Greet

9 0 0
                                    

Motor gue melaju dengan pelan memasuki parkiran kampus. Tempat favorit buat parkir ada di bagian pojok, entah apa yang ada dipikirkan memilih tempat yang jauh banget dari pintu masuk dan keluar.

Gue letakkan helm di kaca spion, tangan kiri dengan otomatis mendekat ke arah mata

"09:30"
"Anjir, gue telat"

Bruk bruk suara kaki berjalan dengan cepat, lantai pertama sudah dilewati. Berlanjut ke lantai kedua, disana ada sekumpulan cewe yang duduk di pinggiran tangga. Jujur aja, paling males banget kalo ngelewatin sekumpulan cewe "Sendirian". Gue menarik nafas pelan-pelan, tangan kiri merapihkan rambut yang daritadi acak-acakan.

Bruk suara kaki menginjak tangga pertama menuju lantai dua, tatapan fokus ke depan, dengan sendirinya melarang mata-mata ini buat melirik cewe-cewe yang duduk disana. Dan akhirnya bisa melewati sekumpulan cewe-cewe itu.

Sekarang badan gue tepat berdiri tegak di depan kelas 22.02.01.

Gue pun mendorong gagang pintunya. "Assalamualaikum" ucap dengan keras.

"Wallaikumsalam" balas mereka.

Suara langkah kaki berjalan ke arah dosen dengan tatapan senyum. Sedikit mata ini melirik sekumpulan para perusuh di pojok kelas, dengan ekspresi cengir mereka seperti mengatakan "Mampos kena omel lu". Gue hanya membalas dengan senyuman "Liat nih The power of Sweetest Smile"

"Anu bu maaf saya telat" ucap tegas dengan senyum yang begitu lebar.

"Kebiasaan ya tiap mata kuliah saya kamu selalu telat Abhisheva Pahlevi. Yaudah gapapa, sana duduk" balas dosen.

"Hah? Makasih bu" nyengir gue kepada kumpulan para perusuh di pojok kelas.

"Bu kok si Sheva ga diomelin? Saya telat 5 menit diomelin" Teriak anak-anak cowo di pojok kelas.

Tapi dosen itu cuek, seakan tidak ada yang bicara

Gue berjalan ke arah mereka dengan jari membuat tanda peace

"Faktor muka kayanya" Ucap ngeledek

*plakk plakk

Badan gue yang kerempeng ini jadi bulan-bulanan mereka hahaha.

Gue menaruh tas di bagian pojok kelas tepat di samping jendela. Jujur aja, pojok samping jendela adalah spot favorit. Gue bisa melihat taman dengan pepohonan yang rindang, para mahasiswa lain yang duduk-duduk, jika beruntung bisa cuci mata juga haha.

Hampir tiap pelajaran dimulai dengan menghabiskan waktu melamun menatap keluar jendela. Walaupun lebih banyak dihabiskan melamun tapi nilai akademi tiap mata kuliah gapernah menyentuh Nilai D.

*You have a new message*

Tangan gue bergetar. Gw hiraukan getaran itu lalu melanjutkan kembali menatap keluar jendela.

*You have a new message*

Bergetar lagi untuk yang kedua kalinya.

Mungkin ini pesan penting, Bergegas membuka isi pesannya. Ternyata dari pacar gw Shana Vati.

*Masss Sheva, nanti makan siang aku tunggu di kantin ya, di Mang Udin*

Mang udin adalah tukang nasi goreng di kampus ini, gue dan Shana udah akrab dengan beliau karena beliau humoris dan enak diajak ngobrol.

*Iyaa sayanggg, ini dikit lagi selesai kok*

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang