti yang biasa kalian maupun aku rasakan, melainkan air hangat - bahkan mengandung sampo dan bahan pelembut rambut.

Sampai sekarang, mereka tetap tidak memiliki televisi. Jadi, walaupun para tetangga berpikir bahwa Keluarga Flood aneh, menakutkan, berbeda, dan tidak pernah mengundang mereka untuk menghadiri acara minum kopi pada pagi hari atau pesta-pesta Tupperware, barangkali keluarga itulah yang paling bahagia di antara mereka semua. Keluarga itu, selain si sulung, Valla, tidak perlu bekerja sebab mereka telah memiliki segalanya tanpa harus bekerja.

To Be Continue~~

Keluarga Flood: Tetangga Yang Menyebalkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang