Naga Kembar

61 2 0
                                    

Hummer ini ternyata jenisnya beda dari biasanya, dalamnya sangat luas dan terasa seperti mobil mewah. Terdengar mesin menderu dengan hebat, hingga jarum speedometer bergetar pada 230km/h tak mampu naik lagi. Jalanan yang tadinya sepi sekarang mulai ramai berlalu lalang kendaraan di kanan-kiri mobil yang mereka naiki. Keempat Hummer itu berkejar-kejaran membelah lautan kendaraan dengan sirine yang memekak telinga. Mereka semakin masuk ke dalam kota dimana terlihat jelas perbedaan atmosfir dari tempat-tempat sebelumnya. Semakin jarang rumah-rumah penduduk tergantikan oleh bangunan-bangunan megah dengan warna yang berkisar antara abu-abu dan hitam.

"Hei adik pemuda, siapa namamu?" tanya orang yang dipanggil Kappasus kepada pemuda penyelamatnya itu sambil menyuntikkan cairan berwarna biru terang ke lengannya dengan nafas yang mulai tidak tersengal-sengal.

"Oh iya maaf, sampai hamba lupa memperkenalkan diri pada Kapten. Margaku bernama Zhao, namaku Xiao Long." Pemuda itu membalas.

"Apalah itu panggil kapten segala, kan sudah kubilang tak usah formal-formal. Dan apa pula itu nama tidak kah kau punya nama yang wajar?" Seisi mobil tertawa mendengar pernyataan si Kapten.

"Oh baik tuan, maaf. Nama Indoku Peter Madari Wangsono, tapi tuan bisa panggil Peter Zhao atau A'Cho."

"Oh baiklah, aku panggil kau Peter saja! Sersan ambilkan sebotol Scotch dan dua gelas kosong!" Perintah Kapten itu kepada salah satu tentara yang berada di mobil yang sama.

Sersan yang duduk dekat pintu segera beranjak dan membuka bagasi diatas tempat ia duduk. Bagasi itu berwarna hitam dengan kenok emas, begitu dibuka ternyata lemari es yang menyimpan lebih dari 10 macam liquor. Ia mengambil satu botol liquor yang bentuknya segilima dan dua gelas kaca, lalu memberikan kepada Kapten itu.

Si Kapten menerima botol Scotch di tangan kiri dan memegang dua gelas kosong di tangan kanan yang selanjutnya diberikan ke Peter satu gelas. Peter menerima dengan keheranan apa yang hendak Kapten lakukan. Air muka Peter masih menampakkan keheranan saat gelasnya dituangi scotch hingga hampir 4/5 terisi.

"Hei kalian prajurit dengarkan, karena adik Peter telah menyelamatkan nyawaku kali ini, maka aku akan mengangkat saudara dengan dia, kalian jadi saksinya!" Teriaknya kepada seluruh prajuritnya yang dibarengi dengan riuhnya sorakan dan tepuk tangan.

"Ha angkat saudara?" Pikirnya dalam hati takut kalau ia menyinggung perasaan si Kapten.

Si Kapten mengambil pisau tempur dari paha kirinya, lalu menyayat telapak tangannya sedikit. Ia menaruh tangannya yang terluka diatas gelas yang terisi scotch hingga darahnya menetes beberapa kali dan bercampur. Ia berteriak "Aku yang bermarga Abdinagoro, bernama Gery Bayu. Dengan ini bersumpah akan mengangkat saudara, senang dibagi, susah ditanggung, hidup dan mati bersama!" Lalu menyodorkan pisaunya kepada Peter.

Air muka Peter tak karuan antara bingung dan takut. Akhirnya ia menyanyat telapaknya dan melakukan hal yang sama seperti Gery seraya berteriak "Aku yang bermarga Zhao, bernama Xiao Long. Dengan ini bersumpah akan mengangkat saudara, senang dibagi, susah ditanggung, hidup dan mati bersama!"

"Nah mari kita bertukar scotch!" Kata Gery sambil menyodorkan gelasnya untuk ditukar.

Peter memberikan gelasnya dengan tangan kiri dan tangan kanannya menerima gelas dari Gery. Lalu keduanya toast dan meminum bersamaan diiringi sorak dan tepuk tangan dari seluruh penumpang.

"Kita telah menjadi saudara jika kau ada kesusahan bilang saja, kakakmu ini akan membantu dengan maksimal, akur?" Kata Gery sambil menepuk pundak Peter.

"Dengan senang hati Kap.. eh Kak Gery!" Jawab Peter dengan senyum paksaan dicampur air muka kebingungan.

Umur Peter dan Gery sebenarnya tidak terpaut jauh hanya 4 tahun saja. Gery adalah Kapten Pasukan Khusus termuda yang pernah diangkat oleh Jayasena Corps. Ia menjadi Kapten karena memiliki kemampuan luar biasa dibanding prajurit lain sejak umurnya 16 tahun. Berbeda dengan Gery, Peter adalah pemuda lugu dan tenang. Peter tidak memiliki kemampuan dibidang militer, tapi dalam ilmu sastra dan seni, ia adalah jempolan.

Pembawa Pesan : Legenda Pendekar Singa Padang PasirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang