empat

66 6 0
                                    

Sudah sejam lebih Rio menunggu Anya di dalam mobilnya. Tapi tampaknya urusan gadis itu dengan pendaftaran sekolah barunya masih belum selesai juga. Buktinya sampai saat ini dia masih belum juga kembali ke mobil. Jam 10 tepat. Rio mendesah bosan. Akhirnya Rio turun dari mobil dan menuju kamar mandi sekolah itu untuk buang air kecil.
Keluar dari kamar mandi secara tidak sengaja Rio menabrak seorang laki-laki seusianya yang membawa lumayan banyak map. Beberapa kertas terjatuh dan basah karena tersenggol Rio.

"Yaaahhh, berkas gue." Umpat anak laki-laki itu kesal.

"Sor... Sorry... Gue nggak sengaja." Kata Rio meminta maaf sambil membantu memunguti kertas milik anak laki-laki berkulit putih setinggi telinganya ini.

"Huft, untuk bukan formulirnya. Untung cuma foto kopian." Desah anak laki-laki itu lega saat melihat kertas yg basah tadi.

"Sorry ya sekali lagi. Emm gue ganti gimana? Kalo penting gue foto kopiin lagi deh. Lo tunggu sini aja." Kata Rio agak merasa bersalah.

"Enggak, nggak usah repot-repot. Nggak penting kok. Nanti juga abis dari toilet gue bisa foto kopi lagi sendiri." Jawab anak laki-laki itu terburu-buru.

"Tapi lo mau tolongin gue nggak?" tanya anak laki-laki itu tiba-tiba.

"Apa?" Rio balik bertanya.

"Tolongin pegangin dulu dong, gue kebelet banget nih. Thanks ya." Kata anak laki-laki itu cepat sambil menyerahkan mapnya ke tangan Rio.

Rio dengan sigap menerimanya lalu tersenyum geli dengan ekspresi anak laki-laki itu. Bukan termasuk kategori ganteng seperti Rio, tapi wajahnya bisa membuat orang yang berada di dekatnya tersenyum. Cukup manis. Ada sesuatu dari anak laki-laki itu yang bisa membuat orang nyaman di dekatnya walaupun baru pertama kali bertemu, tipikal orang yang disenangi banyak orang.

Rio melihat cover depan map itu, disana tertulis nama Nathan Adi Prawirya. Mungkin nama anak laki-laki tadi. Rio menunggu anak itu di depan kamar mandi.

"Sorry ya ngerepotin." Kata anak laki-laki itu mengejutkan Rio saat tiba-tiba keluar dari kamar mandi.

"Nggak kok." Jawab Rio sambil tersenyum.

"Thanks banget loh." Kata anak laki-laki itu lagi.

"Sama-sama, sekalian tanggung jawab kertas yang gue bikin basah tadi lah. Hehe." Kata Rio tertawa kecil.

"Ahh lebay lo. Calon anak sini juga?" tanya anak laki-laki itu.

"Bukan, gue nganterin doang. Pacar gue yang daftar disini." Jawab Rio agak mantap.

"Oh gitu, oh iya kenalin gue..." kata anak itu terpotong oleh Rio saat menjulurkan tangannya.

"Nathan kan? Gue Rio." Kata Rio menyambut uluran tangan Nathan.

"Kok tau?" tanya Nathan heran.

"Itu di map lo ada namanya." Jawab Rio santai.

"Oh iya. Hahaha kirain lo bisa ngeramal. Baru aja gue mau minta di ramal keterima apa enggak di sekolah ini." Kata Nathan dengan tawa yang mengundang siapapun yang mendengarnya untuk ikut tertawa juga.

Terdengar samar-samar lagu Paradise, ternyata handphone Rio yang berbunyi. Terlihat nama dan foto Anya yang muncul di layarnya. Rio mengangkat telfonnya.

"Iya Nya kenapa?"

"Kamu dimana Yo? Aku udah di depan mobil tapi kamu enggak ada."

"Aku di toilet, oke aku balik ke mobil sekarang." Jawab Rio lalu memutuskan sambungan telfonnya.

"Gue duluan ya, sorry nih kertas yang basah tadi." Kata Rio menepuk bahu Nathan.

"Oke, sip. Slow aja kali." Jawab Nathan santai.

only yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang