prolog

207 8 1
                                    

Hari ini hari bebas, Anya datang ke sekolah hanya untuk menyelesaikan semua berkas-berkas yang ia perlukan untuk masuk SMA nanti. Ya, Anya baru saja lulus dari SMP. Dengan nilai yang cukup tinggi, dia optimis bisa masuk ke SMA Tunas Harapan sekolah favorit di kotanya sebagaimana yang dia mimpikan selama ini.

Setelah cap 3 jari dan menandatangani beberapa berkas, Anya pergi ke taman sekolah.

Duduk sendiri dibangku taman menunggu seseorang. Lalu tiba-tiba ada yang menutup matanya dari belakang.

"Rio, udah deh, aku tau ini kamu. Lepasin ah." Kata Anya sambil berusaha melepaskan tangan dimatanya itu.

"Hohoho, aku bukan Rio. Aku ini malaikat pelindungmu Anya." Jawab si pemilik tangan itu dengan suara agak dibuat-buat.

"Riooo..." Akhirnya Anya berhasil melepaskan tangan itu. Dan ternyata benar tebakannya. Itu Rio, pacarnya beberapa tahun terakhir selama di SMP.

"Hehe, Anya tau aja ah." Kata Rio cengengesan.

"Tau lah, lagian kamu nyamarnya jadi malaikat pelindungku sih. Kan aku jadi tau kalo itu kamu. Kamu kan emang malaikat pelindungku Yo." Kata Anya menampilkan senyum paling manisnya.

"Ahh kamu bisa aja." Rio tersipu malu.

"Nya, pulang yuk. Sekolah udah sepi banget gini lagian juga kan?" Ajak Rio.

"Ayuk deh, tapi makan dulu yuk. Aku laper Yo." Kata Anya setengah merajuk.

"Haduuuhh, emang dasar si gembul. Pipi udah tembem tuh. Makan melulu sih." Ejek Rio.

"Yeh, aku kan gak gendut Yo, cuman emang dasarnya pipi aku chubby aja. Lagian kan ini udah jam makan siang." Jawab Anya.

"Iya, iya ayo. Aku juga lagian cuma bercanda kok. Tempat makan biasa ya?"

Mereka pun berjalan beriringan menuju tempat motor Rio diparkirkan. Lalu pergi menjauhi sekolah menuju restoran biasa tempat mereka makan. Dengan balutan seragam putih-biru mereka tidak menghilangkan kesan romantis diantara mereka berdua. Usia hubungan mereka juga sudah lumayan lama. Hampir 3 tahun. Walaupun mereka kadang-kadang suka berantem gara-gara sama-sama cemburuan. Tapi kelihatannnya mereka bisa melewati itu semua tuh. Rio sayang banget sama Anya. Begitu juga Anya.
*****

"Jadi, kamu rencananya mau masuk SMA mana Yo?" tanya Anya sambil menyantap steak yang ia pesan tadi.

"Gak tau. Liat aja nanti. Nilaiku kan gak besar, mungkin di sekolah biasa. Yang jelas pasti gak bisa satu sekolah lagi sama kamu." Kemudian hening sesaat diantara mereka.

"Kamu jadi kan masuk SMA Tunas Harapan sesuai mimpi kamu dulu?" lanjut Rio lagi.

"Yo, asalkan bisa terus sama kamu, aku rela kok gak masuk SMA itu. Alah, gak peduli lah dengan statusnya yang sekolah favorit itu. Toh yang penting gimana akunya. Belajar dimanapun sama aja kan? Aku mau masuk ke sekolah yang ada kamunya aja Yo. Aku gak terlalu pengen di Tunas Harapan lagi lah." Jawab Anya sungguh-sungguh.

"Nya, kamu gak boleh gitu. Kamu gak boleh nyingkirin cita-cita kamu cuma gara-gara aku. Sayang nilai kamu Nya kalo disia-siain gitu aja. Lagian coba deh kamu bayangin gimana kecewanya orang tua kamu nanti?" kata Rio berusaha bijaksana.

"Yo, sekolah itu favorit atau enggak kan cuma pencitraan aja. Kalo akunya bodoh ya sama aja bohong sekolah disitu." Kata Anya lagi.

"Tapi kan kamu gak bodoh. Kamu pinter. Trus apalagi alesan kamu buat gak sekolah disitu? Gak ada Anya sayang. Kalo aku jadi kamu, aku gak akan sia-siain nilai yang lumayan tinggi itu. Kaya kata kamu dulu, metik bintang itu gak bisa kalo lompatnya gak pake trampolin, trampolin itu gunanya buat bantu kamu lompat tinggi dan meraih bintang. Inget? Nah, SMA favorit yang kamu pilih nanti itu yang akan jadi trampolin untuk bantu kamu melompat setinggi-tingginya meraih cita-cita kamu." kata Rio sambil memegang kedua tangan Anya.

"Tapi aku gak sanggup kalo gak ada kamu......" jawab Anya lirih.

"Anya, kalo aku ada waktu dan kamu ada waktu pasti kita bisa ketemu kok." Jawab Rio.

"Tapi kan pasti susah Yo... Aku takut kehilangan kamu. Aku mau SMP terus aja." Seru Anya manja.

"Udah ah, jangan kaya anak kecil. Apapun keadaannya aku akan terus ada dihati kamu.

Dan kamu udah jadi pemilik tunggal hati aku. Kamu gak perlu takut kehilangan aku. Suatu saat aku hilang dari kamu, aku pasti kembali. Cinta selalu tau jalan pulang. Karna hati kamu itu rumahnya cinta aku, pasti aku gak akan berada jauh terlalu lama dari kamu. Aku janji sayang." Kata Rio tulus.

"Tapi nanti kalo kangen gimana?" tanya Anya polos.

"Jaman sekarang kan udah canggih, sms, mms, video webcam, facebook, twitter, YM. Udah tenang aja. Kalo kangen pengen ketemu bisa janjian kok. Udah jangan terlalu dipikirin Nya." Jawab Rio

"Yo, aku sayang banget sama kamu." Bisik Anya.

"Aku juga sayang banget sama kamu Nya." Balas Rio.

Hari itu berakhir dengan sebuah pelukan hangat dari Rio. Mereka berdua akhirnya pulang. Rio mengantar Anya sampai rumah. Walaupun rumah mereka berlawanan arah tapi

Rio selalu bersedia mengantarkan Anya kemanapun. Yang penting dia tau bahwa perempuan yang sangat dicintainya itu sampai ditujuan dengan selamat.

Sesampainya di rumah Anya.

"Yo, masuk dulu?" kata Anya menawarkan.

"Enggg, nggak, gak deh Nya. Udah siang banget, aku langsung pulang aja." Jawab Rio.

"Masuk dulu lah, ketemu mama, kan udah lama gak ketemu." Bujuk Anya

"Iya deh, tapi aku abis itu langsung pulang ya Nya." Kata Rio.

"Iyaaa, ayo."

"Udah motornya taro situ aja." Lanjut Anya lalu melangkah ke dalam rumah.
*****

"Assallamuallaikum... Mah, Anya pulang." Teriak Anya di depan pintu.

"Waallaikum sallam. Udah pulang sayang?" jawab mama sambil mengelus lembut rambut putrinya.

"Iya mah, tadi aku udah selesai dari jam 11 sebenernya. Tapi terus aku makan dulu sama Rio." Kata Anya.

"Ohh iya gak apa-apa. Rio masuk dulu, tante baru selesai bikin kue tuh. Yuk, cobain."

"Ahh, gak usah tante. Gak usah repot-repot. Aku mau langsung pulang aja."

"Loh kok buru-buru banget?" tanya Mama.

"Iya udah siang tante, aku tadi bilang sama mama cuma sebentar ke sekolahnya. Takut nanti mama nyariin aku. Lagian aku cuma mau anter Anya aja kok." Jawab Rio.

"Aduh, jadi ngerepotin kamu ya, Anya dianter-anter segala. Yaudah deh, salam buat mama kamu ya Yo."

"Iya tante, aku pamit ya. Nya, aku pulang." Pamit Rio.

next

only yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang